"CIKOO! PIKOO! BOO! Sini makan yok," teriak seorang gadis.
Gadis itu tampak berjalan kesana-kemari untuk mencari tiga pemilik nama yang ia sebutkan itu. Ia menepuk dahinya, "Udah dicariin kemana-mana tapi tetep aja nggak kelihatan." gumamnya.
"Bi Idaaaaa!" panggilnya pada asisten rumah tangga.
"Ada apa Nak?"
Untuk panggilannya, gadis itulah yang meminta asistennya untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'Nak'. Ia merasa aneh jika dipanggil 'Non'.
"Kucing-kucing Nadin nggak tahu kemana, pada nggak muncul."
Bi Ida mengulas senyum tipisnya, "Kayaknya lagi tidur di halaman belakang, mereka suka istirahat di sana."
"Oh gitu ya, Bi. Boleh tolong bawain mereka nggak? Nadin mau kasih mereka makan, Nadin lagi malas jalan." gadis itu mengerucutkan bibirnya membuat Bi Ida terkekeh pelan.
Sifat manja gadis itu sangat ia maklumi, karena sudah terbiasa. Ia menjaga gadis itu sudah sejak lama.
Nadin duduk di sofa, menunggu keadatangan Bi Ida dan para kucingnya. Baru saja memejamkan matanya untuk menikmati wangi di ruang tamunya, tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk seseorang.
Nadin berdecak sebal, "Ck! Siapa sih, yang ngetuk pintu? Udah tahu gue lagi mager!" gerutunya namun tak urung gadis itu berjalan membuka pintu rumahnya.
Ketika pintu rumahnya terbuka, ia merotasikan matanya dengan sangat malas. Orang yang sama.
Di depannya, berdiri seorang laki-laki dengan tubuh tinggi, wajah tampan, dan mata yang bulat. Cowok sang pemilik senyum lebar yang manis, membuat sebagian kaum hawa yang melihatnya menjadi terpesona. Penampilannya yang sangat cool, tubuh proporsional, hidung mancung, dan entah bagaimana lagi menggambarkan fisik cowok itu.
Cowok itu tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapih.
"Mau ngapain lo?" tanya Nadin malas.
Tanpa berniat menjawabnya, cowok itu langsung menerobos masuk dan duduk di sofa yang tadi Nadin duduki. Hal ini sudah sangat biasa bagi seorang Nadin Alfiza. Cowok itu akan selalu berulah di rumahnya.
"Geser, itu tempat gue."
Cowok itu melihat ke arah Nadin lalu menyengir. "Mau ngajakin lo jalan-jalan."
"Nggak ah, gue capek. Mending naik motor." balas Nadin acuh membuat cowok itu mendatarkan ekspresinya.
"Emang naik motor, Nadin sayang."
"Biasanya nih, kalau lo manggil gue dengan embel-embel sayang tuh, lo pasti ada maunya nih." selidik Nadin.
"Ya iya lah ada maunya, mau ngajakin lo jalan, 'kan?"
Nadin menyimpan telunjuknya didagu seraya berpikir. "Emm.... Gimana ya..."
Beberapa detik kemudian Bi Ida muncul dengan ketiga kucing gadis itu, membuat Nadin memasang wajah sumringahnya.
"CIPIBU!" ia memang sering mempersingkat nama ketiga kucingnya. Gadis itu bertepuk tangan girang.
"Aye aye! Ciko Piko Boo, makan dulu ya," ucapnya senang.
"Bi, boleh bawa kucing-kucing ini ke kandangnya nggak? Gara-gara mereka saya dikacangin sama Nadin." ucap cowok itu.
"Enak aja lo! Gue mau kasih mereka makan," balas Nadin sengit. Ia tidak akan membiarkan kucingnya kelaparan hanya karena seorang cowok.
"Lama-lama tiga kucing lo itu gue bunuh juga, Nad." sahutnya lagi semakin membuat gadis itu menggeram.
"Tadinya gue mau nemenin lo, tapi kayaknya nggak jadi deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVAN SANJAYA | FRIENDZONE
Action"Asal lo bahagia, gue juga bahagia, Van." "Maaf karena gue nggak profesional sebagai teman." __________________________________________________ "Aku cinta sama kamu, Nay." "Kenapa takdir jahat?" __________________________________________________ "Ad...