Warning....
Mature content
18+*********
4 tahun sudah jin dan dita menjalin hubungan serius. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Sudah lama jin ingin menikah, tapi dia menunggu dita siap dan menyelesaikan kontraknya.
Jin sudah lama vakum dari BTS, dia mengejar mimpinya menjadi aktor. Dia memilih menjadi pemain watak. Sudah beberapa film bertema dark yang dia bintangi. Adapun Dita, setelah menyelesaikam kontrak dengan vine, dia debut sebagai pembawa acara masak memasak dan baking.
Pesta pernikahan mereka diselenggarakan secara private di bali. Hanya mengundang keluarga, member BTSN, bisnis partner, dan beberapa teman dekat/sahabat. Venue resepsi pernikahannya memakai konsep outdoor serba pink dan ungu, sederhana namun indah.
Jin berdiri dengan tidak sabar. Dia terus menatap ke ujung lorong menanti kemunculan istrinya. Sebelumnya mereka telah menyelesaikan administrasi pernikahan di indonesia dan korea, serta sudah resmi menikah di catatan sipil. Hari ini di bali, selain mengucap janji setia, jin dan dita melakukan bulan madunya.
Dita muncul dengan digandeng papanya. Disney gongjunim dengan senyum manisnya. Dita memakai dress putih yang simple namun elegan. Sangat cocok dengan tubuh dita yang mungil. Rambut panjang gelombang yang dibiarkan terurai dan sedikit cepol di belakang.
Jin tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Walapun dia sudah pernah melihat dita memakai gaun pernikahannya saat fitting, namun hari ini sangat berbeda. Dita manis dan cantik dalam waktu yang bersamaan. Mata jin terus fokus pada dita.
"Jin...tolong jaga ditaku baik baik. Jangan pernah buat dia menangis. Karena kalau kau melakukannya. Akan aku buat wajah ganteng mu itu tinggal kenangan" kata papa dita serius kemudian mengulurkan tangan dita ke tangan jin "semoga kalian bahagia" ucap papa dita terbata dan airmata mulai menetes dari matanya.
"Ajik" dita memeluk papanya erat.
"Berbahagialah" papa dita mencium ujung kepala dita."Jagiya" jin mengulurkan tangannya ke
dita
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Maybe [Complete]
FanfictionCinta datang tiba tiba, tanpa permisi tanpa peringatan Kupikir kedekatan kami karena kesopanan dan sikap baiknya Tapi kenapa semakin lama kami semakin terbiasa dan semakin tidak bisa lepas