30. R - Mandi Bareng

5.8K 443 24
                                    

Ditempat lain terlihat seorang wanita yang tengah fokus dengan laptop yang berada di hadapannya, ia melepaskan kacamatanya dan memilih menyenderkan tubuhnya sejenak untuk menghilangkan lelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditempat lain terlihat seorang wanita yang tengah fokus dengan laptop yang berada di hadapannya, ia melepaskan kacamatanya dan memilih menyenderkan tubuhnya sejenak untuk menghilangkan lelahnya. Ia bahkan harus memakai kacamata untuk mengurangi radiasi karena terlalu lama melihat laptopnya.

Tok!
Tok!

Terdengar bunyi ketukan pintu di ruangannya, wanita tersebut kembali menegakkan tubuhnya di kursi dan menatap ke arah pintu masuk. "Masuk!" Ucap wanita tersebut dengan dingin.

Pintu ruangannya langsung terbuka dan terlihatlah seorang pria yang masuk dengan langkah sedikit cepat hingga ia berada dihadapan meja sang wanita, pria tersebut menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum membuka suara.

"Kenapa kau belum pulang!?"
Pria itu sedikit menaikkan nada suaranya ketika bertanya.

"Apa urusannya denganmu? Ingat posisimu Dylan."
Balas sang wanita masih dengan dingin.

"Bodoh! Masalahnya aku sudah bilang dengan Becky bahwa di kantor tidak ada lembur dan ia bilang kau sering pulang terlambat setiap malam!."
Cuma Dylan yang berani membentak bosnya sendiri.

"Apa!?"
Freen langsung berdiri dari kursinya dan menggeprak mejanya.

"Salah sendiri kenapa kau pulang telat terus."
Dylan berkata dengan santainya.

Freen kembali duduk di kursinya dengan lemah, ia menatap Dylan. "Aku harus cepat menyelesaikan pekerjaanku." Ucap Freen.

"Kenapa tidak bilang kepadaku? Aku bisa membantumu, kau hanya perlu menghabiskan waktu lebih banyak dengan istrimu."
Jelas Dylan, ia sudah menganggap Freen seperti adeknya sendiri.

"Aku tidak ingin merepotkan orang lain." Lirih Freen.

"Jadi kau masih menganggapku orang lain setelah semua yang kita lalui bersama?"
Tanya Dylan, Freen langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kau bisa menganggapku, Erick dan Jean sebagai keluargamu Freen."
Lanjut Dylan dengan menatap Freen dalam.

"Maaf. Aku belum terbiasa dengan kehadiran kalian."
Freen berkata dengan wajah menyesalnya, ia dulu terbiasa hidup sendiri sebelum bertemu dengan Becky.

"Pulanglah, biar aku yang urus sisanya. Istrimu pasti sedang berpikiran yang tidak-tidak."

Freen langsung berdiri dan menyambar jas yang berada di kursinya, ia memakai jas tersebut dengan cepat dan melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Freen melangkahkan kakinya dengan buru-buru menuju keluar, sebelum keluar ia sempat berbalik menatap Dylan.

"Makasih." Ucap Freen dan langsung pergi begitu saja meninggalkan pria tersebut di ruangannya.

Dylan tersenyum kecil melihatnya, ia yang tidak memiliki keluarga tersebut merasa bahagia karena bertemu dengan Freen. Meski terkadang sikap Freen yang dingin dan kaku, ia tau bahwa wanita tersebut memiliki hati yang lembut hanya saja ia tidak mudah mengekpresikan perasaannya.

Retrouvailles (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang