Besok hari pertunangan Arnold.
Itu artinya Thea bisa melihat putri Leonorah.
"Aku penasaran, secantik apa Putri Leonorah yang sangat kau banggakan itu," sindir Roscy pada Thea yang tak henti-hentinya memandangi jendela loteng yang lumayan kecil dengan antusias.
"Ya, aku juga penasaran--" gadis kecil itu menangkupkan kedua belah tangannya ke pipi.
"Haa? Kalau kau belum pernah melihatnya, bagaimana kau bisa menyebutnya sangat cantik?" sindirnya sekali lagi.
"Roscy, mungkin seluruh perempuan di kerajaan ini akan bersedia menukar apapun demi berada di posisi Putri Leonorah."
Roscy hanya menatap Thea dengan pandangan tak percaya. Sekarang Thea baru benar-benar terlihat seperti anak kecil 12 tahun yang memimpikan dirinya menjadi putri. Yah, walau Putri Leonorah memang seorang putri.
"Aku pernah dengar dari pelayan, kalau--Putri Leonorah itu sangat cantik dan anggun sekali," lanjut Thea.
"Seluruh putri bangsawan memang anggun. Itu yang dinamakan etiket." Lagi-lagi peri kecil itu membantahnya.
"Mampu menguasai ilmu pedang dasar, pandai, cantik dan--ah, putri luarbiasa sekali." Roscy memutar bola matanya dengan jengah. Sudahlah, berbicara dengan seseorang mengenai idolanya hanya akan membuatmu sakit kepala.
"Wah! Itu kereta kerajaan!"
Drak drak drak drak.
Iring-iringan kereta kerajaan terlihat sangat menyilaukan di kastil ini. Terutama sebuah kereta kerajaan yang paling besar dan menyolok. Warnanya emas dan merah muda. Sangat cantik.
Tak.
Grkkkkkk.
Salah seorang penjaga pintu kastil membuka gerbangnya lebar-lebar. Iring-iringan kereta itu masuk dan berhenti, tepat di hadapan Duke, Albert, kedua kakaknya dan para pelayan yang sudah menyambut di depan pintu kastil.
Dari atas loteng, Thea bisa melihat itu semua. Untung saja Roscy memberitahunya perihal loteng tak terpakai ini. Jendela loteng, mampu menjangkau hampir seluruh taman utama. Sementara kamarnya hanya menampilkan pemandangan pinus yang berada di belakang kastil.
"Lihat! Lihat Roscy! Kakak menunggu Putri Leonorah di depan pintu kereta!"
Ya, langsung mengambil posisi di depan pintu kereta kerajaan saat kereta itu berhenti. Dengan anggun, pintu kereta terbuka dari dalam. Memunculkan sosok Putri Leonorah yang mampu membuat Thea girang sepanjang hari hanya dengan menghayalkan tentangnya.
"Aaaa! Putri Leonorah cantik sekali!" Roscy sampai harus menutup telinganya karna jeritan Thea. Saat peri kecil itu membuka mata, tak bisa dipungkiri bahwa Putri Leonorah benar-benar cantik.
Rambutnya berwarna cokelat muda dan di tata ke atas dan sebuah tiara cantik bertengger di kepalanya. Gaunnya elegan, berwarna merah muda lembut tak terlalu banyak hiasan. Jangan lupakan juga senyum sang putri yang tak lepas dari awal sampai akhir.
"Kalau kau benar-benar mengidolakannya, kenapa kau tidak turun saja agar kau bisa puas memandang wajahnya," ujar Roscy.
Wajah girang gadis itu langsung berubah sebal mendengar perkataan Roscy. "Kalau boleh, aku pasti sudah berlari ke sana!" rengutnya sebal sejaligus sedih.
Kalau saja—hubungannya dengan duke dan kedua kakak laki-lakinya tidak begini, mungkin saja Thea akan berada di sana. Menggunakan gaun indah walau tak seindah gaun putri, melakukan salam hormat para bangsawan pada sang putri, bahkan, mungkin ia bisa berbicara langsung dengan sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
deForsaken
FantasiHistorical - Fantasi Mungkin, bagi beberapa orang menjadi seorang lady dari kediaman ternama merupakan berkah dari Dewa. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Anthea Nyx De Cenora. Seorang anak haram dari Duke Cenora. Kisah Thea mungkin sedikit tragis...