©Ryou_Mars
©HOYOVERSE
R21
878 word
29 Aug 2022[Tag: Rae_Xiyue]
━━━━━━━━━━━━━━━Venti, "[Name]-chan! Aku punya coklat untuk mu."
[Name], "Um, makasih."
Venti, "Jangan lupa berbagi sama Xiao-kun."
[Name], "Xiao-kun nggak suka manis- eh? Venti-san?"
҉ ҉ ҉
"Tadaima."
[Name] masuk ke ruang bersama, duduk di sofa disusul Xiao yang membawa dua cangkir berisi minuman dingin. Xiao berikan satu pada [Name].
"Otskare."
"Makasih, Venti-san tadi ngasih coklat disuruh bagi dua sama mu." [Name] membuka kotak coklat.
"Aku nggak suka manis."
"Tapi aku manis."
"Maksudnya coklatnya."
[Name] tertawa geli, ia hanya jahil. "Coba aja dulu, udah di kasih nggak sopan di buang."
Xiao mendengus kasar. "Satu aja."
Ia sedikit terkejut dengan rasa coklat yang tak sesuai ekspektasinya.
"Ini enak."
"Iya yah, Venti-san dapat coklat gini dimana yah?"
[Name] mengecek kotak coklat itu mencari-cari mereknya tapi tak ketemu. Depan belakang kotak coklat itu hanya berbalur warna biru tua seakan memang dihadiahkan untuknya.
҉ ҉ ҉
Selesai membersihkan badan dan makan malam bersama, keduanya bersiap untuk tidur. Xiao mematikan lampu lalu menghidupkan lampu tidur di nakas sebelah kasur.
[Name] menutup buku, diletakan di laci nakas. Ia mengambil posisi nyaman tuk tidur lantas menarik selimut hingga di bawah dagu.
"Selamat malam, Xiao-kun"
"Selamat malam."
Terasa sudah menutup mata berjam-jam, nyata baru 30 menit lewat setelah mengucapkan selamat malam. [Name] dan Xiao bangkit bersamaan, duduk di atas kasur mereka saling menatap.
Sipuan merah di pipi seakan di mabuk. Pacuan detak jantung berlipat ganda. Rasa panas di dada yang bergejola. Ribuan kupu-kupu menari di dalam perut. [Name] dan Xiao ditelan nafsu.
"[Name]..."
"Xiao...kun."
Kedua tangan menyatu bersama dengan bibir mereka. Cumbuan lembut nan manis, melumat satu sama lain. Xiao mendorong dirinya, bibirnya menekan lebih dalam, lidahnya lebih lihai menari.
Xiao duluan melepas pautan bibir. Ia mengusap lembut pipi jelita. Jari jempolnya menyapu permukaan ranum yang memerah basah dan sedikit bengkak. Xiao mencium cepat bibid [Name].
"Gpp?"
Iris [Name] jatuh ke kasur, perlahan ia memejamkan mata. Ia mengangguk pelan.
Xiao menjatuhkan [Name] ke kasur. Ia tak langsung menindih si wanita. Kedua tangan mereka saling menaut. Matanya jatuh pada [Name]. Ia ragu, tapi saat ini ia ingin sekali memakan [Name] menikmati setiap inchi tubuh [Name].
Perlahan Xiao mendekat, perlahan ranum kembali bersatu. Ia sengaja menggigit bibir [Name], lidahnya mengusap permukaan bibir [Name] lantas masuk ke dalam menjarah kembali ranum sang jelita.
"Uhh..."
Lidah Xiao berpindah, sengaja bermain di daun telinga [Name] memberi rasa geli yang membuat [Name] terpekik.
Kini Xiao turun ke ceruk leher [Name], ia membuat beberapa bekas seperti warna merah atau bekas giginya.
Xiao menjauhkan diri. Jemarinya mengusap tanda yang ia buat. Pemandangan dibawahnya menaikan libidonya menghilangkan akal sehat. Jemarinya melepaskan satu per satu kancing baju piyama [Name].
Puncak gundukan gunung [Name] mencuat akibat rangsangan. Xiao pun tak bisa untuk tak memainkan dada itu. Ia menarik niple itu, memutarnya atau menekan ke dalam. Lidah nakalnya mengisap bak bayi, ia juga memainkannya di dalam mulutnya bahkan sengaja mengigitnya. Di dada [Name] diberi Xiao bekas kemerahan.
"Ugh... Xiao-kun..."
Bibir Xiao turun dengan nakal memberi bekas kemerahan di perut [Name]. Ia menjauhkan wajah, hembusan napasnya terasa panas. Xiao menurunkan celananya lalu membuangnya ke lantai. Kejantanannya menegak, di pucuk kepala miliknya cairan bening keluar.
Xiao juga melepas kaos yang digunakannya. Ia bahkan menurunkan celana dan pakaian dalam [Name]. Membuangnya ke lantai.
[Name] menutup wajahnya dengan lengan. Ia berantakan. Ia melenguh, menahan sakit kala kejantanan Xiao memasuki dirinya. Sudut matanya berair.
"Ugh..."
Xiao menyingkirkan tangan yang menutup wajah [Name], ia beri kecupan di dahi sang wanita. [Name] memeluk Xiao lebih kuat kala milik sang pria masuk lebih dalam, ia bahkan mencakar punggung Xiao hingga mengigit bahu sang pria. Xiao tak mempermasalahkan.
"Tahan yah."
[Name] mengangguk. Air matanya jatuh. Ia melenguh pelan.
"Shhh sakit..."
Xiao perlahan mengeluarkan kejantanannya lalu memasukannya perlahan. Ia lakukan dengan lembut agar [Name] tak merasakan sakit yang lebih parah. Ia mengerang rendah.
"Xiao-kun... Percepat."
Xiao cukup kaget. Ia menjauhkan tubuhnya, mencium cepat bibir jelita. Satu kaki [Name] diletakan di bahu, ia mendorong masuk lebih dalam.
Tangan [Name] meremas kain sprei. Matanya membelalak. Mendesah lebih kuat. Rasa sakit bercampur dengan kenikmatan.
"Ahh!"
Xiao mempercepat hentakan menusuk titik kenikmatan [Name]. Bergoyang naik turun dengan cepat. Decakan antara kulit menggema di udara. Xiao mendorong lebih dalam lagi hingga ujung rahim [Name].
Tubuh [Name] melenting bak busur panah. Air matanya lagi-lagi jatuh. Ia bahkan tak bisa menahan desahannya, itu terus terdengar di telinga Xiao.
Tangan Xiao di himpit oleh betis dan paha jelita. Xiao menekuk kaki [Name] lebih dalam, ia pun mendorong kejantanannya masuk lebih dalam lagi dan lagi.
Kecepatan hentakan dibuatnya mengeras hingga kasur mereka berdecit pelan. Deru napasnya menciptakan kepulan asap. Suara kecipak berbunyi nyari.
"Coming."
"Um!"
[Name] memejam mata, Xiao mencium bibir jelita, memasukan lidahnya lalu memilin lidah [Name].
Kedua insan menegang. Milik Xiao berkedut di dalam, menyemburkan cairan putih kental nan hangat mengisi rahim [Name]. Ia diamkan beberapa saat di dalam [Name] lalu menarik keluar. Spermanya jatuh keluar akan banyaknya mengisi sang wanita.
[Name] jatuh terlelap, ia merasa mati rasa. Xiao mengambil tissu di dalam laci nakas, membersihkan cairan cinta mereka. Ia merapikan posisi tidur [Name], memyelimuti kedua tubuh, membawa sang wanita ke dalam dekapnya.
Malam yang berbekas untuk sepasang sayap.
҉ ҉ ҉
[Name], "Zhongli-san, lihat Venti-san?"
Zhongli, "Barusan dia disampingku."
҉ ҉ ҉
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐦𝐨𝐧 𝐏𝐚𝐧𝐚𝐬┋𝘈𝘯𝘪𝘮𝘦
Fanfiction·˚✎ ﹏ Anime ❝complications R21❞ disini lemon jadi panas ada manisnya juga ↷ ⋯ ♡ᵎ┊L E M O N P A N A S ˎˊ˗ ✎... 29 Aug 2022 ✎... 30 April 2023 . . . . . ©Marsruel