23. Seribu Alasan Tidak Sengaja [FINAL]

23.7K 4.1K 924
                                    

"Cowok lo kesambet setan apaan sih?" di tengah penjelasan tentang materi yang berlangsung, Moza berbisik. Hal tersebut membuat Lestari menoleh ke belakang dengan gerakan yang sangat hati-hati. Dan sekujur tubuhnya langsung bergidik saat menemukan Adinata menatapnya dengan senyum lebar.

Lestari pikir, hari ini dia akan menemukan bangku yang biasa ditempati Adin kosong. Tetapi ternyata, dia menemukan laki-laki itu sudah duduk di kursinya dan bersikap seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi. Dalam perjalanan menuju kelas, Lestari tahu bahwa pesan-pesannya mulai terbaca satu per satu, namun Adinata masih tidak juga membalasnya. Lalu sekarang, laki-laki itu menatapnya dengan senyuman yang aneh. Sejak dia datang pun, Adinata sudah menatapnya seolah dia adalah pahatan Tuhan yang paling sempurna—sebab sorot matanya terlihat sangat berbinar.

Dengan hela napas panjang, Lestari kembali memutar kepalanya. "Dari tadi dia ngelihatin gue kayak gitu ya?" tanyanya pada Moza, dan gadis itu mengangguk dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.

"Omong-omong, tadi gue lihat lo sama Gayatri." ucap Moza, lagi-lagi dengan suara berbisik yang nyaris tak bisa Lestari dengar. "Mau ngapain lagi tuh anak?"

Melihat raut wajah kesal Moza, sejujurnya Lestari ingin tertawa, tetapi urung sebab dia tidak ingin secara tiba-tiba dikeluarkan dari kelas. Apalagi ketika kawan baiknya itu meremas buku catatannya tenaga penuh, dia seperti menyimpan dendam kesumat pada Gayatri.

"Dia cuma minta maaf." terang Lestari, hanya untuk membuat Moza mendelik tak percaya. "Mata lo bisa biasa aja nggak?"

"Enggak!" jawab Moza. Gadis itu sampai harus merapatkan tubuhnya demi meyakinkan bahwa dia tidak salah dengar. "Coba lo ulang sekali lagi! Dia ngapain?"

Jengah, Lestari memutar bola matanya. "Minta maaf, Moza! Dia ketemu gue buat minta maaf."

Setelah memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar, Moza menarik tubuhnya kembali kemudian terkekeh. Entah kenapa dia jadi ingin tertawa terbahak-bahak. Moza tidak mengenal Gayatri dengan baik. Dia juga tidak memiliki masalah apapun dengan gadis itu. Hanya saja, dia kesal karena Gayatri tidak memberikan komentar apapun terhadap rumor yang beredar. Gadis itu bukan hanya membuat Lestari diserang habis-habisan oleh penggemarnya, tapi dia juga membuat Lestari kehilangan banyak pekerjaan.

Semua itu membuat Moza terluka. Terlebih saat Lestari mendatangi rumahnya untuk meminjam beberapa uang. Mereka berteman cukup lama, tapi malam itu adalah pertama kalinya Moza melihat Lestari datang menemuinya dengan keadaan yang sangat putus asa. Mengingat itu, sepasang mata Moza tiba-tiba saja memburam. Hanya maaf? Setelah apa yang dia lakukan pada kehidupan Lestari, dia hanya berkata maaf?

"Itu doang?" Moza bertanya, masih tak percaya. "Setelah lo dibully habis-habisan, sampai lo kehilangan pekerjaan lo—dia cuma minta maaf?"

"Terus lo berharap dia ngapain? Ngasih gue kompensasi?" Lestari terkekeh.

Moza tahu bahwa hal semacam itu tidak mungkin terjadi. Dia juga bingung harus menjawab pertanyaan Lestari seperti apa, tapi dia benar-benar tidak rela jika Gayatri hanya menemuinya untuk kata maaf yang bahkan tidak bisa membuat keadaan Lestari membaik. Tanpa alasan, gadis itu menjadi musuh publik. Dia menerima banyak tatapan benci dan kata-kata yang menjijikkan. Gayatri harusnya bisa memberikan lebih dari sekadar kata maaf.

"Dia harus ngasih penjelasan ke fansnya yang tai itu kalau lo bukan orang ketiga. Lo nyadar nggak sih kalau selama ini lo adalah orang yang paling dirugikan dalam situasi ini?"

Lestari tahu, lantas apa yang bisa dia lakukan? Dia sudah pernah menjelaskan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan kabar putus Adinata dan Gayatri, tetapi hampir tidak ada yang mempercayainya. Semua orang menyudutkannya dan dengan semena-mena menganggapnya seperti jalang di hubungan orang lain. Itu menyakitkan, dituduh melakukan sesuatu yang bahkan tidak pernah ia lakukan. Terkadang, hal semacam inilah yang membuat Lestari benci terhadap hidupnya. Karena dia tidak memiliki uang dan kedudukan.

Meant 2 Be✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang