- selamat membaca -
Acara wisuda dilaksanakan di sebuah gedung yang tidak jauh dari universitas di mana Dira menempuh gelar sarjana.
Perempuan itu sudah siap dengan kebaya beserta atribut wisuda.
Tadi, ia tidak berangkat dengan Rey karena lelaki itu sudah pergi pagi-pagi sekali. Dengan pesan singkat yang dikirimkan oleh Rey kalau ia akan menyusul, akhirnya Dira berangkat dijemput oleh Bian dan Vita.
"Dir, gue masih nggak nyangka kalau hari ini kita wisuda," ucap Vita yang saat ini berdiri di sebelah Dira dengan tangan yang bergetar.
Dira menatap Vita dengan senyum manis di wajahnya. "Gue juga masih nggak nyangka, Vit.” Mata perempuan itu mulai berkaca-kaca.
Kedua mata Vita membelalak. "Dir, jangan nangis dulu!" tegurnya dengan panik. "Sayang make up lo!”
Dira segera mendongak, menahan agar air matanya tak jadi meluncur ke pipinya. "Mata gue perih," ucapnya dengan begitu pelan.
"Gara-gara pake bulu mata palsu?" tanya Vita dengan dahi yang mengerut.
Dira perlahan mengangguk. Walaupun alasan ia ingin menangis sebenarnya bukan karena hal itu, melainkan karena dirinya merindukan Rey yang rasanya semakin jauh saja.
Tak lama kemudian, mulai terdengar nyanyian dari paduan suara. Seluruh mahasiswa yang akan melaksanakan wisuda dari masing-masing fakultas kini mulai melangkah masuk ke dalam gedung tersebut secara beraturan.
"Bagimu negeri jiwa raga kami...."
Setelah lagu selesai dan semua mahasiswa berhenti melangkah di masing-masing tempat yang akan mereka duduki, keadaan menjadi kembali hening.
Hingga tak lama kemudian, terdengar suara yang menggema dari pintu gedung.
Acara resmi dimulai.
Semua orang yang ada di gedung tersebut berdiri. Lalu lagu mulai dinyanyikan oleh paduan suara.
Tatapan Dira langsung tertuju pada seorang lelaki yang berada di barisan senat kampus sembari melangkah menaiki panggung.
Itu adalah Rey. Ternyata ia sudah sampai di kampus.
Setelah selesai, pembawa acara kembali membacakan susunan acara berikutnya hingga sampai pada acara Pewisudaan.
"Yang kami hormati, Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen. Bapak Abraham Reynand dimohon menempatkan diri."
Rey beranjak dari duduknya dan melangkah maju ke depan panggung. Lelaki itu berhenti di dekat Rektor Universitas dan berjabat tangan sejenak sembari tersenyum.
Pembawa acara mulai menyebutkan satu per satu nama mahasiswa, hingga nama Dira dipanggil.
"Anindira Maheswari," ucap si pembawa acara.
Dira melangkah menaiki panggung, berjabat tangan dengan rektor, berfoto, dan beralih berjabat tangan dengan Rey yang berada di sebelahnya. Perempuan itu mendongak, menatap kedua mata lelaki di hadapannya ini dengan tatapan teduh.
"Selamat," ucap Rey dengan senyum tipisnya.
“Makasih, Pak.” Dira mengangguk pelan dan melangkah turun dari panggung.
Setelah acara selesai, Ayah dan Bunda menghampiri Dira. Mereka memberikan sebuah buket bunga dan mengucapkan selamat atas gelar sarjana yang baru saja didapatkan oleh sang anak.
Dira tersenyum, lalu memeluk kedua orangtuanya seraya berkata, "Makasih, Ayah, Bunda."
"Sama-sama, Nak." Kemudian, mereka melepaskan pelukannya sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]
RomancePRE-ORDER NOVEL DOSENKU SUAMIKU 2 TANGGAL 30 AGUSTUS 2022 Cover by : Azhara Natasya. Ini masih melanjutkan cerita tentang pernikahan Dira dan Rey. Selamat membaca!