Disinilah dita...di apartemen jin. Sekuat apapun dia menghindar, kadang pertahanannya hancur karena rasa rindu. Sungguh kesalahan yang diinginkan. Sudah berulang kali dita menolak ajakan jin ataupun member bangtan lainnya untuk makan malam ataupun hangout di cafe. Tapi tidak untuk malam ini, dita terjebak dengan ajakan jin. Dita berpikir akan menghabiskan waktu dengan member BTSN, namun nyatanya tidak ada satupun yang datang walaupun dia sudah menunggu selama 1 jam.
"Oppa...."
"Hmmmm"
"Mana yang lain?"
"Ada...."
"Dimana?"
"Di apartemennya masing-masing"
"Ha????" Dita mendengus kesal
"Sudahlah...jangan dipikirkan...aku sudah lapar...ayo kita masak" jin beranjak dari duduknya dan menuju dapur.
Ditapun mengekor pada jin dan mulai membongkar belanjaanya.
"Kita masak apa malam ini?"
"Spagetti, salad, dan nasi goreng seafood"
"Kalo gitu aku akan bikin jus stawberry.....dan juga tolong buka plastik putih di meja...aku beli chicken kesukaanmu"
Dita merasa tersanjung karena seokjin mengingat chicken kesukaannya, namun kemudian akal sehat kembali menguasainya.Dita dan jin memulai aktivitasnya. Satu jam kemudian masakan telah matang dan mereka menatanya di meja makan. Mereka mulai makan sambil mengobrol.
"Kenapa kamu sekarang susah diajak ketemu? Trus lama banget jawab pesanku"
"Aku kan sibuk. Yang sibuk kan bukan cuma oppa. Aku sudah mulai terkenal" jawab dita mencoba menjelaskan supaya jin tidak curiga.
"Oh ya....Sebegitu pentingkah terkenal dan sebegitu sibuknya sampe tidak ada waktu ketemu?"
"Bukan..bukan seperti itu. Aku hanya ingin bisa seperti oppa. Dan buktinya sekarang kita bisa ketemu" jawab dita ngeles.
"Rumput tetangga selalu lebih hijau...ketenaran selalu diikuti dengan resiko dan tanggung jawab yang besar"
"Jadi oppa menyesal menjadi terkenal seperti saat ini?"
"Ga ada penyesalan...."
"Trus???"
"Aku tidak menyesal karena aku bisa ketemu army, memiliki apa yang aku mau, dan bisa ketemu kamu"
"Ahhh...maksudnya?" dita merasakan omongan jin yang mulai aneh dan berbahaya
"Sudahlah...jangan dipikir" jin menyelesaikan makannya.Selesai makan, mereka membereskan meja dan mencuci piring dan panci sisa memasak.
"Mencuci piring bersama seperti ini sungguh menyenangkan" jin tersenyum.
"Hmmmm" dita hanya menjawab singkat dan tak berani menatap jin
"Aku ingin seperti ini selamanya"
Dita kaget mendengar omongan jin, antara malu dan merinding. Dita segera menyelesaikan cucian piringnya dan bergerak menuju sofa untuk menghindari jin.Jin tersenyum dan menyusul dita dengan membawa beberapa kaleng bir dan makanan kecil.
"Ditaya..kamu mau apa? Maen game atau nonton?
"Aku tidak pandai main game. Masa remajaku dihabiskan untuk belajar"
"Oh ya....jadi aku itu remaja gak jelas yang bisanya cuma maen game ya?"
"Eh...ga ada yang bilang kaya gitu"
"Tapi kata katamu terasa seperti itu"
"Ahhh....."dita berteriak pelan
"Ya udah..lebih baik kita nonton saja" ucap jin menghindari pertengkaran. Dia menghidupkan tv dan memilih chanel dengan asal. "Kita nonton ini aja" jin menarik dita pelan untuk duduk di sampingnya.15 menit kemudian. Dita dan jin berteriak bersamaan. "Ahhhhhhh.....
sh*t....s*bal" sangking takutnya dita memegang tangan jin dengan erat dan merapatkan tubuhnya ke tubuh jin. Dia bersembunyi dibalik bahu jin. Adapum jin, jin memegang tangan dita erat dan memejamkan matanya. dia sebenarnya takut tapi dia malu di hadapan dita dan berpura-pura berani demi menjaga harga dirinya."Oppa..ganti chanelnya. Kenapa kita menonton film horror. Oppa bukannya penakut?"
"Engga"
"Masa?"
"Trus kenapa mata oppa terpejam?"
Ketahuan kalo jin penakut, dia mengambil remote dan mengganti chanel tv "Baiklah...kita nonton yang lain saja. Ini saja"10 menit kemudian. Tubuh jin dan dita menegang. Mereka menahan nafas dan menelan ludahnya masing-masing. Mata mereka terpaku melihat adegan tak terduga di tv. Adegan pria dan wanita yang sedang berciuman dengan panas dan saling melepaskan pakaian pasangannya dan berakhir di tempat tidur. Muka dita memerah karena tubuhnya mulai panas. Dita menutup matanya, karena sudah terlalu malu dengan adegan panas yang ada di depannya. Jin beberapa kali minum bir dan menghabiskannya karena entah kenapa kerongkongannya terasa kering
"Oppa"kata dita lirih
"Hmm...."jawab jin pelan dan dalam.
"Oppa" dita menarik baju jin untuk memyuruhnya mengganti chanel tvJin menoleh. Dita dan jin saling menatap. Sedetik kemudian, tanpa diduga jin mencium dita.
Jin PoV:
Cium sekarang atau tidak sama sekali. Ini kesempatan, jangan sampai terlewat "dita...johae...""Mmmmmhhhh" dita kaget dengan tindakan jin namun tangannya memegang bahu jin untuk menyeimbangkan badannya.
Jin mencium dita pelan dan dalam. Dia menjelajahi bibir dita. Tubuh dita bereaksi dan membalas ciumannya. Apakah karena efek adegan di tv atau bir yang mereka minum, ataukah perasaan yang sudah lama terpendam, mereka terus berciuman dan saling mengecap. Dunia serasa berhenti like there is no tomorrow. Tak ingin berhenti di bibir, ciuman jin mulai turun ke dagu, dia menggigit kecil dagu dita yang selalu membuat jin gemas. Dan hal itu berlanjut ke leher dita. Jin menyesap setiap inci leher dita dan meninggalkan tanda disana. Dita menggeliat merasakan sensasinya. Jin menghirup dengan rakus aroma tubuh dita. Mereka merasakan beribu kupu kupu melayang layang. Jin melingkarkan tangannya ke tubuh dita, mendekap dita sangat erat dan menghilangkan jarak diantara mereka.
Dita PoV:
Apa ini? Apa ini? Tunggu!!! Dita sadar!!!! berhenti!!!!Tiba tiba dita mendorong jin sekuat tenaga dan berdiri menjauhi jin. Dita menyentuh bibirnya yang membengkak dan sedikit terluka.
"Oppa...apa yang kita lakukan?"
"Apa???" Jawab Jin yang terjengkang dan masih belum sadar karena pikirannya masih diliputi nafsu.
"Oppa..kenapa kau menciumku?
"Kenapa???" Jin bingung
"Iya...kenapa?"
"Bukankah kita berdua menginginkannya?"
"Apaaaaa....." dita panik, tubuhnya masih panas, namun pikirannya campur aduk.
"Duduklah dulu...kita bicara baik baik"
"Oppa....aku itu siapamu?"
"Siapaku????" Jin bingung
"Aku malu oppa....kita bukan siapa siapa tapi kita sudah berciuman. Aku merasa...." dita tak meneruskan omongannya.
"Duduklah dulu" jin mendekat mencoba meraih tubuh dita.
"Berhenti oppa. Kalo kau mendekat, pasti akan terjadi lagi"
"Dita......"
"Oppa...apakah kau biasa mencium cewe dengan mudahnya seperti itu?itukah caramu? Kamu sungguh licik."
"Hah??? Tidak...aku tidak pernah mencium cewe lain. Kenapa kau bisa berkata seperti itu?" Jin kembali mendekati dita
"Oppa..aku mau pulang" dita menghindar, segera menuju pintu, mengambil coat dan tasnya.
"Ditaku..tunggu...aku akan antar"
"Aku mau pulang sendiri"
"Ini sudah malam"
"Aku tidak peduli...disini bersamamu jauh lebih berbahaya daripada di luar sana"Disaat dita memakai bootnya, jin memanfaatkan kesempatan dengan meraih tubuh dita dan mendekapnya.
"Aku antar atau kau tidur disini bersamaku. Pilih salah satu" ucap jin tegas.
Dita menatap jin tajam. Dia mengerakkan tubuhnya mencoba lepas dari dekapan jin, namun gagal.
Dita dan jin saling berpandangan. Jin mencoba mencium dita, namun dita memalingkan mukanya dan berakhir jin mencium pipi dita.
"Antar aku pulang" jawab dita datar
"Baiklah" jin tersenyum dan segera mengambil jaket dan kunci mobilnya.Mobil bergerak menuju dorm secret number. Suasana di mobil sangat sepi. Tidak ada satupun yang berbicara. Sesekali jin melirik dita, namun dita hanya fokus melihat jalanan.
Jin PoV:
Kenapa dia marah. Bukannya dia membalas ciumanku? Bukankah kita punya perasaan yang sama?30 menit kemudian mereka sudah sampai di depan dorm secret number. Tanpa mengucapkan satu katapun, dita keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung dorm.
Jin kembali mengemudikan mobilnya. Pikirannya kalut. Tiba tiba dia berteriak "seokjin paboya.....harusnya kau menyatakan perasaanmu dulu sebelum menciumnya"
Sedangkan di kamar dita
"Dita paboya...." dita berteriak pelan namun penuh tenaga karena takut membangunkan member. Dita teringat kembali ciuman panasnya dengan jin, dia memegang bibirnya dan kemudian menggeleng kuat. "Aku cewe apapun....kenapa aku bisa mencium cowo sembarangan..hihhhhh...."**************************************
Mas jin...jangan asal nyosor dunk!!!! Nyatakan perasaan dulu, baru boleh cium. ;p
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Maybe [Complete]
FanfictionCinta datang tiba tiba, tanpa permisi tanpa peringatan Kupikir kedekatan kami karena kesopanan dan sikap baiknya Tapi kenapa semakin lama kami semakin terbiasa dan semakin tidak bisa lepas