13. Omega

18.9K 3.9K 773
                                    

Untuk pertama kalinya, baru hari ini Lestari merasa tubuhnya begitu bugar. Semalam ia bisa tidur lebih awal dan menikmati sarapan tepat waktu ketimbang hari-hari biasanya. Sehari saja ia beristirahat rasanya sudah semenakjubkan ini, bagaimana jika dia memiliki hari libur kerja yang banyak? Mungkin bukan hanya jam tidurnya yang lebih awal dan memberikan kualitas tidur yang baik, tapi dia juga bisa menaikkan berat badannya dalam waktu singkat.

Di sudut perpustakaan yang sepi, ia menikmati waktu untuk mengerjakan tugas makalah yang harus ia kumpulkan 2 minggu dari sekarang. Waktunya memang cukup lama, tapi dari dulu Lestari sudah terbiasa untuk mengerjakan segala sesuatunya jauh lebih awal dari yang seharusnya. Dirinya terlalu fokus, sampai-sampai ia tidak menyadari bagaimana pemuda jangkung itu berjalan ke arahnya dengan senyum lebar.

"Hai!" sapanya dengan suara riang. Barulah setelah itu Lestari menyadari siapa laki-laki yang sekarang duduk di seberang meja.

"Hai. Ini apa?" tanyanya, karena tiba-tiba saja Adin meletakkan sebuah paper bag berukuran besar persis di sebelah laptopnya.

"Buka aja." titah si kemeja flanel hitam.

"Buat gue?"

"Nggak, buat Arga. Ya iyalah buat lo, kan gue ngasih nya ke elo. Gimana sih?"

Sejenak, Lestari mencebik. "Ya kan kali aja lo mau pamerin dulu ke gue. Lo sama Arga kan biasanya emang romantis abis."

"Lo kira gue homo?!" tukasnya.

"Lah? Emang bukan?" gurau Lestari, hanya untuk membuat laki-laki di hadapannya itu menatapnya dengan sorot mata yang sulit untuk diterjemahkan. Adinata nampak terpaksa tersenyum, tapi Lestari tahu bahwa dia pasti merasa jengkel karena dipasangkan dengan si kampret Arga Fahlefi.  Tapi karena bingkisan di depannya itu terlihat jauh lebih menarik, ia menjadi tak begitu peduli dengan reaksi Adin. "Sepatu?" untuk beberapa lama, ia memandang kekasihnya itu dengan tatapan nyaris tak percaya. Sementara lawan bicaranya menanggapinya dengan bibir yang tersenyum lebar.

"Gue pernah dengar katanya, sepatu yang bagus akan membawa lo ke tempat-tempat yang bagus. Karena lo jarang ada di rumah, gue berharap sepatu itu bisa bawa lo ke tempat di mana lo bisa menemukan keberuntungan di sana." Papar Adin. Di hadapannya, Lestari masih tidak mengatakan apa-apa. Gadis itu terlihat takjub, tapi juga bingung di saat yang bersamaan. Dia bahkan berkali-kali menatap mata kekasihnya itu hanya untuk memastikan apakah sepatu itu benar-benar untuknya atau justru orang lain?

Itu adalah sneakers berwarna putih dengan paduan warna hijau muda yang cantik. Lestari tak begitu mengerti fashion, tapi setidaknya dia tahu bahwa sepatu tersebut berasal dari brand lokal ternama. Laki-laki yang baru sehari menjadi pacarnya itu memberikannya sebuah sepatu yang bahkan nyaris tak pernah terpikirkan dalam benaknya. Maka setelah mengamati sepasang sepatu itu untuk waktu yang cukup lama, ia meringis. Apakah tidak apa-apa baginya menerima sepatu tersebut secara cuma-cuma? Tidakkah itu terlihat berlebihan?

"Ini... beneran buat gue?" gadis itu masih bertanya dengan nada heran. "Maksud gue, apa nggak berlebihan buat--"

"Buat orang yang gue sayang, nggak ada yang berlebihan, Lestari. Kan kemarin juga gue udah sempat bilang sama lo." sahut Adin ketika ia tahu tentang apa yang dipikirkan oleh Lestari. Gadis itu pasti berpikir bahwa ini berlebihan dan ia merasa sungkan, sebab kentara sekali dari raut wajahnya. "Jadi, lo harus pakai sepatu itu sesering mungkin. Sampai bener-bener rusak dan nggak bisa lo pakai lagi. Nanti kalau udah rusak, gue bakal beliin lagi yang jauh lebih mahal dan lebih bagus dari ini."

Lestari tak berkutik. Diam-diam dia menebak dalam kepalanya, laki-laki di hadapannya ini memiliki love language apa sebenarnya? Untuk satu waktu dia terlihat menarik dengan segala tindakannya, tapi di waktu lain dia juga menarik setiap kali melakukan skinship. Sekarang, dia terlihat menarik karena terlalu sering memberinya hadiah. Waktu itu jepit rambut, makanan, lalu sekarang sepatu. Apakah ini berarti dia benar-benar sudah menghabiskan semua keberuntungannya hanya untuk mendapatkan seorang Adinata Aileen Caesar?

Meant 2 Be✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang