27. Pertemuan.

456 50 1
                                    

Hari ini aku kembali mengantarkan pesanan pizza untuk paman Son yun dan kali ini paman sendiri yang membukakan pintu untukku.

" Terimakasih paman... "
Ujarku saat berpamitan dengan beliau.

" Tuan.... Tolong nyonya... !!!. "
Tiba-tiba aku mendengar teriakan dari dalam rumah paman Son yun dan langsung saja membuat ku ikut berlari mengikuti paman.

Ku lihat paman yang langsung segera menghampiri bibi yang ku temui bersama dengan Sehun kemaren yang ternyata memang benar istri dari paman son yun.

Aku pun ikut membantu paman yang berusaha menggendong Istrinya ke sofa yang ada didekatnya. Paman Son Yun pun segera mempersiapkan mobil dan pengurus rumahnya yang segera menyiapkan segala keperluannya. Nampaknya ini bukan kali pertama mereka menghadapi situasi yang seperti ini. Melihat cara mereka yang tetap tenang dalam menangani istri dari paman Son yun membuat ku tahu jika situasi ini sudah sering terjadi. Setelah mobil siap, paman pun langsung segera memasukkan bibi kedalam mobil lalu segera membawanya ke rumah sakit. Melihat hal itu aku pun langsung berpamitan untuk kembali pergi ke toko Sehun.

" Semoga saja bibi akan baik-baik saja... "
Ujarku dalam perjalanan ke toko.

" Kenapa kau lama sekali?? Tadi aku begitu kerepotan karena banyak pengunjung.. "
Keluh Sehun saat aku baru tiba di Toko.

" Maaf oppa, tadi aku membantu Istri paman son yun yang sedang sakit... "

" Sakit apa?? "

" Aku tak tahu, saat ini paman sedang membawanya ke rumah sakit... "
Ujarku memberitahu kepada Sehun.

" Nampaknya istri paman itu memang sedang sakit, aku melihat wajahnya memang terlihat pucat... "
Ucap Sehun dengan menganggukkan kepalanya.

" Oppa benar, mereka pun juga nampak sudah terbiasa dalam menangani istri paman son yun, nampak jika mereka sudah sangat terbiasa... "
Ujarku dengan kembali mengingat kejadian tadi.

.

Malam harinya setelah menutup toko, aku pun pulang ke rumah bersama dengan Sehun. Karena jarak rumah kami dengan toko dekat, kami pun berjalan kaki menuju rumah. Saat sedang berjalan beriringan, Tiba-tiba aku merasakan tangan Sehun yang perlahan menggandeng tangan ku.

"Apa kau masih membutuhkan waktu??. "
Ujar Sehun dengan menatapku.

Mendengar pertanyaan darinya langsung saja membuatku terdiam, aku pun tak tahu harus mengatakan apa kepada Sehun akan pernyataan perasaannya terhadap ku.

" Aku tahu jika kau menyukai dia, seberapa berusahanya dirimu untuk melupakan Yoongi, dihatimu tetap akan ada namanya... "
Ucapan Sehun lagi dengan menghentikan langkah kami.

Dengan mengenggam erat tangan ku, Sehun pun tak pernah melepaskan pandangan nya dariku.

" Oppa... Aku... "

" Tak perlu membohongi ku, sejak bertemu dengan mu aku sudah tahu jika kau menyukai kakak laki-laki mu tersebut... "
Ucap Sehun yang tak mampu aku sangkal.

" Rasa cinta dan benci ku sama besar kepada dirinya... Sehingga aku tak mampu untuk membedakannya... "
Jawab ku dengan memalingkan wajah.

" Dan rasa itu menjadi dinding yang menghalangi ku untuk bisa masuk kedalam hatimu.."
Ujar Sehun yang membuat ku terdiam dengan menatap lagi kearahnya.

Ia pun lalu melanjutkan jalannya dengan terus menggandeng tangan ku hingga kami sampai di depan rumah ku.

" Istirahatlah... Ayo kita membesuk istri dari paman son yun esuk hari... "
Ujar Sehun dengan melepaskan gandengannya.

Oppa YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang