"Kamu perhatian banget sama Hanna. Kamu takut ya dia kenapa-napa." ucap Rani.
"Kesimpulan darimana? Selagi apa yang gue bisa bermanfaat buat orang lain kenapa nggak."
"Aku gak salah denger? Gue?"
Dayat terdiam.
"Ini bukan kamu banget. Kenapa sih."
"Aku punya lagu baru kamu mau dengerin gak?"
Oke, lupain ran lo gak boleh overthinking terus. Batin Rani.
"Boleh coba."
"Bentar ya aku cari dulu. Ini menyentuh banget sih." ujar Dayat.
Kenapa kamu gak putusin Dayat aja sih? Kan dengan begitu hubungan kita bisa lebih nyaman tanpa harus sembunyi-sembunyi kayak gini. Aku capek deh kita main kucing-kucingan terus.
atau kamu hanya menjadikan aku pelampiasan aja Karna kamu ngerasa Dayat berubah?"
Astaga sayang. kok pikiran kamu jelek sih ke aku. Mana mungkin aku jadiin kamu pelampiasan. Kalau boleh di bandingkan kamu jauh lebih baik dari pada Dayat.
Voice note itu Dayat dapatkan dari Hanna. Sejak Hanna tahu bahwa perempuan yang tak asing baginya itu adalah Rani ia pun segera menyalakan rekaman suara di ponselnya.
"Ini bisa kamu jadiin bukti" ucap Hanna ketika mereka pulang dari Padang ilalang.
"Ka kamu---
"Jadi kapan kamu mau putusin aku?" tanya Dayat.
Tubuh Rani bergetar. Telapak tangannya terasa dingin.
.. dia jauh lebih baik diatas segalanya kan dari aku?"
Rani tidak tahu mau jawab apa. Sejujurnya ia masih sangat menyayangi Dayat dan bohong jika ada lelaki lain yang lebih baik darinya. Rani mengatakan itu hanya agar Fauzi tidak bertanya lagi tentang kapan ia akan memutuskan Dayat.
Jauh dari niat itu. Rani hanya menjadikan Fauzi sebagai tempat pelarian. Seperti apa yamg Fauzi tebak waktu itu.
"Aku gak serius ngomong itu aku bilang kaya gitu biar biar.. biar
"Biar apa?"
Rani menangis.
"Jangan pake drama."
"Maafin aku. Aku nggak bermaksud kaya gitu. Aku terlalu cemburu sama kamu sama Hanna."
"Not her. Sekarang ini pembahasan tentang kita."
"Aku bisa aja keluar dari grup untuk jaga perasaan kamu tapi aku mikir buat ke depannya Ran. Aku harus tetap bertahan disana untuk kejelasan hubungan kita tapi?"
"Buat kita?"
"Iya."
Rani sungguh menyesali perbuatannya. Ia terlalu di butakan oleh rasa cemburunya sampai ia tak bisa melihat bagaimana pengorbanan yang Dayat lakukan.
Bahkan pria itu harus menahan malu karena di sindir teamnya atas sikap Rani.
Lalu bagaimana dengan Hanna?
"Kalau kamu sudah membuka jalan untuk pria lain masuk, untuk apa lagi aku jaga hati kamu hm?"
Pertanyaan itu membuat dada Rani terasa sesak. Penyesalan tidak berguna lagi. Kata maaf pun sulit untuk menyelesaikan ini semua. Rani sudah melangkah terlalu jauh. Membuat Fauzi berharap besar kepadanya. Membuat Dayat yang sudah berjuang untuk hubungan mereka kedepannya, kecewa.
"Pusing nggak?" tanya Dena kepada Zizah.
"Lumayan."
"Tapi seru ya."
"Iya seru banget. Mau nyoba yang lain gak?"
"Serius?"
"Iya"
"Oke. Ayo."
Sebelum mencoba wahana yang lainnya Dena dan Zizah membeli minum dulu.
"Berapa mba?" tanya Dena.
"Sepuluh ribu mas."
Ketika Dena hendak membayar tanpa sengaja Zizah memegang pergelangan tangannya. Eye contact diantar mereka pun terjadi.
"Nggak usah aku aja yang bayar." kata Zizah.
"Nggak nggak aku aja."
"Aku aja dari tadi udah kamu lho."
"Gpp dong emang kewajiban."
"Nggak aturan darimana. Aku aja yang bayar."
"Aku aja."
"Aku."
"Aku aja Zizah."
"Ngalah kenapa sih sama cewek."
Akhirnya Dena pun menyerah. Ia tak mau di bilang egois hanya karena hal sepele.
"Eh, mba, tapi kalau saya ngalah saya nggak dibilang cowok yang gak modal kan ya?" tanya Dena kepada si penjual es.
Zizah pun tertawa mendengar pertanyaan konyol itu.
"Apaan sih. Dari tadi udah kamu yang bayarin gantian dong."
"Nah, mas kalau ceweknya yang mau mah gapapa. Harus saling melengkapi."
"Tuh dengerin." Finally Zizah menang. "Sepuluh ribu ya mba,"
"Iya neng."
Saat Zizah memberikan uang kepada si penjual tiba-tiba,
"Dih cowoknya gak modal banget sih masa suruh cewek yang bayar." celetuk pengunjung lain.
"Kalau gue sih ogah ya jalan sama cowok kaya gitu."
Dena yang mendengar itu pun merasa sedih.
"Tuh kan dia ngatain aku gak modal." rengek Dena.
"Ululu cup cup jangan nangis ya." ucap Zizah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE! [ END ]
FanfictionPerasaan cinta memang tidak bisa di salahkan. Terkadang cinta itu datang sendiri tanpa di rencanakan, tanpa di inginkan. Sampai cinta itu tidak bisa melihat baik dan buruknya. Namun, apakah jatuh cinta itu salah? ku rasa tidak. Cinta tak pernah sala...