Bab 8. petunjuk

13 8 0
                                    

" melihat mu terbaring lemah di rumah sakit.  Aku merasa tak berguna karena tak bisa melakukan apa pun untuk menyembuhkan mu"

Semalam saat haira belum bangun bang sean bilang pihak kepolisian sedang berusaha membuka mulut pelaku pembegalan itu dan bang sean sementara harus disana.

Dia menyuruh ku pulang menggunakan mobilnya, namun aku menolak aku masih menunggu haira bangun dari pingsan. Kemudian aku masih di rumah sakit samai subuh menjelang.

Bang sean bilang dia mau datang kerumah sakit sambil melihat keadan Haira dan membawa beberapa informasi. Aku menunggu di luar ruangan rumah sampai kulihat bang sean setengah berlari membawa barang yang kemungkinan makanan.

‘’ Ziell, gimana keadaan Cewek itu. Gak parah kan’’ Tanya nya

‘’ iya lukanya gak parah, tapi gimana perkembangan di kepolisian,’’ tanyaku

‘’ belum banyak informasi yang kita peroleh, yang kita tanggap ternyata hanya satu orang dari komplotan mereka. Dia masih belum mau memberikan informasi nyas secara detail ke pihak kita’’ jawab bang sean
.
‘’ eh nih gue beli makanan tadi pas di jalan’’ ucap nya

‘’ Thanks’’ ucap ku

‘’terus gimana cewe itu, wali nya udah datang terus udah sadar dia’’ Tanya bang sean

‘’ udah sadar sebentar belum tadi Haira udah ngubungin wali tapi gak di angkat kita tunggu aja’’ jawabku bang sean hanya mengangguk.
Kami berdua makan dengan tenang di depan ruang UGD. Namun tatapan para suster yang  lewat membuat ku risih.

‘’ eh El, Kepolisian mau bertemu korban secepatnya untuk mendengar kesaksian korban, elo tau gak kapan Si haira ini pulang’’.

‘’ kurang tau tapi kata dokter sudah boleh pulang pagi ini. Nanti kalau udah agak pagian gue mau urus surat adimistrasi nya’’ ucap ku tak lama terdengar dering ponsel bang sean dan dia langsung mengangkat nya kemudian berjalan keluar lorong UGD.

Setelah aku selesai makan aku berniat menaruh makanan lebih yang sengaja di belikan bang sean untuk Haira.

Aku duduk di kursi di sebelah kanan haira kemudian melihat bahwa infusnya di tangan kiri sedikit tertekuk.

Refleks badan ku membungkuk untuk membenarkanya, saat ini posisi ku sangat dekat dengan wajah haira.

Tiba tiba aku merasakan gerakan badan haira aku mengentikan gerakan ku membetulkan selang infus kemudian refleks melihat ke arahnya.

Wajah kami hanya berjarak beberapa senti sampai akhirnya haira bergerak dan aku merasa ada sesuatu yang menempel di bibirku. Aku langsung bagkit dari posisi ku dan berdiri tegak.

‘’ Ziel,’’ ucap seseorang pelan dari pintu UGD . Aku menoleh cepat ke arah pintu dan ku lihat bang sean memberi kode ku agar keluar sebentar.

‘’ kenapa bang’’ Tanya ku saat aku keluar ruangan.
‘’ tadi gue di panggil ke kepolisian, elo bisa handle ini sendiri’’ jawabnya.

‘’bisa. Ini kunci mobil lo’’ ucap ku sambil menyerahkan kunci mobil itu ke dia.

‘’ gak usah elo bawa aja. Nanti gue ambil ke apart lo. Gue bawa motor kawan gue yang di kepolisan buat ke sini tadi’’ ucap nya

‘’ gue pamit, kalo ada apa apa telfon gue. Dan jangan apa apain anak orang’’ ucapnya dengan seringaian. Sial dia lihat.

Aku hanya menganguk dan sedikit menjambak rambut ku karena mengingat kejadian tadi.

-------

Setelah aku mengurus adimistrasi terakhir aku langsung masuk keruangan UGD dan melihat haira sedang kesusahan berusaha mengambil air di atas nakas.

Melihat itu refleks aku berlari untuk membantu mengambil dan membantunya untuk bisa duduk dengan nyaman di brangkar rumah sakit.

‘’thanks’’ ucap nya dengan senyuman. Senyum itu sangat membuat ku candu saat melihatnya.

‘’ ra, tadi gue dapat informasi kalau, ternyata pelaku pembegalan gak hanya dua orang mungkin ada lebih dari 5. Terus sekarang salah satu pelaku berhasil di tangkap dan masih di Interogasi. Kemungkinan agak pagi nanti kepolisian bakal ke sini. ‘’ jelasku

‘’ mungkin mereka akan kesini jam 6 atau 7 itu masih perkiraan. Dan elo baru bisa keluar rumah sakit sekitar jam 8 atau 9. ‘’ seru ku.

‘’ thanks buat semuanya El, tapi gue juga punya pentujuk buat menemukan para pelaku itu. gue memasang GPS di dalam motor dan HP gue apa mungkin bisa di lacak menggunakan itu. ‘’ jelasnya.

‘’ loo. Lo ingat alamat GPS atau cara nemu in nya gimana’’ Tanya ku.

‘’ gue tau pakai suatu APPS nanti tinggal masukin nomor ID gue terus bisa di lacak selama pelacak tidak rusak itu masih bisa’’ jawabnya.

‘’ sebentar raa, ‘’ aku pamit menuju ke mobil bang sean dan mengambil tasku yang ku tinggal di sana dan sesegara mungkin kembali ke tempat haira.
Aku membuka laptob ku di depan haira,  dan berusaha masuk ke dalam Apps yang di berikan Haira dan berusaha mencari lokasi terakhir GPS ini.

‘’ Ra gue mau nelfon orang dulu. Gue tinggal agak lama ya’’ ucap ku.
Aku menelfon bang sean sesegera mungkin agar pihak kepolisian bisa menemukan barang haira secepat mungkin.

Setelah menelfon bang sean aku melihat ponsel ku bordering tanda ada yang menlfon.
Kulihat tak ada nama yang tertera. Langsung ku jawab.

‘’ hal’’ ucapan ku terpotong dengan orang yang seberang sana

‘’ ra, are you okay. Lo  masih di rumah sakit kan gue kesana sekarang’’ ucap orang itu langsung menutup telfon. Aku menyerit kan dahi mendengar nya

‘’ mungkin keluarga haira’’ gumam ku.

Aku masuk keruangan haira dan memberikan informasi bahwa pihak kepolisian sebentar lagi akan ke sini. Untuk bertanya detail tentang informasi tadi. Untung lah hari ini hari Sabtu kantor libur aku maupun haira libur untuk hari ini.

---------

Setelah kurang lebih 15 menit menunggu ku lihat ada orang berseragam datang ke IGD ini.

Ku lihat haira yang sudah selesai makan sedikit takut. untuk menenang kannya dengan memegang tangan nya agar sedikir rileks.

‘’ selamat Pagi dengan Mbak Haira benar’’ Tanya salah satu pihak polisi itu.  aku masih belum melepasakan genggaman tangan ku.

aku mendengar penjelasan pihak kepolisan dan beberapa informasi dari pelaku yang masih sangat minim untuk jadi petunjuk.

‘’ bapak Ziel bisa ikut kami sebentar’’ ucap salah satu polisi itu. aku melihat sekilas haira yang menganguk, haira pun melonggarkan pegangan tangannya.

Rasanya tak rela melepas tangan haira begitu saja.
Aku akhirnya mengikuti polisi itu mengatakan bahwa mereka tidak bisa melacak lokasi GPS itu secara akurat dan membutuhkan bantuan ku untuk itu. aku mengiyakan permintaan mereka.

Aku harus pamit ke haira, dan mengambil barang barang ku di dalam.

Sesampainya didalam Haira tampak sibuk dengan pihak kepolisian dan tak melihat ke arah ku. ku putuskan untuk langsung keluar tanpa pamit.
Saat akan keluar rumah sakit, ada seseorang lelaki menabrak bahu ku.

aku tak melihat wajahnya dengan jelas karena orang itu langsung pergi  masuk tanpa meminta maaf atau pun berbalik.

Aku hiraukan itu karena aku ada hal penting yang harus ku urus.

Varsha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang