Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Lirik lagunya cukup menggambarkan isi hati Fey di part ini🌚 Setelah sebelumnya merasa diinginkan dan diajak terbang tinggi, tapi tiba-tiba dihempaskan sampai ke dasar bumi oleh kebenaran yang didengarnya dari Audy.
Sebelum lanjut ke ceritanya, jangan lupa vote dulu ygy😉😙
HAPPY READING GUYSS 📖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•NOT YOUR BABE!•
Kemarin, setelah memasuki kamar, Fey tidak menuruti ucapan Rama yang menyuruhnya untuk kembali turun jika sudah membersihkan diri. Fey memilih mengunci dirinya di dalam kamar. Hingga satu jam setelahnya, Rama mengetuk pintu kamar cukup lama, diiringi suara pria itu yang terus memanggilnya. Saat itu sempat terjadi hening, sampai akhirnya suara Bik Iyem terdengar, menyuruhnya untuk keluar. Dan lagi-lagi Fey hanya diam.
Hingga ketika mendengar Rama yang meminta izin pada Bik Iyem untuk mendobrak pintu kamarnya setelah lama tak mendapat respon apapun-katanya takut terjadi apa-apa pada Fey-Fey langsung bersuara dan menyuruh Rama untuk pulang saja.
Dan akhirnya, meski Rama sempat menolak sebelum melihat keadaan Fey yang baik-baik saja, namun karena Fey tetap keukeuh dan bilang sedang tidak dingin diganggu, Rama pun menyerah, lalu pria itu pulang setelah sebelumnya kembali mengingatkan Fey untuk makan.
Fey memejamkan matanya erat, berusaha mengenyahkan semua kepedulian palsu Rama terhadapnya, kemudian Fey menggerakkan tubuhnya dan tidur menyamping.
Sejak bangun subuh tadi, Fey hanya berbaring di kasurnya. Saat ini ia menatap ke arah jendela yang gordennya terbuka setengahnya. Menikmati sinar matahari pagi yang menerobos masuk dengan pandangan kosong.
Kejadian kemarin sepertinya cukup mempengaruhi kondisi Fey. Hingga membuatnya jatuh sakit. Terlebih dengan ucapan Audy yang selalu berputar di kepala semakin membuatnya pusing.
'Lo itu cuma bahan pelampiasan Rama doang!'
Fey mengambil napas dalam, mencoba menyamarkan sesak yang kembali hadir.
Suara ketukan pintu mengisi keheningan kamar Fey. Disusul suara pintu yang dibuka.
"Non, si gantengnya udah pergi," ucap Iyem sembari memasuki kamar Fey. "Terus ini, Non, si ganteng nitip ini buat Non Fey."
Fey sedikit menoleh ke arah Bik Iyem yang sedang menaruh sebuah styrofoam box dan segelas air putih di atas nakas samping tempat tidurnya.