Malam sudah menyelimuti Seoul beberapa jam yang lalu. Gedung agensi yang penuh dengan karyawan berlalu lalang sudah mulai sepi menyisakan beberapa dari mereka yang masih lembur. Begitupun Jungkook yang baru saja selesai berolahraga diruang gym - salah satu fasilitas agensi- dengan ransel menggantung dibahu lebarnya dia berjalan di lobi menuju lift.
Mata rusanya mendapati Bitna dengan sekantung plastik pergi menuju gedung timur yang masih direnovasi. tempat dimana Bitna selalu menyendiri dan diam-diam mencuri waktu mengerjakan tugas kuliahnya.
Sejujurnya rasa lelah setelah aktivitas latihan hari ini membuat Jungkook ingin segera kembali ke dorm dan bertemu kasur empuknya tapi niat itu teralihkan memilih untuk mengikuti kemana gadis itu berlalu.
Mengawasi dari jarak cukup jauh Jungkook menyaksikan bagaimana gadis itu hanya duduk terdiam sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dibawanya. Sampai kaleng bir terakhir dan menyadari tidak ada yang tersisa membuatnya mengumpat kecil kenapa tidak membeli lebih banyak tadi.
Tak
Jungkook meletakan beberapa kaleng bir lagi tepat di samping Bitna.
“Masih kurang?” tanya Jungkook membukakan satu kaleng bir untuk Bitna.
“hmmm kamshahamida.” Bitna menerima dan meminumnya sekaligus.
“Aku minta maaf..” ucap Jungkook setelah menyamankan duduknya di samping Bitna dengan sedikit jarak. Bitna hanya menatap sekilas wajah itu sebelum Jungkook menjelaskan lagi “..soal Haecul”
“Ya, sudah seharusnya kau minta maaf” ketus Bitna sebelum kembali memalingkan wajah ke depan. Menatap ruangan kosong yang terbentang tanpa penerangan didepan keduanya.
“Tapi.. nyatanya kau tidak salah apapun. Cepat atau lambat Haecul akan tau dan kami akan bertengkar karenanya. Hanya menunggu waktu saja” tutur Bitna dengan nada yang berbeda. Jungkook mengangguk dengan perlahan.
“Cuma berkatmu itu terjadi lebih cepat!” tambah Bitna lagi. Gadis ini memang tidak berniat membiarkan Jungkook lolos dari rasa bersalahnya. Membuat pria Busan ini tersenyum geli.
“Apa yang salah dengan bernyanyi?" Tanyanya setelah terdiam beberapa saat. "Aku tidak melihat pekerjaan ini salah”
“Tidak ada yang salah dengan bernyanyi” jawab Bitna. “yang salah hanya.. Choi Bitna yang bernyanyi”
Mata gadis itu bergetar seolah mencari setitik perasaan nyaman saat mengungkapkan kesalahan yang entah dimana letaknya itu yang tertangkap oleh Jungkook.
“Hanya dengan bernyanyi, aku bisa menyakiti seseorang. Membuat luka seseorang kembali basah dan terbuka. Itulah kenapa aku bernyanyi dalam diam”
Dalam diam, bahkan kalimat itu dirasa memiliki makna yang sangat pedih bagi Bitna saat mengatakannya. Jungkook melihat betapa cerianya wajah gadis ini saat bernyanyi dan betapa indah suara lembut Bitna saat bernyanyi.
Tapi dia seperti seorang penyanyi yang kehilangan mic nya, seperti putri duyung yang kehilangan suaranya karena menyelamatkan sang pangeran.
“Aku suka bernyanyi.” jujur Bitna “tapi aku lebih menyukai Haecul. Tidak mau menyakiti hati Haecul lebih dari ini”
Deg
Haecul?
Sedikit gemuruh terasa di dada Jungkook saat mendengar pengakuan Bitna tadi. Sebuah pengakuan bila Bitna menyukai Haecul dan entah kenapa itu sedikit menyesakan.
“Karena impian bodohku menjadi penyanyi. Haecul harus kehilangan orang yang dicintainya. Setelah itu aku berjanji untuk menggantikan orang itu. menjadi orang yang dicintai Haecul”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavel Up : Game [✓]
FanfictionJeon Jungkook, telah menyadari bila selama ini Menyukai salah satu Hyung nya dengan cara yang berbeda itu adalah sebuah kesalahan. Matanya terbuka dan berusaha mencari jati diri dari orientasi seksual nya. Tanpa dia sadari keberadaan seorang gadis...