(Name) menatap pelabuhan pulau jaya dengan mata kosong, berusaha keras menyembunyikan gejolak emosi di dalam dirinya.
Tahan. Belum saatnya, (Name). Pikirnya sebelum melirik ke arah Luffy yang sudah antusias ingin menjelajah.
"(Name)! Ayo ikut!" Serunya ceria sambil melambaikan tangan. Di sampingnya sudah ada Zoro dan Angela yang sedari tadi menatapnya sinis sambil menempel pada Zoro.
"Chotto, kalian!" Seru Nami lalu turun dari kapal dan memukul kepala Luffy. "Dengar, Luffy. Kita disini bukan untuk bertualang tapi untuk mencari informasi, mengerti?" Omel Nami.
Luffy mengangguk. "Wakatta."
Angela memasang wajah Sweatdrop seakan tak percaya ucapan Luffy sementara (Name) hanya memperhatikan sebelum ikut turun, berdiri di samping Luffy.
Begitu mulai berjalan, Nami sudah memberikan petuah agar Luffy dan Zoro tidak membuat ulah dan berjanji tapi Luffy malah lupa sehingga mendapat jeweran gratis dari Nami.
(Name) terkekeh melihat kekonyolan itu.
"Kau juga, (Name)! Meskipun kau itu kuat tapi jangan membuat ulah!" Omel Nami.
(Name) tersenyum kosong. "Ara. Aku juga maunya sih seperti itu, Nami. Tapi sepertinya tidak bisa." Ucapnya dengan nada riang sambil melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi bajak laut yang menginginkan kepalanya.
Nami meneguk ludah melihat mereka. "Oke. Hati-hati." Bisik Nami lalu keempatnya pergi dari sana.
Sebelum pergi, Luffy memegang sebelah pundak (Name), membuat gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu menoleh dengan tatapan bingung.
"Segera susul kami, ya?" Ucap Luffy yang dibalas anggukan oleh (Name).
Sepeninggal Luffy dkk, barulah pengepungan yang sebenarnya dimulai.
Sekitar 30 orang bajak air mengepung gadis itu dalam lingkaran.
"Hoi, hoi, hoi. Ini benar kan? Kepala seharga 700 juta berry, Akaime no Akuma, (Name)." Ucap seorang bajak laut bertubuh bongsor. Di memandang (Name) yang memakai pakaian yang cukup terbuka, menjilat bibirnya sendiri. "Kalau kau mau tunduk padaku, aku akan membiarkanmu hidup, bocah."
(Name) bahkan tak menatap matanya. "Ayo lakukan ini dengan cepat. Kalian semua bisa maju bersama. Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian kok." Ucapnya kelewat santai yang sukses mencoreng harga diri para bajak laut itu.
Bajak laut yang tadi merendahkan (Name) menggeram marah. "KISAMA! AYO KITA HAJAR DIA!" komandonya. Seketika lebih dari 20 bajak laut kelas teri maju mengeroyok (Name).
Dengan lihai dan anggun, (Name) menangkis setiap serangan, melumpuhkan mereka lewat karate tingkat dasar.
Setelah selesai dengan tumpukan bajak laut yang berusaha menangkapnya, gadis pemilik surai dwi warna itu berjalan memasuki pulau, mengikuti hawa keberadaan sang kapten.
"Ayo bertahan. Jangan menyapa bajingan itu, (Name)." Ucapnya pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan gejolak amarah yang membara di hatinya.
Holla! I'm back again! Ada yang kangen?
Gomen karena lama dan chapter kali ini gak expect. Aku lagi bikin gambar sebuah scan di fanfic ini dan aku ber-expect besar banget ke gambar itu jadi ya sampai sekarang itu masih proses (karena gambar sendiri dan aku juga baru belajar bikin anatomi sendiri)
So, aku mau kasih tahu kalau next chap bakal lama banget gegara satu scan itu doang.
Gomen ne.
Penampilan (Name) sewaktu di pulau Jaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akaime no (Name) (One Piece x Reader)
Acción"Hei, Sabo. Jika kita bertemu kembali nanti ... tolong pergilah." kata-kata itulah yang selalu terngiang di benak seorang Akaime (name) setiap kali gadis itu tidur. (name) tidak tahu itu suara siapa. Dia juga tidak tahu siapa itu 'sabo'. Dan (name)...