Capt 19

17 3 0
                                    

[Happy Reading✿]

Ketika Brian membawaku ke UKS rupanya di waktu yang sama kami berpapasan dengan couple yang paling disukai di sekolah ini.

Mereka tidak lain dan tidak bukan, Shaka dan Farah.

Shaka memang sudah populer saat aku masih berstatus sebagai kekasihnya, dimana Shaka merupakan anggota basket di sekolah ini, dan Farah bergabung ke dalam anggota cheleders di sekolah ini.

Mereka berdua dikenal baik di sekolah ini. Satunya ganteng bak pangeran dan satunya cantik bak seorang tuan putri.

Ya, intinya seperti itu.

Saat itu Brian langsung saja menerobos rombongan Shaka dan Farah beserta fans fans nya. Membuat kami —aku dan Brian di beri tatapan tajam dan umpatan kasar.

Itu siapa sih?

Luna kan? Cewe yang di angkat itu Luna kan?

Haha iya bener. Ngapain tuh anak

Btw cowo itu siapa? Gue baru liat.

Anak baru kali

Shaka mendengus dengan tatapan nya masih melekat pada pria yang mengangkat mantan kekasih nya. Apa maksud dari reaksi Shaka itu?

"Udah, kita ke kelas aja yuk sayang" ujar Farah, sambil menggenggam tangan Shaka.

Namun Shaka justru bereaksi di luar dugaan. Ia menghempaskan tangan kekasihnya kemudian berbalik, berlalu meninggalkan Farah.

"Shakaaa!!!" teriak Farah membuat siswa yang di belakang nya merasa terkejut.

Entah masalah apa yang couple itu hadapi. Haha apakah ini yang dimaksud dengan...

karma is real?

Jahat kah jika aku menginginkan ini?

Em.. kurasa tidak.

_

Di ruang UKS aku terbaring di bangsal ini. Yaa itu Brian yang menyuruh ku berbaring. Padahal yang sakit hanya lutut dan pergelangan kaki ku.

Bukan belakang ku.

Tetapi aku menuruti saja apa yang ia katakan, jangan sampai pria yang tengah mengobati luka ku saat ini mengomeli ku lalu berakhir dengan berdebat.

Walaupun aku selalu kalah berargumen dengan nya. Ya, aku selalu kalah telak.

Brian mengobati lukaku dengan telaten. Mulai dari membersihkan nya dengan cairan alkohol, memberinya obat luka kemudian sesekali ia meniup luka di lutut ku.

Aku tersenyum seraya memandang ke arah Brian, senang rasanya memiliki seseorang yang menjagaku ketika aku sedang terluka.

"Kenapa? Sakit ya? Kalo sakit bilang ya" aku menggeleng cepat saat Brian berkata demikian.

"Udah ga sakit ko, kamu ke kelas aja sana!" suruh ku, sebentar lagi pelajaran akan segera di mulai. Melihat waktu sudah menunjukkan jam tujuh lewat empat puluh lima menit. Berarti —lima belas menit lagi waktu yang tersisa.

BUTA ARAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang