Chapter 6. Pembegalan

18 7 0
                                    

" Entah kenapa takdir selalu membawa ku untuk melihat mu."

"baiklah semuanya terima kasih untuk beberapa hari ini. Proyek kita kali ini sukses dan untuk Haira dan Aiden terima kasih sudah banyak membantu, walupun kalian berdua anak baru tapi kinerja kalian sangat bagus. Nanti saat semua ini di serahkan akan saya kasi bonus.’’ Ucap Bang Aldi selaku Leader Tim 3.

‘’ terima kasih bang’’ ucap aku dan Aiden berbarengan.

‘’ Kami gak di kasi bonus juga nih Di’’ ucap bang Tian menyindir.

‘’ kalian gampang’’ jawab bang Aldi.

Kami semua berkemas kemas untuk pulang suasana kantor juga sangat sepi. Dikarenakan sudah sangat larut sekitar jam 9 malam lewat, kami memang beberapa hari ini sedikit lembur.

‘’ Haira Lo yakin pulang sendiri gak mau di anter kita gitu. Udah malem banget lagi. Motor lo bisa di taro di kantor gak bakal hilang juga soalnya ada satpam yang jaga ‘’ ucap Bang Aldi berniat baik kepadaku.

‘’ Gak usah bang, saya bisa pulang sendiri kok ’’ ucap ku meyakinkan bang Aldi

‘’ Yakin’’tanya ulang bang Aldi. Aku hanya menganguk pelan, kulihat mereka satu satu pulang. Kemudian  aku nelihat mereka sebentar sebelum aku beranjak pulang juga mengunakan motor Matic handalan ku ini.

Untung lah adikku Ryan segera mengembalikan motorku. Jika tidak bisa repot urusan bulak balik kantor mana kadang masih harus ke kampus lagi .

Selama perjalanan ku pulang terasa ramai karena jam segini biasanya Café atau Mini market masih buka di daerah jalan besar.

Tapi setelah sampai di pertigaan aku memilih melewati jalan X yang mana jalurnya memang lebih cepat walapun harus melewati kebun karet, atau kebun sayur warga.

Aku sudah terbiasa dari beberapa hari lalu melewati jalan ini untuk pulang. Karena memang lebih cepat. Tak lama setelah makin jauh melewati jalan X ini aku merasa di ikuti tapi aku berusaha tepis perasaan tidak nyaman ini.

Daerah ini memang sangat sepi karena perumahan pemduduk jarang lebih dominan kebun. Aku melihat ke sepion kanan ku dari tadi melihat ada 1 motor yang mengikuti ku dari jalan besar kearah jalan X ini.

Aku berusaha untuk tidak berfikir macam macam dan terus menambah laju motorku. Namun anehnya orang yang di belakang ku juga ikut melaju berusaha menyamai ku peergerakan motorku.

‘’ oke Haira jangan panik. Elo bisa silat di motor elo juga elo pasang pelacak yang elo beli di toko oren.’’ Gumam ku. Aku terus menambah kecepatan motor ku hingga yang ku takuti itu terjadi. Tiba tiba motor yang dibelakang ku menyalip dan sengaja hampir menabrak ku agar aku menurunkan kecepatan motor.

Aku berusaha menyeimbangkan motor namun

‘’ Brakkkk”

 “aghhhh aduhhhh’’ sial aku jatuh . Aku berusaha  cepat untuk bangkit dan kabur  menggunakan motorku. Saat aku baru bangun ku lihat orang tadi berusaha mendekati motor dan tas ku yang tergeletak tak jauh dari ku. aku berlari sekuat tenaga untuk menghadang mereka mengambil barang  barang ku.

Saat aku sudah dekat dengan mereka aku berusaha menendang salah satu dari mereka. Mereka berjumlah 2 orang dan salah dari mereka menunggu di motor.

‘’ bughhhh’’ tampaknya tendangan kucukup kuat hingga membuat orang itu tersungkur.

Tampaknya orang yang ada di atas motor itu tersinggung melihat temannya tersungkur dan dia berlari ke arah ku dengan mengacungkan senjata tajam.

Aku tak melihat senjata itu secara jelas karena gelapnya malam yang hanya di cahayai oleh lampu motor ku.

Varsha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang