Thea benar-benar mengabaikan Idza. Terserah, dia mau mengoceh seperti apa. Toh, dia tinggal berlalu saja seolah tidak ada apa-apa bukan?
"Kau serius akan pergi ke festival, Thea?" Roscy terbang di atas kepala Thea. Tangan mungilnya mengambil rambut Thea yang keperakan. Peri itu bisa merasakan rambut Thea yang halus seperti kumpulan benang perak.
"Ya—aku serius." Jawabnya pelan. Lagi pula, Thea selama 17 tahun ini hanya terkurung di kastil Cenora. Dimana 5 tahun terakhir ia harus mendekam atara hidup dan mati.
"YOSHA! AKHIRNYA AKU BISA JALAN-JALAN!" Thea kaget melihat Roscy yang seketika sumringah saat mendengar jawabannya.
"Memang selama ini kau tidak jalan-jalan?"
"Aku terbang," jawab peri kecil itu, asal.
"Hei! Aku tidak sedang bercanda!"
TOK TOK TOK.
Tepat sebelum Thea mengumpat lebih jauh kepada Roscy, pintu kamarnya diketuk. Roscy langsung siap bersembunyi di balik salah satu pajangan sambil terkikik.
"Hahaha, berhentilah mengomel terus menerus Thea. Kau seperti nenek-nenek!"
Thea melayangkan tatapan sinis pada Roscy.
"Permisi nona, saya ingin menyampaikan pesan dari tuan duke." Alis Thea terangkat sebelah, sepertinya ini menarik. Pikirnya.
"Ya, silahkan masuk."
Lyn masuk dengan kepala tertunduk di hadapannya. "Emh, Nona. Tuan duke berpesan agar anda turun ke ruang makan malam ini. Tuan duke juga menanyakan mengapa nona tidak ikut makan bersama tadi pagi."
Sebuah seringai tipis terukir di wajah Thea. Baru sekarang duke bajingan itu peduli dengan dirinya? Oh, setelah ia dengan begitu heroik dan bodoh meminum racun demi duke, baru ia akan berbuat baik dengan anak haramnya yang satu ini?
"Kau jawab apa?"
"Maaf, nona?" Lyn mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Thea.
"Ya, kau jawab apa mengenai aku yang tidak ikut sarapan tadi pagi."
"Ah," Lyn sedikit bereaksi. Kepalanya terangkat hendak menatap Thea. Namun cepat-cepat ia kembali menundukkan kepalanya. "Saya hanya menjawab kalau nona kemungkinan terlalu lelah untuk turun ke bawah." Thea menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Lyn.
"Hm, jawabanmu lumayan bagus."
"Terimakasih nona, sudah seharusnya menjadi tugas saya untuk melayani anda."
"Baiklah, kalau begitu sampaikan pada duke atau pada Albert, kalau aku sedang tidak berminat untuk ikut makan bersama malam ini. Katakan saja kalau aku ingin tidur cepat."
"Nona—"
"Kerjakan saja seperti yang aku perintahkan." Thea melirik Lyn dari sudut mata hitam permatanya yang berkilau. Membuat pelayan itu tidak bisa berkutik sedikitpun.
"Baik nona, maafkan saya."
"Ah ya, satu lagi. Ketika kau keluar dari kamar ini, jangan usik aku sampai pagi nanti. Mengerti?"
Lyn menganggukkan kepalanya. "Ya, Nona Thea."
"Bagus."
Selang beberapa detik, Lyn melangkahkan kakinya keluar dari kamar Thea. Gadis itu mengulas senyum senang saat pintu benar-benar tertutup sempurna setelah Lyn keluar dari kamarnya.
"Roscy—"
"HWA! Kita tidak perlu khawatir untuk pergi jalan-jalan ke festifaaaaaal—" peri kecil itu terbang dengan decakan gembira yang keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
deForsaken
FantasyHistorical - Fantasi Mungkin, bagi beberapa orang menjadi seorang lady dari kediaman ternama merupakan berkah dari Dewa. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Anthea Nyx De Cenora. Seorang anak haram dari Duke Cenora. Kisah Thea mungkin sedikit tragis...