WARNING! SAYA TIDAK TANGGUNG JAWAB! PENDUKUNG SANJI X PUDDING DILARANG BACA!
Karena aku, hanyalah mainan semesta. Iya, bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tanpa menjawab pertanyaan ambigu dari (Name), mereka kembali melanjutkan perjalanan.Crocodile benar-benar mengantarnya ke Yuba setelah dia membuat badai pasir yang cukup besar sehingga membuat galian yang sudah payah digali oleh seorang kakek tua menjadi sia-sia.
Melotot sekilas pada sang Shicibukai, (Name) bergegas terbang ke arah teman-temannya.
"Minna!" Teriaknya sambil melambaikan tangan.
Luffy lah yang pertama kali menyadari keberadaan (Name). Sang kapten sontak balas melambaikan tangan. "(NAME)! SINI, SINI!" teriaknya dengan senyum lebar.
Teriakannya itu membuat Vivi dan kru Mugiwara serentak menoleh ke arah yang dilihat sang kapten.
Dalam remang suasana malam, mereka dapat melihat sosok bersayap dengan serbuk perak yang berjatuhan dari setiap kepakan sayapnya terbang cepat ke arah mereka.
Tanpa sadar mereka menghela napas lega karena berhasil bertemu dengan (Name).
(Name) mempercepat terbangnya hingga tak sampai lima detik, gadis itu sudah berkumpul bersama kru Mugiwara dan langsung disambut dengan pelukan oleh sang kapten karet.
"(Name)! Shishishi, yokatta kau bisa menemukan kami! Aku mengkhawatirkan mu tahu!" Ucap Luffy riang dengan senyum lebarnya.
Nami berkacak pinggang. "Kau ini. Sebenarnya tersesat kemana saja sih?!" Omelnya.
"Kau itu ... jangan-jangan buta arah, ya?" Tanya Zoro sambil bersendekap dada.
"(Name) bukan dirimu, Zoro." Gumam Usopp yang untungnya tidak di dengar oleh Zoro.
Chopper ikut memeluk kaki (Name). "(Name), aku kangen!" Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"(Name)-cwan, pangeranmu ini sangat merindukanmu. Melleroin~." Kata Sanji dengan mata cintanya.
(Name) terkekeh. Tangannya bergerak mengelus surai raven Luffy. "Warui, Luffy, Minna. Omong-omong, mana Ace?"
"Ace-san sudah pergi karena orang yang dia cari tidak ada disini. Dia menitipkan pesan katanya kau disuruh menelepon jika urusan disini sudah selesai, (Name)-san." Jawab Vivi.
(Name) menganggukkan kepala tanda paham.
"(Name), tadi Ace memberikanku kertas kosong tapi Ace bilang itu akan membuat kami bertemu lagi nanti." Cerita Luffy tanpa melepaskan pelukannya.
"(Name), apa kau ada yang terluka?" Tanya Chopper sambil memeriksa tubuh (Name).
(Name) hanya tertawa ringan. "Aku baik-baik saja, Chopper, Luffy." Ucapnya dengan senyum lembut.
Sanji yang melihat (Name) lebih perhatian dengan Luffy pun mulai cemburu namun sedetik kemudian dia kembali tersadar.
Dia memang menyukai semua wanita tapi dia tidak pernah cemburu sebesar ini. Bukan karena hal mesum tapi ....
"Apa aku terkena serangan jantung, ya?" Gumam Sanji sambil mencengkram dadanya yang terasa nyeri.
Rasa sakitnya berbeda dari yang pernah ia rasakan.
Bahkan berbeda daripada di tolak ataupun mengetahui bahwa wanita yang ada di hadapannya sudah memiliki kekasih.
"Sanji, kenapa kau diam saja?" Tanya (Name) mengejutkan Sanji.
Rupanya selama ia melamun, mereka sudah berkenalan dengan kakek tua yang dipanggil Toto Ojii-san oleh Vivi. Beliau ternyata ayah dari ketua pasukan pemberontak sekaligus teman masa kecil Vivi, Kohza.
Dan mereka juga sudah ditawari untuk menginap di rumah-rumah penduduk yang masih bisa digunakan kendati sudah tidak dihuni.
Mengerjapkan mata beberapa kali, Sanji tersenyum dan menggandeng lembut tangan (Name), membawanya ke rumah tempat mereka akan menginap malam ini.
"Aku hanya terpikir beberapa hal kecil, (Name)-cwan. Sama sekali tidak penting. Mari tidur." Ucapnya lembut.
(Name) hanya menatap sang koki dengan wajah bingung untuk sedetik kemudian melupakannya.
Toh Sanji bilang itu tidak penting, pasti bukan hal yang penting kan?
"Baiklah, oyasumi, Sanji." Ucap (Name) lalu pergi untuk berganti pakaian yang lebih nyaman untuk tidur.
(Name) tidak tahu saja. Perkataan sederhana itu membuat jantung Sanji kembali berdetak di atas kecepatan normal.
(*❛‿❛)→(*❛‿❛)→(*❛‿❛)→(*❛‿❛)→(*❛‿❛)→
Omake:
Malam tengah berada pada puncaknya.
Sanji terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan kebutuhannya. Saat dia kembali, matanya tak sengaja melihat (Name) yang tertidur di samping Nami. Napas gadis itu tampak tidak beraturan dan dahinya berkerut gelisah.
Sanji hendak membangunkan Chopper tapi tidak tega kala melihat rusa kutub itu begitu lelap.
Netranya lalu beralih ke arah (Name). Diraihnya sebelah tangan (Name), menghsapnya pelan.
"Daijobu, (Name)-cwan. Ada aku disini." Bisiknya lembut sambil terus mengelus tangan gadis itu.
"Sabo ...." Racau (Name) pelan dalam tidurnya.
Setetes air mata pun turun melewati pipi gadis itu.
Napas Sanji terasa berhenti melihat (Name) menangis.
Siapa Sabo ini? Berani-beraninya dia membuat (Name)-cwan menangis saat tidur. Jika dia pria, aku tidak akan pernah memaafkannya. Batin Sanji penuh tekad. Namun racauan (Name) yang berikutnya membuat jantung Sanji terasa diremas.
"Onegai ... Gomen ... Hontou, hontou ni gomenasai, Sabo-kun ...."
KAN UDAH KU BILANG JANGAN DIBACA, NGEYEL, SIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akaime no (Name) (One Piece x Reader)
Aksi"Hei, Sabo. Jika kita bertemu kembali nanti ... tolong pergilah." kata-kata itulah yang selalu terngiang di benak seorang Akaime (name) setiap kali gadis itu tidur. (name) tidak tahu itu suara siapa. Dia juga tidak tahu siapa itu 'sabo'. Dan (name)...