bagian 9

1 1 0
                                    

Selamat membaca kisah Cinta dan Rahasia | bagian 9

***

Dena membanting sendok yang sedang ia pegang. Hal itu membuat perhatian tertuju padanya.

"Kunaon sia banting banting sendok? Kerasukan?" tanya Bagus yang duduk di sebelahnya.

Namun Dena hanya diam sambil menatap ke arah Ejong dan Maureen. Maureen yang merasa di risih di tatap seperti itu pun menatap kembali Dena.

"Kenapa liatin gue? Maneh pikir urang pisang?" ujar Maureen,

Bagus, Ejong, Dayat dan Rani pun tertawa mendengar itu.

"Pisang? Dia gak nyambung ya." ucap Dena kepada Bagus.

"Artinya teh kamu monyet. Maureen pisangnya." jelas Bagus. Yang lain pun tertawa puas.

"Kesel pisan aing tuh disini cuma liatin orang mesra mesraan. Suap suapan, ayang ayangan atuh aing ge mau." keluh Dena.

Bagus pun langsung menyuapi Dena dengan kuah seblak yang sebelum nya sudah ia campurkan dengan bubuk cabai. Dena tersedak karena menerima suapan dari Bagus.

"Hanna," suara itu terdengar kencang. Membuat mereka langsung menoleh ke sumber suara.

Disana ada Hanna yang hendak bergabung dengan Blueblack namun seseorang yang memanggilnya pun membuat Hanna putar haluan.

"Haiiii," ucap Hanna. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Melepas rindu karena sudah lama gak ketemu.

"Eh, duduk yuk." kebetulan meja yang kosong hanya di dekat Ejong dkk..

Mereka pun duduk disana.

"Bentar ya ada temen dari Jakarta." ucap Hanna kepada semuanya.

"Iya gapapa santai." ujar Ejong.

"Gimana gimana projek kalian lancar?" tanya Hanna

Teman-teman nya itu adalah orang hebat. Mereka baru saja menyelenggarakan festival besar-besaran di Bali. Kabarnya sih acara itu sukses.

"Spektakuler banget, Na. Oiya, konsep ide yang pernah lo kasih ke kita itu kita pake disana dan luar biasa sih konsep lo gak pernah salah semua pengunjungnya suka." ucap Uci.

"Keren sih, Na ide lo emang." ucap Daniel.

Mereka pun bercerita banyak hal. Hanna ikut senang mendengarnya. Mereka semua bisa bahagia dengan apa yang mereka kerjakan.

"Na, are u okay?"

Pertanyaan itu membuat Dayat menoleh. Ia dapat melihat Hanna yang terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia mengangkat kembali kepalanya dan tersenyum.

"I am okey."

"Aduh, Na, kenapa sih lo selalu bohongin diri lo sendiri. Lo sendiri yang selalu bilang ke kita kalau kita harus speak up sama apa yang kita rasain jangan di pendam sendiri. Tapi, lo gak ngelakuin itu buat diri lo sendiri. Kenapa sih, Na?"

"Yang paling sulit memang menerapkan itu ke diri sendiri. But, sejauh ini gue udah lebih baik kok. he is happy with his choice. That choice is not mine. and what can i do. I'm sincere."

Mereka pun memeluk Hanna kembali. Mereka percaya bahwa Hanna pasti mampu melewati semuanya dengan baik.

"I love you Hanna."

"Sstt.. Lo ngerti gak Hanna ngomong apa?" tanya Dena kepada Ejong

Ejong menggeleng.

"Katanya teh dia laper pengen makan ketoprak." ucap Bagus.

"Ngaco aja lu." ucap Maureen.

"Emang artinya apa yang?" tanya Ejong kepada Maureen.

"Dia udah bahagia sama pilihannya dan pilihan itu bukan dia. Dia bisa apa. Dia ikhlas." jawab Maureen.

Setelah teman-teman Hanna pamit untuk pulang Hanna pun bergabung kepada tim nya. Sudah tidak ada bangku kosong lagi, akhirnya ia duduk di samping Maureen dan di sebelahnya adalah Dayat.

Mereka saling main colek colekan. Tanpa di ketahui yang lain.

"Oiya, papa udah ngabarin kakak belum?" tanya Hanna kepada Ejong.

Ejong memastikan terlebih dulu apakah ada chat masuk atau tidak dari Hakim.

"Belum ada. Emang apa?"

"Jadi.. sebelum mv nya rilis itu papa udah bikin jadwal buat kita semua promo ke radio radio."

Ejong, Maureen, Dena, Bagus dan Dayat pun sangat senang mendengarnya. Selama ini mereka hanya promosi melalui akun media sosial pribadi saja. Tapi kali ini mereka akan datang ke radio.

"Serius Han?" tanya Maureen.

"Iya,"

"Wah gila gue seneng banget." Maureen.

"Akhirnya mama ku teh bisa dengerin suara aku yang gak bagus bagus amat ini. Soalnya bapak aku teh suka dengerin radio." ucap Dena.

Tatapan datar pun Dena terima dari teman-teman nya.

"Mungkin maksud Dena mama nya suka ikut dengerin radio gitu ya bareng papa nya." ucap Hanna.

"Nah itu maksud aku." Dena.

"Romantis juga." Hanna.

"Memang. Dengerin radio berdua sambil minum kopi di temani dengan singkong rebus. Aku teh tiap malem cuma di temenin nyamuk aja." Dena

"Yaampun kasian banget." Hanna.

Dena akting menangis bersama dengan Bagus.

SECRET LOVE! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang