Selamat membaca kisah Cinta dan Rahasia | bagian 12
***
Karena status Rani dan Dayat masih berpacaran maka Hanna pun boncengan dengan Bagus. Sedangkan Dena dengan Zizah, teman Maureen.
"Cieee a Dena gak bonceng angin lagi." ledek Hanna.
"Cieee good akhirnya jok belakang ada yang isi." ledek Dena.
"Kunaon jadi ke aing yang ngeledek mah si Hanna." Bagus.
Ejong, Zizah, Maureen, Hanna, Dayat, Rani dan Dena tertawa.
"Hati-hati bawa motornya Gus." ucap Dayat.
"Heeh aing ge tahu tapi gemetar euy bawa bidadari." Bagus.
Ucapan itu hanya mendapat sorakan dari yang lainnya.
Tim cewek menunggu di pintu masuk sementara tim cowok memarkirkan motor mereka.
Hanna yang antusias tak sabar ingin naik kora-kora pun berlari menuju tempat pembelian tiket tapi karena ia tak hati-hati alhasil kakinya pun terkilir.
"Yaampun Na Lo gapapa?" tanya Maureen khawatir.
"Bisa berdiri gak?" tanya Zizah.
Hanna mencoba berdiri tapi ternyata ia tak bisa menahan rasa sakit di kakinya. Setelah Zizah melepas sepatu Hanna ternyata pergelangan kakinya memar.
"Ini mah terkilir ren." lapor Zizah.
"Kita pulang aja ya?" Maureen.
"Jangan!! Aku udah beli tike banyak nih masa pulang kan sayang mubazir. Ini masih bisa kok jalan." ucap Hanna mencoba untuk berdiri lagi.
Namun Maureen dan Zizah melarangnya karena jika ia banyak gerak nantinya takut semakin parah.
Maureen menelpon Ejong untuk menanyakan dimana posisi mereka.
"Yang kamu dimana sih? Masa parkir motor aja lama banget." omel Maureen.
"Tadi si good ke toilet dulu. Kamu sekarang dimana ini aku di pintu masuk tapi kamu gak ada." Ejong
"Aku di dekat pembelian tiket nih kamu kesini deh cepet. Kaki Hanna terkilir." Maureen.
"Hanna jatuh?" Ejong.
"Iya." Maureen.
"Yaudah yaudah aku kesana." Ejong.
Begitu tim cowok sampai mereka langsung menanyakan bagaimana keadaan Hanna.
"Kok bisa jatuh yang?" tanya Ejong.
"Dia tuh excited banget pengen naik semua wahana sampe gak liat ada lubang." Maureen.
"Kayak ngelepas anak tk yang lama di kurung di rumah ya kesannya." ucap Zizah. Hanna pun tertawa mendengar itu.
"Masih sakit?" tanya Dayat.
"Masih. Tapi gapapa kok ntar juga ilang." Hanna.
"Gak bisa di biarin Na kalau di inapin semalaman nanti di urutnya tambah sakit." Bagus.
"Yat kunaon diem we atuh maneh kan bisa urut." Dena.
"Tau nih kenapa sih?" Maureen.
"Kasian kak nanti tambah sakit." Zizah.
Dayat pun menunjukan keahlian nya dalam bidang urut mengurut. Karena rasa sakit yang di rasakan Hanna ia tak sengaja memegang bahu Dayat. Rani yang melihat itu merasa gerah.
"Coba berdiri." titah Dayat.
Hanna menggerakkan kakinya seraya anak paskibra jalan di tempat. Ia bahkan ingin mencoba lompat untuk memastikan bahwa kakinya sudah tidak apa-apa namun Dayat langsung melarangnya.
"Jangan lompat nanti terkilir lagi." Dayat.
"Okey,"
"Udah enakan?" Maureen.
"Udah yuk.." tarik Hanna kepada Maureen.
Pertama mereka naik wahana kora-kora. Kemudian lanjut komedi ombak. Lanjut lagi mereka masuk ke rumah hantu. Lanjut ke tong setan. Mereka juga mencoba lempar panah, lempar gelang. Dena mengajak Zizah untuk naik kuda kudaan. Maureen dan Ejong asyik di bianglala. Dayat dengan Rani tidak tahu kemana. Tersisa Bagus dan Hanna.
"Kak kenapa? Capek?" tanya Hanna.
"Emang kamu gak capek?" Bagus.
"Nggak." Hanna.
"Kamu mau kemana lagi?" Bagus.
"Bingung sih. Yaudah deh kakak istirahat dulu, haus gak?" Hanna.
"Lumayan." Bagus
"Okey, wait here aku cari minum ya." Hanna
"Hati-hati Na." Bagus
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE! [ END ]
FanfictionPerasaan cinta memang tidak bisa di salahkan. Terkadang cinta itu datang sendiri tanpa di rencanakan, tanpa di inginkan. Sampai cinta itu tidak bisa melihat baik dan buruknya. Namun, apakah jatuh cinta itu salah? ku rasa tidak. Cinta tak pernah sala...