09. R - Hari Terindah

5.3K 542 53
                                    

Terlihat seorang anak kecil tengah tersenyum bahagia ketika melihat sebuah moment yang sangat ia impikan kini menjadi kenyataan, kebahagian bukan hanya dirasakan oleh dirinya saja melainkan sang mommy juga ikut merasa bahagia ketika melihat wajah ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat seorang anak kecil tengah tersenyum bahagia ketika melihat sebuah moment yang sangat ia impikan kini menjadi kenyataan, kebahagian bukan hanya dirasakan oleh dirinya saja melainkan sang mommy juga ikut merasa bahagia ketika melihat wajah yang sudah lama ia rindukan kini berada didekatnya walau dengan jiwa yang berbeda.

"Andai Freen masih ada, mungkin aku akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia."
Batin Becky, berandai-andai jika kecelakaan pesawat itu tidak terjadi mungkin Freen tidak akan pergi dari sisinya dan mungkin Lio bisa mendapatkan kasih sayang yang utuh.

"Tuhan, telimakacih ya udah balikin daddynya Lio. Lio janji nda akan jadi anak yang nakal, tapi tuhan juga halus janji jangan ambil daddy nya Lio lagi ya."
Gumam Lio pelan sambil memandang langit yang kini tampak cerah.

Sedangkan dikejauhan tampak dua pria tengah memperhatikan mereka berdua, rasa tidak suka muncul di hati keduanya yang kini merasa cemburu.

"Kenapa kau melihat mereka dengan wajah yang ditekuk? Seyra itu adek mu kan, jadi tidak mungkin jika kau merasa cemburu ketika dia dekat dengan Becky?"
Tanya Heng merasa curiga ketika melihat raut wajah Arvin yang di tekuk.

"Ya, dia memang adek ku. Wajahku memang seperti ini jadi kau tidak perlu terkejut ketika melihat wajahku yang seperti ini."
Jawab Arvin dengan sangat santai, namun semakin memancing kecurigaan Heng.

"Baiklah, aku menghargai itu."
Putus Heng, lalu memilih melangkah mendekati Lio berniat mengajaknya bermain.

"Hey jagoan, mau bermain bersama ku?"
Ajak Heng kepada Lio yang kini tengah menggeleng pelan.

"Lio mau sama daddy aja, ndapapa kan uncle?"
Tolak Lio cukup sopan, namun membuat hati Heng merasa teriris.

Karena tidak biasanya Lio menolak ajakannya, biasanya Lio selalu antusias ketika ia mengajaknya bermain. Namun sekarang setelah bertemu seseorang yang mirip dengan Freen, Lio seakan lupa dengan dirinya.

"Iya uncle tidak apa-apa Lio."
Sahut Heng sambil tersenyum getir.

Sedangkan Seyra yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, ia merasa bahagia ketika Lio menunjukan rasa sayang kepada nya padahal mereka baru saja bertemu kemarin.

"Daddy elusin lambut Lio dong."
Pinta Lio ketika kini dirinya tengah berbaring di paha milik Seyra.

Seyra tersenyum manis kala mendengar permintaan anak itu, kemudian ia langsung mengelus rambut Lio dengan lembut.

"Mommy kangen daddy juga kan? Kenapa mommy hanya diam?"
Tanya Lio sambil memperhatikan sang mommy yang hanya diam melihat dirinya bersama Seyra.

Becky hanya diam mendengar ucapan sang anak, ia bingung harus merespon bagaimana karena jika ia mengatakan itu bukanlah daddynya maka Lio akan merasa sedih. Karena hal itu lah Becky sejak kemarin hanya membiarkan Lio berdekatan dengan Seyra, bagaimana pun juga di dalam lubuk hatinya Becky sangat menyayangi anaknya.

"Kamu saja yang begitu, saya tidak."
Setelah berpikir lama akhirnya ia merespon ucapan sang anak dengan wajah yang terlihat merona.

"Seyra tolong suapi kakak cemilan dong, perut ku sudah terasa lapar."
Ucap Arvin yang ternyata sudah berada disebelah Seyra, membuatnya cukup terkejut.

"Jika seperti itu bagaimana kalau kita makan siang aja?"
Tawar Seyra membuat Arvin cukup kesal, atas penolakan Seyra yang secara halus itu.

"Aish om! Lio masih mau piknik disini ih, jika om lapar pergilah sendiri atau bersama uncle Heng."
Ujar Lio memotong pembicaraan antara Seyra dan Arvin.

"Lio jangan seperti itu ya, itu namanya tidak sopan."
Heng berusaha memperingati Lio, namun ntah bagaimana Lio mampu membantah ucapan Heng dan membuat mereka terkejut dengan tindakan Lio barusan.

"Jika kalian berusaha menjauhkan daddy dari Lio dan Mommy tidak akan Lio biarkan! Lio tidak ingin daddy pergi lagi dari hidup Lio!"
Sentak Lio dengan menaikan nada suaranya dan berbicara lantang tanpa cadel sedikit pun.

Kemudian dengan cepat Lio menarik tangan Becky dan juga Seyra menjauhi dua pria itu yang kini hanya termenung melihat aksi Lio barusan.

"Lio apa yang kamu lakukan emm?"
Tanya Seyra lembut ketika genggaman tangan Lio terlepas darinya.

"Lio tahu meleka akan ngelebut daddy dali Lio sama mommy."
Jawab Lio yang cadelnya kini sudah kembali.

Seyra dan Becky yang mendengarnya hanya terdiam memikirkan bagaimana menjelaskan kepada Lio jika Seyra bukanlah Daddynya, namun jika di biarkan terus Becky tidak mau masalahnya semakin rumit. Biarlah Lio merasakan kasih sayang Seyra seharian ini sampai mereka akhirnya berpisah barulah ia akan menjelaskanya nanti, mau tak mau Lio harus bisa mengerti.

Akhirnya mereka melanjutkan piknik mereka tanpa Heng dan juga Arvin, Lio kembali tersenyum ketika Seyra memangkunya sambil mengelus rambut nya lembut.

"Kalian mau ice cream?"
Tanya Becky yang langsung di angguki keduanya.

"Mau rasa apa?"

"Vanila."
Jawab Seyra dan Lio serentak, membuat keduanya tertawa ketika mereka sama-sama memilih ice cream dengan rasa vanilla.

Becky justru hanya terdiam menyaksikan keduanya, entah karena apa ia menyadari jika seharian ini memang dirinya suka sekali terdiam dan termenung.

"Hahha esklim kita sama dad."
Girang Lio membuat Seyra gemas dengannya.

"Emm aku belikan dulu ya."
Pamit Becky kemudian melangkah mendekati penjual ice cream.

Setelah kepergian Becky, Seyra berniat untuk bertanya sesuatu kepada Lio.

"Lio boleh tidak aku melihat foto daddy nya Lio?"
Tanya Seyra penasaran, bagaimana bisa wajahnya mirip dengan seseorang yang lahir berbeda rahim dengannya.

Lio dengan antusias segera memperlihatkan ponselnya kepada Seyra, disana terlihat sebuah foto seseorang yang sangat mirip dengannya tengah mengelus perut Becky yang tampak buncit, membuat nya merasa semakin terkejut.

"Itu mommy nya Lio lagi hamil?"
Tanya Seyra yang kini semakin penasaran.

"Iya Lio masih di pelut mommy, tapi sayang saat Lio lahil daddy malah pelgi."
Jawab Lio lirih, mengingat semua hal yang menyakitkan untuk nya.

"Daddy jangan pelgi lagi ya, Lio nda mau sepelti dulu lagi hidup tanpa daddy, dan mommy cibuk dengan keljaannya."
Sambung Lio yang kini meneteskan air mata nya.

Seyra mengelus pipi Lio lembut, hatinya teriris ketika mendengar keluh kesah anak berumur tiga tahan itu. Seandainya tuhan mengijinkan dirinya untuk menemani Lio untuk selamanya, maka dengan senang hati ia akan melakukannya. Ntah karena apa tetapi ia baru menyadarinya ada sisi dari dirinya yang sangat terikat dengan anak itu, padahal dirinya bukanlah siapa-siapa.

Tanpa waktu lama akhirnya Becky kembali dengan membawa tiga ice cream rasa vanila, membuat Seyra sedikit bingung.

"Kamu juga suka vanilla?"
Tanya Seyra.

"Ya, kenapa?"
Jawab Becky dengan wajah datarnya.

"Kita semua sama ya, terasa aneh bukan? Kita seperti memiliki ikatan batin."
Seru Seyra membuat Becky kembali terdiam.

"Kan kita kelualga daddy."
Ujar Lio membuat Seyra hanya bisa tersenyum.

Mereka menikmati ice cream dengan perasaan yang sangat bahagia, terlebih lagi Lio yang kini merasa hidupnya sudah sempurna, dan berdoa kepada tuhan untuk jangan mengambil daddynya lagi.

~~~

Tbc, jangan lupa tinggalkan jejak okee😄👌

Retrouvailles (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang