Musim semi, di mulai dari pertengahan bulan Maret. Suhu ringan yang menyegarkan. Waktu yang ideal untuk menyaksikan bunga Sakura, Forsythia, Magnolias dan Lilacs bermekaran - tentunya nanti saat puncak musim semi, bukan saat ini.
Saat ini adalah saat yang tepat untuk berjemur menatap langit cerah. Seorang gadis surai panjang tergerai sesekali diterpa angin musim semi. Matanya sedikit menyipit memberi kerut kecil pada ujung mata ketika memandang puncak gedung di hadapannya. Mencoba melawan sinar matahari pagi yang menyinari kota ini.
Senyum lebar terpatri diwajah dengan tangan putih berjemari lentik terangkat seolah hendak meraih sesuatu di langit- meski sebenarnya untuk menghalangi sinar matahari- apapun itu, sepertinya dia tengah menikmati sesuatu, terlihat dari cukup lama dia melakukannya.
Choi Bitna, Mahasiswi tingkat 2 jurusan Broadcasting dan entertainment di Cyber University yang nyaris saja mengajukan cuti kuliah karena masalah paling klasik di piramida kehidupan manusia - ekonomi. Bisa dibilang dia bukan dari keluarga yang cukup berada, dia harus berusaha keras untuk memenuhi biaya hidup dan kuliahnya di kampus bergengsi itu.
Gadis ini berusaha mati-matian mendapatkan beasiswa untuk duduk di kampus itu. Dia cukup pintar dan tekun demi cita-citanya menjadi seorang sutradara.
Namun tidak semua masalah selesai dengan mendapatkan beasiswa. Jelas dia harus berusaha lebih keras untuk biaya hidup sehari-hari di kota besar. dimana harga kamar kos atau sebuah apartment kecil sekalipun sudah sangat menguras dompet.
Untungnya sebuah agensi membutuhkan staff tambahan untuk mengurus para idol mereka. Karena bantuan dari kenalan yang merupakan salah satu PR manager di agensi tersebut, Bitna mendapat Kesempatan magang sebagai staff Video editor.
Dan hari ini adalah hari yang paling dinanti setelah sebulan dia bekerja disana, saking excited-nya gadis itu terus menatap langit biru cerah berawan putih yang masih bergumpal cantik seperti kapas dengan terik matahari pagi. Tanpa disadari seorang ikut memandang langit mengikuti arah gadis ini menatap.
"Kau sedang melihat apa?" tanya suara wanita yang berdiri tepat di samping Bitna.
"Uang" gumam sang gadis dengan senyum yang semakin melebar tanpa sekalipun melepaskan pandangan dari puncak gedung ini.
"Uang?"
Ulang wanita itu kebingungan.
kenapa melihat uang ke atas? Bukankah biasanya kita melihat uang ketika terjatuh di bawah? Wanita itu masih bergumam dalam pikirannya sambil sekali melihat ke bawah dan kembali melihat ke atas.
Wanita itu masih terus menatap langit sedangkan Bitna seketika tersadar, otaknya menyadari dia menjawab pertanyaan untuk siapa tadi dan terkejut menatap wanita yang entah dari mana asalnya sudah berada disampingnya sambil ikut menatap langit.
"Mi- mianhe*"
(*Mianhe : Maaf)
"Hahahah kau tau, aku benar-benar mencari uang yang kau maksud" ucap wanita itu merutuki kebodohannya sendiri sambil tertawa renyah.
Perlu beberapa detik untuk mata Bitna membiasakan diri dengan cahaya yang berubah agar dapat melihat sosok wanita dihadapannya dengan jelas. Saat matanya telah terbiasa barulah dia bisa menangkap jelas wanita berkulit putih dengan rambut coklat melebihi bahu dan bibir merah yang mencolok ditengah kulit dan kemeja putihnya. Bisa dibilang warna rambut coklat mereka sama persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavel Up : Game [✓]
FanfictionJeon Jungkook, telah menyadari bila selama ini Menyukai salah satu Hyung nya dengan cara yang berbeda itu adalah sebuah kesalahan. Matanya terbuka dan berusaha mencari jati diri dari orientasi seksual nya. Tanpa dia sadari keberadaan seorang gadis...