"L-lo nembak dia?"
Anggukan kepala dari Novan membuat hatinya sakit. Hal ini terulang kembali? Nadin pernah menemani cowok itu ketika ditolak oleh gadis pujannya. Saat mengetahui Novan menyukai gadis lain, hatinya sangat sakit. Dan ketika ditolak, Nadin yang membantu Novan untuk sembuh.
Tapi sekarang? Haruskah hal itu terulang kembali? Dan ketika perasaannya sudah semakin besar untuk Novan? Kenapa status persahabatan selalu menghalangi perasaannya?
Ingin sekali rasanya Nadin menangis saat ini juga, tidak sanggup mendengar bahwa laki-laki yang ia cintai kini sudah menjadi milik gadis lain.
"Lo sebahagia itu, Van, karena jadian sama Nayla? Lo belum pernah kayak gini sebelumnya,"
"Congrats, buat sahabat gue, karena udah jadian sama gadis pujaan hatinya." ucap Nadin.
Novan menatap dirinya dengan bingung, "Kenapa lo nangis? Lo nggak seneng ya?"
Dengan cepat Nadin menggelengkan kepalanya. "Enggak, ini tuh gue kelewat bahagia aja, makanya mau nangis. Akhirnya lo bisa bersama dengan gadis pujaan lo." senyumnya di akhir sangat manis dan menenangkan bagi Novan, tapi tanpa cowok itu tahu bahwa senyum itu adalah sebuah luka besar.
Tanpa gadis itu sadari, air matanya mengalir semakin deras. Novan bisa melihat itu dan membuatnya semakin merasa takut.
Ada apa dengan sahabatnya?
"Kok lo malah nangis kejer sih, Nad? Jangan bikin gue panik deh,"
Nadin menghapus jejak air matanya lalu tersenyum meski bersamaan dengan senyumnya, setitik kristal bening itu kembali jatuh. "Enggak, gue bahagia banget. Nggak terasa kita udah gede, dan lo udah nemuin cinta dihidup lo." alibinya.
"Asal lo bahagia, gue juga bahagia Van. Sekarang giliran gue, gue mau cari cowok ganteng juga." ucap gadis itu berusaha keras menutupi kesedihan yang melanda dirinya.
"Sebenarnya nggak apa-apa sih, tapi harus dengan persetujuan gue. Lo nggak boleh asal milih cowok."
"Lo cosplay Papa gue?"
Novan menyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapih. Novan memang sejak dulu seperti itu, berlaku posesif kepada Nadin. Semua cowok yang ingin mendekati gadis itu akan menjauhi Nadin karena ulahnya. Novan merasa tidak suka jika melihat sahabatnya bersama dengan cowok lain.
"Novaaaaaaan!" teriak Nadin seperti biasanya.
Beberapa menit kemudian Novan keluar dari rumahnya dan hal itu membuat Nadin bingung. Tidak biasanya sahabatnya itu berpenampilan rapih.
"Tumbenan amat lo rapih kayak gini, mana wangi bener!" ucap Nadin mengendus bau parfum yang digunakan Novan, itu bukan wangi parfum biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVAN SANJAYA | FRIENDZONE
Action"Asal lo bahagia, gue juga bahagia, Van." "Maaf karena gue nggak profesional sebagai teman." __________________________________________________ "Aku cinta sama kamu, Nay." "Kenapa takdir jahat?" __________________________________________________ "Ad...