10. Cemburu

2 4 0
                                    

Nadin membuka matanya perlahan, menyesuaikan sedikit pencahayaan yang ada di ruangan itu. Ruangan ini terlihat gelap, hanya ada lampu kecil yang tepat berada di atas kepalanya.

Kaki dan tangannya diikat, beruntung mulutnya tidak diberi lakban. Matanya menangkap sesosok laki-laki bertubuh tinggi. Penglihatannya masih sedikit buram jadi tidak bisa mengenali dengan baik. Ditambah dengan orang itu memakai masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

Ringisan pelan dari Nadin tidak didengar oleh orang itu. Dan dari penglihatan Nadin, orang itu sedang memainkan ponselnya, buktinya benda persegi itu kini sudah ada di telinganya.

"Bos, gimana? Kayaknya nih cewek bentar lagi sadar,"

"..."

"Oke," sambungan telepon terputus dan orang itu berbalik.

Melihat orang itu yang hendak melihat ke arahnya, Nadin langsung memejamkan matanya, tidak ingin ketahuan jika dirinya sudah sadar. Ia akan menunggu siapa orang yang disebut 'Bos' oleh laki-laki itu.

Laki-laki itu mendekat ke arah Nadin, memperhatiakn wajahnya lekat. "Cantik banget, tapi gue lebih sayang nyawa." setelah berucap laki-laki itu terdengar menghela napas.

Nadin bernapas lega, ia pikir orang itu akan menyentuh dirinya. Namun diluar dugaannya, laki-laki itu bahkan menjaga jarak darinya.

Tidak berselang lama seseorang datang dan langsung berbicara pada laki-laki itu. "Gimana? Udah sadar?"

"Belum, dari tadi dia masih bobo cantik tuh." tunjuknya dengan mengendikkan dagu ke arah Nadin. Mata gadis itu tertutup, namun telinganya mendengar dengan baik.

Laki-laki yang baru saja datang itu terdengar seperti melangkah mendekati Nadin.

"Bos, lo culik dia buat apa sih? Nyulik doang, nggak mau diapa-apain!"

"Cuman sebagai umpan, dia berguna banget buat gue." jawabnya.

"Umpan-umpan, lo kata hewan lo kasih umpan!"

"Dia bahkan lebih rendah dari hewan!" jawabnya dengan geram.

Laki-laki itu tampak menjauh. "Musuh lo siapa sih? Penasaran gue,"

"Cewek ini dekat sama Novan, dan sangat berpengaruh buat cowok itu."

Mendengar nama Novan, Nadin langsung membuka matanya. Belum ada yang menyadarinya, gadis itu ingin kembali berucap namun ia urungkan karena cowok itu masih melanjutkan kalimatnya.

"Novan bakalan datang ke sini, kalau tahu cewek ini sama gue."

Nadin tahu apa yang harus ia lakukan, "Jangan!" cegahnya dengan nada yang tidak biasa, karena melihat cowok itu yang akan menghubungi seseorang.

Kedua cowok itu berbalik, Nadin sama sekali tidak bisa mengenalinya karena mereka sama-sama menggunakan masker hitam.

"Jangan ganggu Novan, dia lagi bareng Nayla. Kalau lo mau, lo bisa bunuh gue tapi jangan pernah ganggu Novan." entah apa yang gadis itu pikirkan tapi ia memiliki maksud dibalik perkataannya. Ia tidak tahu apa yang terjadi kedepannya tapi ia tidak akan membiarkan penculiknya itu mengganggu Novan dan Nayla.

"Nayla? Pacarnya?" tidak tahu keberanian dari mana hingga Nadin menganggukkan kepala.

"Kalau gitu, lo culik Nayla juga."

"Jangan!" ucap Nadin cepat.

"Lo siapa ngatur-ngatur gue?"

"Gue bilang Novan lagi sama Nayla, jangan ganggu mereka! Novan baru aja bahagia karena cintanya dibalas, jadi lo jangan jadi pengganggu deh."

NOVAN SANJAYA | FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang