Jam pelajaran kedua telah berakhir dan waktunya istirahat. Reza dan Guntur sedang mempersiapkan alat tulis untuk di bawa ke Lab.Kimia.
Reza selesai lebih dulu. Ia langsung menuju ke kelas Guntur untuk menjemput rekan olimpiadenya.
'Tok tok tok'
"Permisi!" Ucap Reza dengan sopan.
"Cari siapa?" Tanya seorang gadis dengan wajah yang imut.
'Mimpi apa gue semalem coba, tiba-tiba bisa ketemu bidadari imut kayak gini!' Batin Reza.
Reza tidak bisa mengontrol ekspresinya. Ia terlihat seperti seorang anak kecil yang di beri mainan.
"Kak! Maaf mau cari siapa?" Tanya Gadis itu sekali lagi.
Reza seketika tersadar saat suara gadis itu kembali terdengar, ia langsung mengubah raut wajahnya seperti semula.
"Oh iya! Guntur ada di kelas gak?"
"Ada kok kak sebentar saya panggilin dulu!"
Gadis imut itu langsung masuk ke kelas untuk memanggil teman sekelasnya.
"Gun ada yang nyariin kamu tadi di depan." Ucap widi dengan lembut.
"Siapa wid?" Tanya Guntur penasaran.
"Kamu liat aja ke depan."
Tidak berlangsung lama Guntur berjalan keluar dengan membawa perlengkapan olimpiade. Ia akan menemui orang itu terlebih dahulu sebelum berangkat ke Lab.Kimia.
"Lah lo? tumben." Ucap Guntur singkat.
Ia kira orang yang ingin menemuinya seseorang yang mempunyai hal penting untuk di sampaikan. Tapi ternyata Reza yang datang dan sepertinya sahabat adiknya itu sengaja datang kesini untuk menjemput dirinya.
"Buset dingin amat mas. Yaudah ayok nanti telat! Bisa-bisa pak cahyo nambahin jam latihan kita." Tutur Reza.
Guntur tidak menanggapinya, ia langsung berjalan meninggalkan Reza yang masih berdiri di depan kelas Guntur.
"EH ANJIR BEGO LO! MALAH NINGGALIN." Teriak Reza tanpa tahu malu.
Di lain tempat, Gentar sedang duduk di kursi taman dan di temani oleh Hero.
"Kenapa ngajak gue kesini?"
"Lo ada masalah?" Bukannya menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Hero Gentar justru melontarkan pertanyaan lain.
"Gak jelas lo! pertanyaan di jawab pertanyaan." Jawab Hero kesal.
"Gue ngajak lo kesini mau nanyain itu bego."
Mungkin karna sekarang Hero sedang di fase sensitif jadi ia menanggapi serapah Gentar dengan serius.
Hero langsung pergi dengan langkah cepat, entah pergi kemana tidak ada yang tau. Setau Gentar arah kelas ada di belakang taman yang ia duduki sekarang tapi Hero berjalan menuju sisi kiri taman, Gentar tidak tau kalau di sana ada pintu keluar atau tidak.
Gentar tidak ada niat mengejar Hero sedikitpun karna ia tahu, mungkin sekarang sahabatnya itu sedang butuh ketenangan dan menjauh dari pertanyaan yang membuat dirinya lelah.
Sedari tadi Gentar menahan rasa sakitnya, ia tidak mau sahabatnya melihat ia sakit, itu juga salah satu alasan Gentar tidak mengejar sahabatnya.
'Perut gue kenapa si dari tadi!' Batin Gentar.
Merasa dirinya tidak kuat, ia lagsung pergi ke uks untuk mencari obat penghilang rasa sakit, sekalian mengistirahatkan tubuhnya sebentar.
'Cklek'
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO ERLANGGA
Teen FictionBerjuang di masa remaja bukanlah hal yang mudah, banyak yang harus di hadapi entah itu soal harta, keluarga, teman ataupun pasangan, semua itu sudah ada yang mengatur. Bahkan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya semuanya harus mengi...