Part 38 : Dominant

2.9K 362 374
                                    

Hai! Apa kabar? Sebelum pengumuman, aku mau bilang selamat membaca part panjang ini! 

.

.

.

Menekuk lutut, Lian meringkuk dengan wajah pucat. Kantung matanya hitam, kukunya pun mengelupas karena ia terus menggigitnya.

Lima belas menit ia duduk di sofa, tatapannya kosong tanpa meninggalkan kilat air yang tertahan. Jam pun menunjukkan pukul sembilan malam, selama empat jam Gara menyerangnya tiada kelembutan. Bisa dibilang kasar karena lelaki itu tidak memedulikan dirinya, melainkan mengejar kenikmatannya sendiri. Lian ingin menangis, dadanya benar-benar terurut, tetapi ia menahannya sekuat mungkin agar tak meledak.

Semula penglihatan ke arah jendela kini beralih pada Gara berbalut nightrobe datang dari belakang, Lian mengintai sampai lelaki itu menuang alkohol di atas meja.

Sagara menyesap anggur merahnya, berdiri menjulang melamat Lian tak kalah tajam. Ia pun berkata, "Mengapa masih di sini? Your boyfriend might be waiting for another kiss."

Lian memejamkan mata, dugaannya benar. Tatapan Gara begitu menusuk hingga menebusnya, lelaki itu terlalu mudah menyimpulkan sampai berlebihan.

"Gara, jika kamu seperti ini karena Ryder, aku minta maaf. Tapi kamu harus ingat tujuh tahun aku mengenalnya, kami hanya sebatas teman, kami keluarga." Lian merintih di antara napasnya yang berat.

Seringai runcing tercipta di wajah Gara. "So you fucked with your family?"

Pasokan udara makin mencekam kala Lian mendengar itu, ia betul-betul tak menyangka Gara akan mengatakan demikian.

"Seburuk itu pikiran kamu tentang aku dan Ryder?" kisik Lian mulai mengubah nada bicaranya menjadi jengkel.

"Fakta," pungkas Gara, dengan keras lelaki itu menaruh gelas di meja lalu menikam Lian lewat tilikan. "Silakan lakukan sekarang, fuck with him in front of my eyes," tantangnya garang.

Lian membisu, bibirnya bahkan terbuka saking tak bisa berkata-kata. Lelaki itu mengepalkan tinju dan ia masih menunggu apa lagi yang akan keluar dari mulutnya.

"Proved that Lian is not only mine but also Ryder's who pretends to be like family and in real he can touch you wherever he wants because Lian didn't refuse! And I clearly saw it!" Jemari Gara terangkat menunjuk muka Lian beriring urat di dahi tampak, Gara menggeram kencang seakan-akan tak bisa mengendalikan diri.

"Ini tidak adil." Lian menggeleng lemah, air matanya telah jatuh berangsur-angsur. "Kamu lupa aku tersiksa di sini? Di situasi dan hubungan ini. Kamu marah karena Ryder lalu bagaimana perasaan aku ketika kamu bersama Audy? Every single day and every single time!" Lian berteriak yang mampu membuat Gara bungkam lalu membuang muka.

"Sampai kapan aku harus menahan?" tanya Lian mengumpulkan tenaganya agar tak terkuras, ia menyeka air mata merasa paling tersakiti. "Kamu milik aku tapi juga milik Audy, 'kan? Tidak. Hanya dia yang berhak atas kamu karena dia istri kamu. Kamu tahu aku selalu merasa bersalah di hadapannya karena kamu."

"Omong kosong," desis Gara, lelaki itu mengintimidasi Lian hanya dalam satu detik. "Kamu bersikap baik hanya karena takut. Takut dia tahu karena faktanya kamu penghianat bagi dia."

Lian terhanyut akan kalimat itu, ia mencengkeram lututnya begitu kuat. Tak kuasa menerima kenyataan itu.

Gara mengangkat alis mengibarkan kemenangan. "Tidak perlu menutupi itu, aku tahu apa maksud kamu selalu berlagak lugu. Agar kamu tidak kehilangan aku jika nanti dia tahu, benar?"

Menarik napas panjang, Lian secepat mungkin menampilkan wajah datar. Ia kepalang penat dan marah, sudah cukup ia diam, maka Lian perlu mempertegas Gara. Ia berdiri dari duduk membangun pertahanan berupa kepayahannya yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya di depan orang lain selain Gara.

NARESH (Hidden Black Soul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang