BAGIAN 07 : Secuil Rasa.

183 39 5
                                    

BAGIAN 07 : Secuil Rasa.

3 Minggu setelah kejadian jalan-jalan dadakan itu, Ray jadi sering sekali ke rumah Lisa tanpa sebab. Marwa justru senang jika Ray sering datang ke rumahnya, kan memang dia fans berat Ray. Kalau Kevin? Dia biasa saja jika Ray kerumahnya dan ingin mendekati anaknya, toh memang Ray anak yang baik.

Hari ini juga, Ray tengah berada di ruang tamu rumah Lisa, ditemani oleh sang ibu yang setia berbincang-bincang dengan Ray, dan ayah yang setia mendengar perbincangan itu. Sedangkan Lisa, dia dengan malas bersiap-siap untuk pergi keluar, Lagi, bersama Ray.

"Nih, gue udah siap. Mau kemana lagi hari ini?" ucap Lisa dengan malas.

"Ada deh, kalau gitu Om, Tante, kami pamit dulu," pamit Ray.

"Iya, hati-hati bawa anak Om, ya, Ray."

"Siap, Om."

Mereka berdua pun pergi dari rumah Lisa menuju mobil Ray yang terparkir di garasi Lisa. Tak lama mereka pun berangkat dari area rumah Lisa menuju luar Jakarta.

Di mobil.
"Emang kamu mau kemana, sih!" tanya Lisa malas.

"Wih, pakai aku kamu nih ceritanya," ledek Ray.

"Mau aku loncat keluar dari mobil, hah!"

"Enggak, enggak. Bercanda. Kita ke Bandung sekarang."

"Hah?, Ngapain?"

"Mau jajan."

Plak
"Di Jakarta banyak, Ray. Ngapain ke Bandung," ucap Lisa dengan menampar pundak Ray.

"Aduh, aduh sakit tau."

"Salah sendiri!"

"Biar bisa lama sama kamu."

"Alasan aja kamu! Emang mau jajan apa di Bandung?"

"Gak tau, pokoknya sama kamu."

Kali ini, Lisa ingin rasanya melindas Ray pakai ban truk. Pokoknya, harus extra sabar menanggapi sikap kekanak-kanakan dari seorang penyanyi terkenal dunia yang katanya memiliki 8 pack di perutnya.

"Terserah, yang penting kamu harus ingat. Kalau keluar sama aku harus pakai masker, topi sama kacamata hitam, biar orang gak kenal dan gak ada rumor," jelas Lisa.

"Siap, apa sih yang enggak buat ayang Lisa."

Sudah capek Lisa menanggapi gurauan Ray, dia pun memakai headset bluetooth nya dan menikmati lagu sembari mencari kuliner yang enak di Bandung.

30 menit kemudian.
"Ray," panggil Lisa setelah keheningan 30 menit

"Apa, sayang?"

Plak
"Martabak Andir, enak deh, kayaknya," Lisa menampar lagi pundak Ray.

"Lis, sumpah ya. Aku jalan sama kamu pulang-pulang biru semua badan ku kamu pukuli."

"Yaudah, sana pergi sama pacarmu, sana! Gak usah ngajak aku lagi! Turunin aku mau pulang!" murka Lisa.

"Enggak, sumpah bercanda Lis, sumpah bercanda. Kamu mau Martabak Andir, kan? Yaudah kita kesana. Udah jangan ngambek," panik Ray yang langsung menuju tempat tujuan Lisa.

"Nih orang kenapa takut amat kalau aku ngambek. Emang rada aneh orang ini," batin Lisa.

Setelah berjam-jam, akhirnya mereka berdua pun sampai di Martabak Andir.
"Ini kita turun berdua?" tanya Ray.

"Enggak, kamu aja. Ramai soalnya, kita makan di mobil saja. Jangan lupa pakai tuh masker sama kacamatanya," jelas Lisa.

"Siap, nyonya besar. Mau rasa apa?"

"Kamu beli yang rasa Oreo Cream Cheese, Pandan Jagung keju, pandan Nuttela keju, sama coklat kacang. Nih uangku," jelas Lisa sambil memberikan 5 lembar uang 100 ribu.

"Enggak, sayang. Aku aja yang bayar. Aku tinggal, yah," pamit Ray.

Ray pun pergi meninggalkan mobil yang telah dia parkir kan di depan toko. Ray masuk dan memesan pesanan Lisa. Di tengah menunggu pesanan Ray lupa kalau dia tidak boleh melepas masker karena pasti ada yang mengenalinya.

"Ini Kak Raymond, si penyanyi itu kan?" tanya salah satu wanita yang ada di dalam toko.

"Eh, iya. Kak minta foto dong," sahut wanita lain.

Toko martabak itu pun ramai oleh penggemar Ray yang terus membuat gaduh akibat ingin berfoto dengannya.
"Iya, iya langsung banyak aja, ya, soalnya saya lagi buru-buru," ujar Ray kepada para penggemarnya.

Alhasil Ray pun berfoto dengan semua penggemarnya membutuhkan waktu sekitar 50 menitan dan martabak manis pesanannya juga sudah jadi.
"Kak Ray, ini pesanan Martabaknya," ucap salah satu pegawai wanita.

"Iya, terima kasih, ya. Kalau begitu semuanya saya pamit dulu" pamit Ray yang kemudian membayar dan langsung lari dari toko Martabak itu.

Sampainya di mobil, Ray melihat Lisa yang cemberut menatap ke arahnya.
"Bagus, gak sekalian aja bikin fan meeting di dalam?" sungut Lisa.

"Sumpah, gak gitu maksudku, Lis," rengek Ray yang melepas masker dan kacamatanya.

"Kita pergi cari Indomaret terdekat. Jangan yang Deket sini cari rada jauh," tukas Lisa.

"Nih pegang dulu."
Ray memberikan Martabak Andir ke Lisa dan menancap gas pergi mencari Indomaret. Kurang lebih 20 menitan mereka pun menemukan Indomaret.
"Kamu tunggu sini! Biar aku yang turun sekarang. Nih pegang," Lisa mengoperkan lagi martabaknya dan masuk ke Indomaret.

Sambil mengomel Lisa menuju kulkas minuman dan membeli minum air mineral 2 botol dan teh pucuk yang besar. Lisa beralih lagi ke tempat jajan dan mengambil kripik kentang 2 pack dan menuju ke kasir.

Setelah membayar Lisa kembali ke mobil Ray.
"Nih, minum," Lisa menyodorkan botol air mineral dan menaruh sisanya ke kursi belakang.

"Makasih," Ray pun meminum air itu sampai sisa setengah, "Ini kita makan dimana? Disini apa cari rest area lain?" sambung Ray.

"Disini aja, toh parkirannya luas."

Lisa pun membuka box martabak rasa Oreo Cream Cheese dan mencobanya sepotong.
"Enak, cobain, deh," ucap Lisa.

Ray pun mengambil sepotong dan memakannya. Enak, tapi dalam pikirnya bagaimana cara Lisa akan menghabiskan semua martabak manis ini.
"Enak kan?" tanya Lisa bahagia,

"Iya, enak," jawab Ray.
"Ahh-, bahagianya aku. Ya Tuhan aku mohon biarlah sikap Lisa begini jangan di rubah lagi," batin Ray yang amat bahagia.

"Pegang bentar, aku mau nyobain yang Pandan Jagung keju," ucap Lisa yang memberikan box Oreo Cream Cheese kepada Ray dan membuka box yang dia inginkan.

Lisa mengambil satu potong dan memakannya sesuap
"Emm-, ini enak banget. Cobain deh," Lisa menyodorkan Martabak yang sudah dia gigit sebagian ke arah Ray, dengan bahagia Ray memakan martabak dari suapan Lisa.

"Emm- iya enak sekali, apalagi yang nyuapin, pasti rasanya juga enak," gurau Ray.

"Gak usah bikin bad mood, Ray" sinis Lisa.

Ray hanya terkekeh mendengar jawaban sinis Lisa. Sedangkan Lisa terus memakan martabak manis / Terang Bulan dengan menghiraukan keberadaan Ray, si pengganggu hidupnya.

"Eh, makannya pelan-pelan, berantakan sampai pipi coklatnya," goda Ray.

"Biarin, biar kamu ilfil," jujur Lisa.

Ray bukannya ilfill, dia tambah gemas ingin menggigit pipi Lisa. Ray pun mendekatkan dirinya dan meraih rahang Lisa agar bertatapan dengannya.
"Kenapa?" tanya Lisa yang keheranan.

Ray tambah mendekat kearah wajah Lisa hingga dirinya mengecup sebentar bibir Lisa yang penuh dengan coklat
"Dibilang coklat semua, kok. Pelan-pelan makannya," ucap Ray sambil menggosokkan hidungnya ke hidung Lisa.

Otak Lisa seketika tidak bisa mencerna apa yang terjadi barusan, darah Lisa mendidih seolah gunung yang ingin memuntahkan lava, pipinya sudah memanas dan menyemburkan warna merah.
"RAY MESUM-" pekik Lisa terhenti dengan bungkaman lembut bibir Ray.

•••
09:28 PM
Selasa, 16 Agustus 2022

Gak bosan-bosan saya bilang, mohon vote buat yang baca. Sebagai apresiasi kalian suka baca nih cerita absurd saya.

WE DON'T TALK TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang