11. Rival 2

412 64 8
                                    

Tawaran ke dita untuk bergabung dengan acara tv masih berdatangan, meski yang kemaren gagal karena producernya mempunyai maksud terselubung. Sekarang dita sangat berhati hati dan menseleksi setiap tawaran yang masuk. Bukannya dia tidak mau semakin terkenal, namun dia menginginkan melewati semuanya dengan cara yang bersih, sehingga tidak ada skandal di kemudian hari. Selain itu, dia membawa nama baik keluarga dan negaranya.

Seperti saat ini, dita ketemu lagi dengan wood sebagai panelis acara "vacation" yang kebetulan sedang menayangkan destinasi wisata di bali.

"Dita ssi...senang bertemu kembali" wood memberi salam dan menjabat tangan dita.
"Annyeong haseo sunbae" ditapun memberi salam dan menerima tangan wood.
"Senang bekerja denganmu lagi"
"Saya juga sunbae. Oh ya...ini ada sedikit makanan dari saya...semoga sunbae suka" dita mengulurkan cookies yang dibungkus dengan cantik.
"Wahhh....kamsahamnida dita ssi"
"Sama sama sunbae. Saya pamit dulu ke ruang tunggu untuk siap siap" ucap dita dengan sopan.
"Tunggu...." wood menahan dita kemudian memanggil managernya dan mengambil sesuatu dari tas. "Ini untukmu...sebagai balasan cookiesnya" wood mengulurkan botol jus buah ke tangan dita.
"Terimakasih banyak sunbae..."dita memberi hormat dan menuju ruang tunggunya.

Dita bersiap di ruang tunggu, membaca outline acara, dan mengingat hal hal penting yang harus dia berikan sebagai komentar dan berlatih mengucapkannya.

"Permisi"
Dita menoleh ke sumber suara
"Panelis silahkan berkumpul. Mari ikuti saya menuju ruangan tempat syuting kita hari ini" kata staf dengan sopan.
"Baik..terimakasih" dita berdiri dan meninggalkan ruang tunggu.

"Ting...ting..ting..ting"
"Ditaku"
"Semangattt"
"Oh ya..jangan dekat dekat dengan wood"
"Dia udah punya pacar"
Pesan jin beruntun masuk. Hape dita ada di dalam tas dan tas itu ditinggalkan dita di dalam ruang tunggu.

30 menit berlalu dan belum ada tanda tanda pesannya dibaca. Jin sedikit kesal.

Sedangkan di ruang syuting, para panelis berbincang dengan seru.
"Dita ssi asli bali?" Tanya panelis 1
"Keturunan bali. Kalo aslinya saya dari jogjakarta. Tapi memang saya sering ke bali untuk bertemu keluarga" jawab dita
"Bukannya anak agung ayu itu nama bangsawan perempuan di bali" imbuh wood
"Betul" dita tersenyum sambil menangkupkan tangannya di depan dada.
"Wahhh...gongju nim"seru wood
"Tidak...tidak...tidak seperti itu" dita tersenyum malu
"wah..dita ssi bisa liburan tiap hari" imbuh panelis 2
"Betul..betapa beruntungnya saya" kawan dita tersenyum simpul.
"Saya mau jadi temennya dita ssi. Biar diajak liburan terus ke bali" ucap panelis 3
Dan semua orang di ruangan syuting
tertawa.

"Baik pemirsa...sesi acara kita hari ini sungguh menyenangkan. Apalagi ada orag asli bali yang hadir di sini. Kita bisa menghubunginya supaya kita bisa liburan ke bali. Hahahahahahaa (semeua orang tertawa)...sampai ketemu lagi minggu depan...dahhh....byeeee" pembawa acara menutup syuting hari itu dengan tepukan dari para panelis dan kru.

Semua beranjak dari ruanag syuting untuk kembali ke ruanah tunggu sebelum kembali ke rumah masing masing.

Di lorong gedung
"Dita ssi" dita menoleh
"Ya sunbae...ada apa?"
"Ke depannya kita pasti akan sering bertemu dan bekerjasama. Bolehkah aku memeinta kontakmu"
"Tentu saja sunbae" dita memasukkan nomornya di hape wood.
"Terimakasih dita ssi. Aku pamit dulu" wood beranjak pergi dan melambaikan tangannya.
Dita memberi hormat kemudian masuk ke ruang tunggu dan mengambil handphone yang ada di tasnya. Dita baru sadar kalo ada pesan masuk dari jin. Tanpa pikir panjang dita membalas pesan jin. Ada pemikiran jahil yang terlintas di otaknya.

"Mas ganteng"
"Terimakasih sudah memberiku semangat"
"Oppa tau aja kalo hari ini aku ada jadwal dengan wood sunbae"
"Wood sunbae dah punya pacar?"
"Waduhhh...gimana ini..barusan dia meminta kontak ku"
Dita tersenyum jahil mengetik pesan pesan itu.

Sedetik kemudian pesan jawaban dari jin masuk
"Ohhh....."
Dita kecewa dengan jawaban singkat jin. Sungguh tidak seperti yang diharapkan.

"Wood sunbae baik banget ya orangnya. Orang yang menarik. Aku khawatir akan terjatuh pada pesonanya" Dita mencoba memancing

"WWH lebih mempesona. Ga ada tandingannya. 100% terbukti no kaleng kaleng" tulis jin percaya diri

Dita tersenyum membaca pesan jawaban jin. Sungguh rasa pede yang sangat luar biasa. Dita menutup chat room, mulai merapikan barangnya dan bersiap pulang.

Manager-nim membuka pintu ruang tunggu. Dia kaget karena tidak menemukan dita disana. Dia menyusuri lorong gedung, mengecek satu per satu ruangan di lantai yang sama. Manager nim mulai cemas karena sudah 30 menit dia mencari dita tapi belum menemukannya. Sudah 10 kali pangilan telepon, namun belum juga tersambung. Manager nim menelpon satu per satu member secret number untuknmengecek apakah dita sedang bersama mereka."kemana anak itu? Kenapa dia bisa menghilang. Dia tidak tau mengenai gedung ini. Apa dia kesasar?"

Sedangkan di ruang A lt 10 gedung tersebut.

"Mr nim...kenapa anda membawa saya ke sini" Dita bertanya sambil mengumpulkan keberaniannya.
"Aku hanya pengen ngobrol. Obrolan kita yang kemaren belum selesai"
"Apakah Ngobrolnya bisa di tempat lain?" Suara dita bergetar karena takut dan menahan rasa sakit di pergelangannya yang lebam akibat cemgkeraman Mr L.
"Apakah kau sengaja menghindariku?"
"Tidak Mr. Nim...."
"Disini lebih enak buat ngobrol. Lebih leluasa" Mr L mendekat ke arah dita.
Dita panik dan mundur "kalo untuk ngobrol bukannya lebih enak ditemani kopi"
"Kopi? Kamu ingin kopi? Aku akan membelinya" Mr L bergerak menuju ke arah pintu.
"Mr nim, sebaiknya kita pergi bersama. Manager saya pasti sedang mencari saya. Dia pasti cemas karena tidak menemukan saya" dita berpikir keras bagaimana keluar dari situasi dan ruangan itu.
Mr L berhenti dan menimbang perkataan dita "baiklah"
Dita dan Mr L berjalan berdampingan menuju lift. Mereka berjalan seperti biasa seolah tidak terjadi apapun. Mr L memencet lt 1. Tidak berapa lama mereka sampai di cafe lt 1 gedung tersebut. Dengan segera dita mengirim share location kepada managernya.

"Ting" manager membuka pesannya dan heran dengan pesan yang barusan masuk. "Syukurlah. Kalo dita hilang, aku akan didemo netizen seluruh Indonesia" manager nim menghela nafasnya lega. Tanpa berpikir lama, manager nim langsung menuju cafe.

"Dita ssi..apa kopinya enak?"tanya Mr L
"Pilihan Mr nim sangat bagus...kopinya enak" dita mencoba tersenyum.
"Kita harus sering sering bertemu" imbuh Mr L dengan mengedipkan matanya.
"Terimakasih atas tawarannya" dita menjawab sesopan mungkin sehingga tidak menyinggung perasaan.
Dita menyesap kopinya dan mulai resah karena manager nim belum juga nampak untuk menjemputnya.
"Apa ada yang lain yang kamu inginkan?" Tanya Mr L
"Sudah cukup Mr nim" senyum dita
Dita mulai menghitung waktu karena dia sudah kehabisan ide.

"Dita" manager nim memegang pundak dita. "Anyeong haseo Mr nim" manager nim memberi hormat.
Tubuh dita hampir melorot karena lega, namun sentuhan manager nim di pundaknya memberi kekuatan.
"Annyeong manager nim" sambut Mr L
"Oppa...kenapa kau terlambat menjemputku?"
"Maaf..tadi aku ada urusan" senyum manager nim. "Maaf menggangu obrolannya...tapi ini sudah malam dan kami harus pamit dulu Mr nim"
"Oh ok..tadi aku tidak sengaja ketemu dita, dan kami memutuskan untuk mengobrol di sini. Silahkan...maaf sudah menyita waktumu"
"Kami permisi dulu Mr nim" dita dan manager nim membungkuk dan beranjak pergi dari cafe.

15 menit kemudian di dalam van.
"Gwencanayo?
"Thanks god!!!" Jawab dita sambil menghela nafas
"Apa terjadi sesuatu?" Manager nim melirik dita
"Hmmmm"
"Ada apa? Ceritakanlah...kita adalah keluarga"
Dita menghela nafasnya berat dan mulai berbicara
"Oppa..aku tidak mau bertemu Mr L lagi. Aku takut. Tadi kami bukan bertemu dengan tidak sengaja, namun dia memaksaku ke ruangannya. Untung dia mau aku pengaruhi buat ganti tempat ke cafe. Kalau engga, entah apa yang akan terjadi" dita bercerita dengan air mata yang mengalir deras.
"Baiklah...aku akan beritahu pihak perusahaan untuk menolak semua tawaran program dari Mr L" manager nim menepuk nepuk pundak dita. Dia tak sengaja melihat tangan dita yang lebam. Dan tangisan dita semakin kencang.

Dita PoV:
Mama....sakit. mama..aku ingin pulang.

Van berjalan lambat membelah jalanan seoul.

Dita shock dengan kejadian itu. Dia sudah sering mendengar hal hal seperti itu. Namun ternyata dita tidak sanggup ketika dihadapkan langsung dan mengalami sendiri. Jiwa rapuhnya muncul.

*************************************

Mohon maaf..superheronya sekarang manager nim kesayangan lockeys.🤭

Soalnya Mas jin lagi sibuk maen game maple story. Jadi ga sempet nolong 🙈

Love, Maybe [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang