BAGIAN 21 : Sakit.

129 17 5
                                    

BAGIAN 21 : Sakit.

Di lorong rumah sakit terlihat Kevin dan Marwa tengah duduk menunggu dokter yang memeriksa Lisa.

"Dok, bagaimana keadaannya?" tanya Kevin yang melihat sang Dokter keluar dari ruang pasien.

"Terakhir kalian tengah makan apa, sepertinya Nona Lisa mengalami keracunan makanan. Kami menemukan 0,1 gram sianida di tenggorokannya. Untung saja langsung segera di tangani." Dokter itu menjelaskan dengan pelan agar keluarga pasien dapat menyimak ucapannya.

"Apa? Jadi ada yang mau membunuh Lisa, Pah," ucap Marwa dengan memegang tangan suaminya. Marwa yang tak sanggup menahan diri pun kesadarannya tiba-tiba menghilang.

"Astaga, Mama," ucap Kevin panik dan merangkul tubuh Marwa. Dokter pun segera tanggap menangani Marwa yang pingsan, mereka membawanya ke ruang pasien untuk istirahat, ditemani Kevin.

Kevin yang mencoba untuk tegar memutuskan menghubungi Hima dan John untuk menyusul ke rumah sakit. Hima yang tiba setengah jam kemudian datang dengan air mata yang deras mengguyur pipinya.

"O-om, Li-Lisa kenapa?" Tangis Hima tak terbendung lagi ketika melihat sang adik tengah terbaring dengan selang disekelilingnya.

"Lisa keracunan sianida, Hima-chan," jawab Kevin lirih dengan memeluk Hima.

"Om, maaf terlambat tadi jalanan macet. Sekarang Lisa bagaimana, kenapa bisa seperti ini?" tanya John yang baru saja sampai dengan sang istri.

"Dia keracunan sianida, John. Untung saja jarak dari rumah kesini hanya tiga menit, kalau lebih dari sepuluh menit Lisa tidak akan tertolong," jelas Kevin yang masih menenangkan Hima di pelukannya dan menatap Marwa yang terbaring pingsan di ranjang pasien.

John dan Amel yang mendengar itu pun kaget dan tak kuasa menahan emosinya. Amel pun meluapkan tangisnya di dada sang suami.
"Apa om sudah memanggil pihak berwajib?" tanya John.

"Mereka sudah ke rumah dari dua puluh menit yang lalu, tapi mereka masih belum mengirimkan kabar," jawab Kevin.

"Kenapa bisa sampai keracunan, memangnya Lisa habis makan apa?" tanya Hima yang perlahan mulai tenang.

"Ada seseorang yang mengirim makanan ke rumah, ada beberapa nasi dan ada Terang bulan coklat keju. Om makan salah satu nasi bungkus yang ada tapi om gak kenapa-kenapa, sementara Lisa, dia memakan satu gigitan langsung memegangi lehernya dan disusul mulutnya mengeluarkan busa," jelas Kevin.

Marwa perlahan-lahan membuka matanya. Hima dan Amel langsung memeluk Marwa dan menumpahkan kesedihannya bersama. Di tengah-tengah kesedihan mereka, ponsel Kevin berdering dia mendapat panggilan dari pihak berwajib.

Kevin dan John memutuskan untuk pulang menemui para pihak berwajib dan menanyakan perihal makanan beracun itu.
"Maaf John, tadi gue kejebak macet," sesal Antonio yang menyusul ke rumah Lisa.

"Dia siapa?" tanya Kevin.

"Ah,saya manager Ray, om, dan pacarnya Hima. Salam kenal," ucap Antonio.

"Oh, ya, gue mau tanya. Ray hari ini ngirim Lisa makanan atau enggak?" tanya John.

"Enggak. Dari pagi dia tengah rapat bersama Pimpinan untuk albumnya, dan lagi ponsel Ray ada di gue, memangnya kenapa?" tanya Antonio.

"Ada yang ngirim makanan beracun ke Lisa, sekarang dia tengah di rawat. Gue ngabarin elu mau tanya apa Ray ngirim makanan atau enggak, soalnya kang Gof**d nya gak tau identitas pengirim," jelas John.

"Permisi, pak. Saya dan tim sudah mengunjungi kedai nasi yang ada di pesanan tersebut. Tapi, mereka semua tidak ada yang menjual Terang bulan. Dan juga dilihat dari ketebalan dan bentuk adonannya seperti orang amatir yang pertama kali membuat Terang bulan. Sepertinya makanan yang satu ini dibuat langsung oleh si pengirim," jelas salah satu kepala penyidik.

"Apakah tidak ada DNA yang tertinggal di sana?" tanya Kevin.

"Kami akan terus menyelidiki, pak. Jika ada berita terbaru saya akan segera menghubungi anda."

--

Seminggu Lisa terbaring di rumah sakit, dan tidak ada kabar terusan dari pihak berwajib. Sungguh sangat rapi sekali orang yang mengirim racun ini.

Lisa perlahan siuman meski di bantu dengan selang oksigen yang menjalar ke hidungnya. Hima dan Marwa senantiasa menemani Lisa di rumah sakit.

"Hima, Mama," rintih Lisa dengan kesusahan berbicara karena tenggorokannya masih sangat sakit.

"Tenanglah, Nak. Jangan banyak bicara dulu, ini minum air putih." Marwa menyuapkan minum perlahan dengan sendok ke mulut putrinya.

"Aku kenapa, M-ma?" tanya Lisa dengan menatap satu ke arah Marwa.

"Kamu, kamu keracunan, Nak."

•••
09:15 pm
Kamis, 09 Maret 2023

See you on two weeks letters
😘

WE DON'T TALK TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang