3 Bulan ini adalah bulan tersibuk bagi secret number. Jadwal music show comeback selama 1 bulan dan fansign selama 2 bulan penuh untuk promosi album baru secret number. Para member menggila dan fokus dengan comeback mereka. Sungguh melelahkan sekaligus memuaskan. Penjualan album pada comeback kali ini meningkat dratis dan tawaran show datang dari para penyelenggara konser. Selain itu masing-masing member secret number disibukkan dengan jadwal individu.
Diantara jadwal yang padat, dita menyempatkan diri untuk me-time. Seperti yang sudah sudah, dita berjalan jalan seorang diri. Meskipun sekarang secret number sudah cukup dikenal di korea, namun hal itu tdk menyurutkan niatnya untuk keluar sendirian seperti yang dita lakukan saat ini. Dita sudah tiba di taman yang biasa dia datangi. Dia duduk di bangku yang agak tersembunyi, duduk, meminum americanonya pelan dan mulai memperhatikan orang yang ada di taman. Dia memenuhi rongga paru parunya dengan menghirup udara malam itu dalam dalam. "Ah..segar...". Sudah 30 menit berlalu dan tak terasa dita tertidur.
"Dita"
"Dita"
"Dita ssi......"
"Hmmmmm...." dita menggeliat dan membuka matanya perlahan
"Nuguya????"dita bertanya antara sadar dan tidak, dan mulai menggeser duduknya menjauhi sumber suara.
"Kau tidak mengenaliku?"
"Sebentar...mmmm...."dita mulai memperhatikan sumber suara dengan teliti. Tiba tiba dita berdiri dan memberi hormat
"Maaf sunbae..tadi aku tidak mengenalimu. Itu karena saya belum sadar dari tidur dan kaget"
"Gak pa pa...duduklah...dan pelan pelan saja ngomongnya...nanti orang-orang curiga"
"Nnee...."
"Tapi...darimana sunbae bisa mengenaliku"
"Kau selalu ceroboh...kamu sadar ga kalo kamu tertidur tanpa memakai masker"
"Ahhhhh......." Dita tersenyum canggung mengetahui kesalahannya5 menit berlalu dan mereka hanya diam. Dita menimum americanonya untuk menghilangkan rasa canggungnya. Dita ingin mulai pembicaraan tapi tidak tau harus mulai dari mana.
"Ngomong-ngomong kita selalu ketemu di sekitar sini ya?"
"Nnee sunbae..."
"Apa kau sering kesini?"
"Ini tempat favoritku kalo ingin berjalan jalan dan menghabiskan waktu sendirian"
"Ahhh...begitu ya. Aku juga suka berjalan jalan sendirian kalo sedang suntuk...melihat orang lalu lalang, tanpa tujuan, dan tanpa berfikir apapun"
"Itu pasti sangat menyenangkan"dita tersenyum lebar dan menampilkan gigi kelincinya.Mereka terdiam lagi dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Jin PoV:
Teruslah tersenyum padaku. Aku suka senyummuDita PoV:
Apa ini takdir. Kenapa aku bisa bertemu jin sunbae disini."Dita"
"Hmmm...."
"Sudah berapa lama ya kita kenal"
"Maksudnya?"
"Itu...dari pertama kali kita ketemu sampai sekarang dh berapa lama"
"Hmmmm...sepertinya sudah 8 bulan...kalo tidak salah hitung"
"Cukup lama juga ya...dan selama 8 bulan itu...kita sudah ketemu 3 kali"
"Iya...."
"Apa kau sudah punya nomorku?"
"Sepertinya belum. Apa saya harus punya nomornya sunbae?"tanya dita dengan polosnya.
"Kau tidak punya nomorku? Sungguh terlalu....pantas aku tidak pernah mendapatkan pesanmu"
"Apa maksud sunbae?"
"Tidak apa apa...sini...masukkan nomormu" jin mengeluarkan hapenya dan menyodorkan ke dita.
"Tentu saja sunbae..." dita menerima hape yang diulurkan jin dan memasukkan nomornya.
"Gomawo"
"Sama sama"
"Karena kita sudah punya kontak masing masing, tolong panggil aku oppa"
"Oppa?"
"Iya"
"Apakah saya boleh memanggil sunbae dengan sebutan oppa?"
"Boleh"
"Berarti kita dekat?"
"Iya..kita duduk berdekatan"
"Bukan itu maksud saya....itu kan panggilan orang yg sudah dianggap sangat akrab dan dekat"
"Semoga kedepannya kita menjadi dekat dan akrab"
"Ahhh...semoga"dita menjawab dengan wajah yang dipenuhi pertanyaanDita PoV:
Kenapa dia mengatakan hal itu. Apakah ini bentuk kesopanan-nya?Jin PoV:
Aku tidak melakukan hal yang salah kan. Aku hanya tidak nyaman mendengarmu memanggilku sunbae. Aku ingin mendengarmu memanggilku oppa."Ngomong-ngomong kapan aku bisa memakan masakanmu lagi"
"Kapan aja bisa"
"Hmmm..betul...kan kamu janji kita tinggal serumah dan menikah sehingga kamu bisa memasak untukku setiap hari"jin berkata sambil menampilkan smirknya dan mengangkat angkat alisnya
"Sunbae..itu hanya salah omong. Tolong..jangan diungkit lagi" kata dita yang salah tingkah dan merinding. Dalam hati dita berpikir bahwa jin adalah orang menarik sekaligus berbahaya. Dita tersenyum kecut."Apa? Sunbae???" Jin mengeryitkan dahinya
"Maksudku...oppa...ya oppa...jin oppa" kata dita dengan senyuman semanis mungkin
"Coba ucapkan lagi"
"Ucap apa"
"Yang barusan"
"Sunbae"
"Satunya"
"Jin"
"Yang lengkap" jin mulai memasang wajah seriusnya
"Jin oppa"balas dita karena takut jin akan marah
"Nahh..betul" jin tersenyum menang.Suasana kembali hening. Dan tidak ada satupun yang ingin mulai pembicaraan.
Tiba-tiba mata jin menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya."Dita"
"Ya"
"Lihatlah ke arah jam 3"
"Ada apa di arah jam 3?"dita mulai mencari arah jam 3 dan dia terkejut
"Ups..."dita kaget
"Seru sekali mereka?"
"Aku seperti melihat drama"
"Ini seru karena ini live"
Dengan cueknya jin menonton sepasang muda mudi yang sedang dimabuk asmara dengan ciuman panasnya
"Oppa...haruskah kita melihatnya. Berikan mereka privasi?"
"Aku tidak melanggar privasi mereka...mereka yang salah dan tidak tahu tempat"
"Hmmm...kira2 mereka sudah berapa lama pacaran hingga bisa berciuman sepanas itu?"
"Apakah itu penting buat kita bahas?"
Dita menjawab dengan penuh tanda tanya, adapun Jin hanya tersenyum jahil.
"Kita juga pernah berciuman kan?"
"Ha...Kapan?"
"Di game tempo hari"
"Oppa...itu bukan berciuman. Tapi aku yang mencium oppa...pupu..."jawab dita dengan muka lurus menahan rasa malu.
"Apakah kau pernah berciuman seperti itu?"
"Apakah oppa pernah?" Tanya dita dengan polos
"Hehehehehe..." jin tersenyum simpul
"Oppa..sepertinya kita harus sudahi percakapan absurd ini" Dita mulai tidak nyaman.
"Ok..ok...aku hanya bercanda"3 menit kemudian
"Beneran kamu belum pernah ciuman"
"Haaa???? Dita kaget "apa perlu itu dibahas lagi? Apa aku harus mencium oppa untuk membuktikannya" jawab dita, dan sedetik kemudian sadar kalo dia mulai terjebak dalam permainan kata yang jin ciptakan. "Oh my god"dita menutup wajahnya karena merasa malu dengan apa yang barusan dia katakan.
"Hehehehehehe..."jin tersenyum puasDita mulai resah. percakapannya dengan jin membuat dita overthinking. Pria disampingnya sangat berbahaya. Pria dengan kesopanan yang membuat orang salah paham.
"Oppa...ini sudah malam. Saya ijin pulang ke dorm"
"Ah iya...ini sudah jam 11 malam"jin mengecek jam tangannya."ayo kita pulang"Mereka mulai beranjak dari duduknya dan berjalan keluar taman. Selama berjalan, mereka tidak berbicara satu sama lain. Mereka hanya menikmati suasana dan kebersamaan. Sesekali tangan mereka bersentuhan karena jalan beriringan.
"Dita..aku akan mengantarmu"
"Tidak perlu oppa, aku bisa pulang sendiri dan aku jamin aku aman dan selamat sampe dorm"
"Kamu yakin?"
"Yakin banget....malah lebih berbahaya kalo pulang sama oppa."
"Berbahaya? Apa aku menggigitmu?"
"Bukan...bukan seperti itu..maksudku berbahaya kalo ada yg tau dan mengambil gambar kita dan jadi rumor"
"Ah iya ya...Tapi rasanya tidak sopan kalo membiarkan dirimu pulang sendiri. Aku diajarkan untuk jadi gentleman"
"maaf oppa..sebaiknya jangan...saya permisi dulu" dita dengan cepat memberi hormat dan lari menjauh dari hadapan jinDita PoV:
Gawat...aku harus jaga jarak. Jin oppa orang yang sangat berbahaya. Bahaya buat hati.Jin melihat dita yang berlari lari kecil. Dia sangat senang melihat ekspresi dita ketika terkejut, tersenyum, dan berbicara. Jin merasakan hangat di hatinya. Ia ingin bertemu lagi dengan dita, berteman, dan mengenal lebih jauh.
**************************************
Yorobun....Siap siap aja tarik ulur.......hehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Maybe [Complete]
FanfictionCinta datang tiba tiba, tanpa permisi tanpa peringatan Kupikir kedekatan kami karena kesopanan dan sikap baiknya Tapi kenapa semakin lama kami semakin terbiasa dan semakin tidak bisa lepas