deForsaken [7] - Pertunangan (4)

157 23 0
                                    

"Aku—tidak mau pergi."

Suara Thea yang bergetar hebat saat itu terus terngiang-ngiang di dalam kepala Albert. Juga tatapan sendu nonanya.

"Albert."

Ah, kalau saja ia tidak menggantikan orang lain untuk mengurus nonanya, mungkin gadis kecil itu akan lebih baik dari sekarang.

"Albert."

"Ah—y ... ya Tuan Muda?" Dihadapannya, Arnold menatap dengan dingin. Diam-diam, Albert menahan nafas. Sikap Arnold benar-benar mirip seperti duke sewaktu muda.

"Kau ... melamun?"

"Maafkan saya tuan muda," tukasnya. Lagi-lagi Albert harus menahan nafas karena Arnold masih menatapnya dengan dingin.

"Lupakan itu, Albert, Arnold." Egeus yang diam-diam memerhatikan kelakuan Albert akhirnya angkat bicara di balik lembaran kertas.

"Lain kali cobalah fokus. Kalau kau sakit, kau boleh beristirahat, Albert."

"Ya, tuan."

Suasana kembali hening sebentar. Sebelum akhirnya Arnold menyodorkan beberapa lembaran kertas pada Albert. "Albert, kau bisa membuat janji dengan beberapa penjahit? Suruh penjahit itu datang ke istana untuk menemui Putri Leonorah. Biar Sang Putri sendiri yang memilih gaunnya." Pak tua itu menganggukkan kepala.

Sebernarnya Albert dari tadi menimbang masalah tadi pagi yang terpampang dengan jelas di depan matanya. Apalagi kalau bukan masalah Thea.

"Ah ya, Tuan Duke—"

Egeus mengangkat kepalanya dari lembaran kertas.

"Nona Thea bilang, dia tidak mau ikut pesta." Albert mengatakannya dengan sedikit ragu. Entah, pilihannya benar atau salah.

"Kenapa? Dia tidak cukup hanya dengan satu gaun?" ketus Duke.

Albert menggeleng dalam hati. Bagaimana cara untuk menjelaskannya?

"Terserah apa yang mau dilakukan oleh anak itu, Albert. Yang penting, acara untuk Putri Leonorah harus terlaksana dengan baik." Arnold ikut menimpali, walau tatapan matanya tak beranjak sedikit pun dari lembaran kertas.

"Bu-bukan masalah itu, Tuan Duke." Nafas Albert tercekat. Walau ia telah bekerja puluhan tahun di posisi ini. Juga walaupun ialah orang terlama yang melihat duke dari kecil sampai sekarang, ia paling tahu persis, bahwa Egeus paling benci dibantah.

"Jangan memikirkan hal yang tidak penting, Albert. Diam dan fokuslah. Biarkan anak itu. Jangan sampai keberadaannya membuat kinerjamu menurun."

"Ya—Tuan."

Mungkin mengajak tuannya Egeus berbicara sekarang mengenai masalah itu bukanlah hal yang baik.

Ya, mungkin.

Satu hal yang Albert yakin mengenai keputusannya adalah mengusir pelayan tadi pagi yang menyiram Nona Thea. Setidaknya dengan keluarnya pelayan itu, pelayan lain akan berfikir dua kali untuk mengusik nona mudanya.

Albert pastikan 3 hari.

3 hari dari sekarang, pelayan itu akan angkat kaki dari kastil. Dan untuk sementara, biar dia sendiri yang mengurus nonanya.

[deForsaken]

"Haha! Bagus sekali Thea! Aku suka dengan pak tua itu!" Roscy tentu saja bersorak-sorak gembira ketika mendengar bahwa pelayan menyebalkan itu diusir oleh Albert.

"Hm, tidakkah menurutmu pelayan itu kasihan? Dia kehilangan pekerjaan, Roscy."

Kedua belah mata peri itu mendelik segaligus mencebik sebal. "Thea! Berhentilah memikirkan orang lain yang tidak berguna! Kalau aku berada di posisimu, pelayan itu sudah kucabik-cabik dengan garpu."

deForsakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang