BAGIAN 08 : Project dadakan.

187 37 3
                                    

BAGIAN 08 : Project dadakan.

"Ini kenapa dadakan banget? Seharusnya kan ada konfirmasi dari aku dulu, baru mutusin buat keluarin berita di media," murka Ray kepada para manajernya.

"maaf, Ray. Kita kira kamu gak bakal nolak projects ini," sesal salah satu manajernya.

Ray dengan emosi pun mencoba menghubungi sang Boss yaitu Jonathan, "Halo, Bang, ini projects baru Abang tau atau enggak?" tanya Ray.

"Projects? Projects yang mana?" bingung Jonathan.
Ray pun menjelaskan projects yang dia terima dari para manajer dan hal itu juga membuat Jonathan kaget.

"Hah? Gue gak pernah tanda tangani kontrak sama management itu. Jangan ngelakuin apa-apa, gue, Bang Steve, sama Daniel pulang ke Jakarta besok. Bilang ke semua staff dan manajer untuk delay semua projects dan konten," tutur Jonathan.

"Oke, Bang, makasih."

Tut

Semua staff yang berada di sana pun tegang, suasana kantor sekarang sama seperti neraka buat semua staff stylish dan kameraman. Sedangkan para manajer ada yang biasa saja, ada yang sudah keringat dingin, takut setengah mati jika dia diberhentikan secara tidak terhormat oleh Destiny Entertainment.

***

Kediaman Lisa
Lisa tengah rebahan sambil mendengar lagu Yours by Jin BTS lewat headset bluetooth nya, Lisa Twitter-nya ternyata dia melihat nama Ray sedang tranding nomor 1 bersama nama salah satu penyanyi. Dikarenakan Lisa terlalu kepo, dia pun lihat apa yang trending dari seorang Ray.

"Wah, nih anak bisa-bisanya. Kemarin aja nyium gue, sekarang sudah digosipin pacaran sama nih perempuan satu. Memang, laki-laki cap kadal, gerutu Lisa.

Lisa pun keluar dari aplikasi itu dan memilih untuk membaca novel di Wattpad.

***

Keesokan harinya.
Jonathan dan yang lain pun sampai Jakarta dan memulai rapat besar-besaran. Yah, Ray kan satu-satunya penyanyi milik Destiny Entertainment yang sudah sangat mendunia.

Brak,
"Kenapa kalian membuat keputusan yang sangat gegabah seperti ini," murka Jonathan. "biasanya sebelum para manajer menandatangani kontrak, mereka akan koordinasi dengan saya terlebih dahulu. Dibayar berapa kalian sama mereka?" sambung nya.

Semua manajer Ray hanya bisa terdiam dan menunduk, begitu pula Ray dan para staff yang lain.
"Dan juga, Ray itu penyanyi. Ngapain kalian tanda tangan kontrak buat Ray main film. Apa Ray juga sudah setuju?" tanya Steve dengan santai tapi nada bicaranya dingin dan menantang.

"Dan kamu, Ray. Beberapa Minggu ini kamu terus-terusan kerumahnya Lisa, apa kamu gak pernah berpikir jika nanti media memfoto kalian?" sembur Jonathan ke arah Ray.

Jonathan sama sekali tidak masalah jika artisnya menjalin hubungan dengan kekasihnya. Tapi, berbeda dengan Ray untuk saat ini. Jonathan tau jika Ray sangat suka kepada Lisa, dia juga tidak bisa memaksa Ray untuk membuang rasa cintanya, tapi yang Jonathan takutkan adalah para penggemar Ray yang sangat terobsesi dengan artisnya ini.

"Tapi,"

"Tidak usah tapi-tapian. Ini juga menyangkut keselamatan kalian berdua! INGAT ITU!" potong Daniel dengan wajah garangnya.

Ray yang dibentak Daniel pun langsung menunduk lagi. Daniel memang dikenal paling seram kalau memarahi orang, baik itu staff maupun Jonathan dan Steve.

"Kalian, cepat jujur siapa yang memalsukan tanda tangan dan menerima uang dari mereka! Saya hitung sampai 5 kalau tidak ada yang mengaku, semua bayar denda 100 juta per orang," bentak Jonathan.

Semua manajer Ray yang berjumlah 4 orang pun sontak terdiam memaku, para staff kamera dan stylish Ray juga mengeluarkan keringat dingin. Bayangkan saja, mereka harus membayar 100 juta hanya karena orang tidak bertanggung jawab yang menandatangani kontrak dengan suatu management film yang sekarang tengah terkait kontroversi berat.

"Satu."

"Dua."

"Masih belum mau mengaku?" santai Steve.

"Tiga," tekan Jonathan yang wajahnya sudah mulai memerah.

"NGAKU!" marah Daniel.

"Empat!"

"S-saya," lirih salah satu manajer perempuan.

"Huft, kenapa?" tanya Jonathan dengan mencoba meredam amarahnya.

"S-saya, saya," gagap manajer itu dengan panik, "maafkan saya, saya butuh uang waktu itu Boss," ucap manajer wanita itu dengan berlutut sambil memohon-mohon.

"Berapa? Berapa duit yang kamu butuhkan waktu itu?" tanya Jonathan. Manajer itu diam dan panik harus menjawab bagaimana kepada sang Boss.

"BERAPA!" murka Jonathan.

"S-satu milyar, B-Bos. Saya waktu itu hiks- butuh uang untuk operasi jantung ibu saya dan cuci darah ayah saya, saya mohon maafkan saya, Bos," sesal manajer itu yang tak henti-hentinya memohon kepada Jonathan sambil berlutut dan menangis.

"ARRGH, Bang, gak sanggup gue. Serasa mau pecah kepala gue," teriak Jonathan yang langsung menonjok tembok ruang rapat itu.

"Bawa Jonathan pergi dulu, sebelum dia makin liar," perintah Steve pada Daniel.

Daniel pun menarik paksa Jonathan pergi dari ruang rapat, sebelum dia bertindak di luar nalar. Steve pun mengambil alih pada rapat itu.

"Ray," panggil Steve.

"I-iya, Bang."

"Sekarang semua keputusan ada di tanganmu, kau mau dia ganti rugi untuk semua masalah, atau kau memilih untuk membantunya kali ini. Sebagai jaminan uang gajinya selama 5 tahun ke depan akan di potong 90 persen sebagai uang ganti rugi," ucap Steve.

Ray menunduk dan berpikir. Tapi, otaknya tidak bisa berfungsi saat ini. Dia takut jika melakukan project ini dia dan Lis semakin tambah jauh, apalagi setelah kejadian dia mencium Lisa di mobil waktu itu.

"Lisa, maafkan aku kali ini," batin Ray
"Aku pilih opsi kedua, Bang."

•••••
05:58 AM
Sabtu, 20 Agustus 2022

WE DON'T TALK TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang