7

208 15 5
                                    

"Hakiru Sohira."

Riku yang mendengar nama nya di panggil oleh pria yang ada di depan nya dan merasa familiar langsung membelalak kan kedua mata nya.

"Sudah lama tidak bertemu Hakiru sejak kau melarikan diri karna perintah dari Bunda mu. Sekarang kau sudah besar ya?" Ujar pria itu sembari mengambil senjata laras panjang nya dari sabuk senjata itu yang ada di punggung nya.

"Kau... Anak buah musuh Ayah. Paman Richard?!"

"Ternyata kau cepat mengenali ku ya? Dan kelihatan nya kau sudah memiliki teman sekarang. Tapi, hari ini akan menjadi hari terakhir mu, Hakiru." Ujar pria itu yang bernama Richard.

"Ya. Sekarang aku sudah memiliki teman. Dan mungkin yang menjadi akhir untuk hari ini adalah akhir bagi mu." Ujar Riku sembari mengeluarkan pedang halilintar milik nya yang membuat Hari dkk terkejut.

"Wow wow... Sekarang kau sudah memiliki kekuatan super. Apakah orang tua yang mengadopsimu itu seorang pahlawan?" Ujar Richard.

"Soal itu akan tetap menjadi rahasia." Balas Riku.

"Jika di lihat lagi kau sama sekali tidak memiliki katakutan ya sejak kau pergi meninggalkan Bunda mu yang sudah tidak bernyawa sendirian di dalam rumah yang tidak ada siapa pun di dalam nya." Kata Richard.

"Aku tidak akan pernah takut lagi jika itu adalah anak buah 'Dia'." Balas Riku.

"Baiklah. Kita mulai saja pertarungan kita. Aku ingin tahu seberapa besar kau bisa mengendalikan pedang itu." Ujar Richard menunjuk pedang yang di pegang Riku.

"Baiklah. Ochobot. Bawa mereka kepinggir dulu." Pinta Riku yang langsung di turuti Ochobot.

"Oh ya. Aku lupa kalau kita sedang di pemakaman. Bagaimana kalau kita bertarung di lapngan yang tidak jauh dari sini saja?"

"Tidak masalah jika itu tidak mengganggu keselamatan orang lain."

Di posisi Gempa dkk di Stasion TAPOPS......

"Gem. Apakah benar tidak apa kalau Hali tinggal di rumah bersama Hari dan yang lain nya untuk malam hari ini di rumah?" Tanya Fang.

"Tidak apa. Kau tahu 'kan kalau mereka itu anak indigo. Mereka pasti tahu apa yang membuat kak Hali selalu berteriak di tengah malam." Balas Gempa yang sedang minum di pinggir ruang latihan menunggu giliran diri nya.

"Apakah besok Hali tetap berangkat Gempa?" Tanya Yaya.

"Tentu saja. Memang nya kenapa? Apakah kau menyukai kak Hali?" Tanya Gempa balik.

Yaya yang mendengar itu pun langsung blushing laku berkata "Tidak! Mana ada aku menyukai si 'listrik' itu?!" dengan pipi nya yang masih blushing.

Gempa dan Fang yang mendengar itu langsung terkekeh bahkan sampai tertawa.

"Jujur saja tidak apa. Tidak mungkin kami akan cemburu." Ucap Gempa setelah menghentikan tawa nya.

"Baiklah baiklah. Sebenar nya aku menyukai Hali sejak kalian pindah ke Pulau Rintis. Menurut ku Hali itu tampan, terlihat sangat cool, dan seperti nya dia itu sangat sempurna sebagai seorang lelaki." Ujar Yaya.

"Mau ku babtu mengungkap kan nya ke kak Hali?" Tawar Gempa tiba tiba.

"I-itu.... T-ter-serah.... K-kau... A-aku juga tidak tahu.... Apa kah nanti Hali akan menerima ku." Balas Yaya yang semakin memerah blush nya.

"Masalah terima atau tidak nya itu terakhir. Yang penting kau sudah menyatakan perasaan mu." Ujar Gempa.

Kembali ke tempat Hari dkk.....

Boboiboy×Shinbi HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang