BAGIAN 06 : Date?

214 37 0
                                    

BAGIAN 06 : 𝗗𝗮𝘁𝗲?

"Mbak, Alpukat kocok-nya satu, ya," sebut Lisa di depan kasir sebuah outlet minuman yang bernama Kedai Tharry.

"Baik, Mbak, dengan Mbak siapa?" tanya pegawai wanita dengan ramah.

"Lisa," jawab Lisa.

"Baik, Mbak Lisa, silahkan duduk dan mohon ditunggu sampai nama anda kami panggil, kami akan segera membuat pesanan anda," ucap pegawai wanita itu dengan memberikan sebuah kartu yang bertuliskan nomor.

Lisa pun mencari tempat duduk yang tak jauh dari meja kasir. Setelah duduk Lisa bermain dengan ponselnya sebentar untuk scrolling TikTok, siapa tau ada berita atau hanya untuk mencuci matanya.

"Eh, tau gak, lagu Raymond yang baru yang judulnya Autumn itu loh, rumornya itu lagu buat orang yang dia suka," ucap wanita yang berada di meja depan Lisa. Memang tidak terlalu keras mereka berbincang, tapi, Lisa bisa mendengar mereka meski agak samar.

"Iya, loh. Rumornya juga si cewek gak mau nerima ajakan Raymond untuk jadi pacarnya. Bodoh banget gak, sih. Kalau aku si posisi si wanita, aku bakal nerima ajakan Raymond buat jadi pacarnya. Soalnya Raymond sudah tulus membuatkan lagu," sahut teman wanita tadi.

"Iya, bodoh banget dia," ucap wanita tadi.

"Mbak Lisa, pesanannya," teriakan pegawai wanita di kasir tadi membuyarkan lamunan Lisa yang memikirkan ucapan kedua orang yang tengah menghinanya tapi tidak secara langsung.

Lisa pun beranjak menuju kasir dan mengambil pesanannya. Setelah selesai Lisa langsung kembali ke mobil dan pulang. Bisa dibilang Lisa tidak begitu memiliki banyak teman akibat ketidaksukaannya kepada Ray yang menyebabkan satu persatu teman Lisa menjauh. Lisa tidak terlalu memikirkan hal itu, toh nanti kalau temannya membutuhkan bantuan ekonomi pasti akan menghubunginya lagi.

Sesampai di rumah, Lisa langsung duduk di meja kerjanya untuk mengecek apa ada kerjaan yang belum dia lakukan.
"Semuanya sudah clear. Tinggal tunggu waktu saja untuk menyiapkan semua klarifikasi."

Lisa beranjak dari meja kerja karena sudah merasakan sakit di matanya akibat duduk di depan laptop hampir 1 jam penuh. Lisa merebahkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya.

Tring ... Tring ... Tring ...

"Nih orang ganggu aja hidupnya," ucap Lisa melihat ke layar ponselnya yang ternyata itu panggilan dari Ray.

"Halo, ada apa?" sinis Lisa.

"Lagi ngapain?"

"Gue mau tidur, kalau gak ada urusan gak usah telpon, bangsat."

"Aku ada di ruang tamu, nih. Sama mama kamu."

"Hah?" pekik Lisa yang langsung mematikan telpon dan berlari menuju ruang tamu, dan benar saja Ray ada di sana bersama sang ibu yang tengah tertawa bersama.

Lisa menghampiri mereka berdua dan berkata, "Ngapain, lo kesini? udah pulang sana!" usir Lisa yang duduk sebelah ibunya.

"Heh, sama tamu kok gak sopan banget!" tegur Marwa.

"Ini sih Mama yang kesenangan disamperin sama idol kesukaannya," sinis Lisa.

"Shut ... Kamu ini," lirih Marwa sambil mencubit paha Lisa.

"Ouch, sakit tau, Ma," ringis Lisa.

Ray hanya tersenyum melihat tingkah Lisa dan calon ibu mertuanya itu.
"Ini loh, nak Ray bawain kamu martabak sama terang bulan kesukaan kamu," ucap Marwa.

"Jadi Lisa suka sama keduanya ya, Tante," ucap Ray.

"Iya, Lisa mah suka banget apalagi sama terang bulan coklat keju. 1 box bisa habis sendiri dia," jelas Marwa.

"Ish, si Mama bongkar aib anaknya sendiri!" rengek Lisa yang menahan malu karena image nya rusak di depan seorang Ray.

"Tante, boleh gak pinjam Lisa nya buat di ajak jalan-jalan?" izin Ray yang langsung dapat anggukan dari Marwa.

"Bawa aja, gak usah dipulangkan juga gak papa, asal nikahin, ya," gurau Marwa.

"Mamah! Gak ah gak mau gue capek, R.A.Y." tekan Lisa.

"Makanya, Lis. Kalau capek jalan-jalan aja, mumpung ada yang bayarin. Ya gak, Ray," ucap Marwa.

"Siap, Tante." ucap Ray bahagia.

"Udah sana kamu ganti baju terus pergi jalan-jalan sama Ray sana!" usir Marwa pada anaknya sendiri.

Lisa dengan wajah cemberut kembali ke kamarnya dan ganti pakaian santai, dia hanya memakai kaos putih oversize dan celana jeans pendek, tak lupa Lisa membawa tas kecil yang berisikan handphone dan dompet. Lisa memoles sedikit bibir dan pipinya menggunakan lip cream.

Setelah siap Lisa kembali ke ruang tamu dan berpamitan ke Marwa. Ray san Lisa pun pergi dari rumah Lisa pukul 3:45 PM.

Didalam mobil,
"Kita mau kemana, sayang?" tanya Ray yang langsung dapat geplak kan dari Lisa.

"Gue bukan sayangnya, Lo! Dan Lo yang ngajakin ngapain lo nanya, bego!" sinis Lisa yang muak dengan pertanyaan gak berbobot dari Ray.

"Makan bakso, mau?" tanya Ray lagi.

"Gak, makasih."

"Seblak?"

"Gak, makasih!"

"Mie level?"

"Enggak! Makasih!"

"Ayam gepuk?" "Gak!"

"Ayam geprek?" "Enggak!"

"Jadi, maunya makan apa?"

"Terserah."

Ingin rasanya Ray melempar Lisa ke tengah laut. Ini memang salahnya, masih bertanya ke makhluk yang bernama cewek, pasti ujungnya jawab 'TERSERAH'.

"Oh, ayolah, Lis. Ini perut udah lapar tau," rengek Ray.

"Yah terserah, Lo. Lo kan yang ngajakin keluar, anakonda!" jawab Lisa dengan enteng.

"Oke, makan Bakso Rusuk Joss aja yuk. Gak usah jawab ini bukan pertanyaan," putus Ray.

Lisa hanya dapat tersenyum tipis sekali, setipis kertas. Enak juga ngerjain Ray kayak tadi pikirnya. Sesampainya di Bakso Rusuk Joss yang berada di Jakarta Ray dan Lisa pun memesan bakso lava dan bakso buaya.

"Kita first date udah makan yang pedas-pedas aja, nih," ucap Ray yang membuat Lisa berhenti dari kegiatan memotong kepala buaya (bakso).

"Lo ngomong apa? Date? Sejak kapan ini gue bilang date, kita ini cuma jalan-jalan. Gak lebih!" sinis Lisa.

"Iya, tapi buat aku ini first date kita," ucap Ray dengan halus.

"Terserah Lo, lah. Dasar upil unta."

•••
07:44 PM
Senin, 15 Agustus 2022

WE DON'T TALK TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang