5. Bukan Rumah

3 2 0
                                    

"Gen Reza mana, kok lo sendirian?" Tanya Hero bingung.

"Reza tadi pamit ke gue katanya mau ke lab.kimia."

"Terus ini gimana makanannya? masa harus di balikin lagi."

"Ya tinggal di makan, apa susahnya."

"Jadi boleh nih buat gue? oke deh dengan senang hati gue memakannya." Ucap Hero mendrama.

Gentar merotasikan bola matanya, jika soal makanan temannya ini emang nomor satu. Tapi soal mentraktir Hero lah yang paling pelit di antara mereka bertiga.

Di saat Gentar dan Hero sibuk dengan makanan mereka masing-masing, tiba-tiba datang sepasang ke kasih, duduk di antara mereka berdua.

"Hero lo kelaperan? sampe pesen dua mangkok sekaligus." Ucap seorang Gadis dengan penampilan tomboynya.

"Terserah gue lah mau makan Lima puluh mangkok juga bukan urusan lo." Jawab Hero ketus.

Elzi tidak terima mendengar perkataan Hero dan terjadilah adu mulut antara mereka.

Lintang yang sejak tadi tidak menghiraukan perdebatan antara kekasihnya dengan Hero. Dia malah memperhatikan Gentar yang sedang makan.

"Kenapa lo ngeliatin gue? Emang si gue ganteng tapi sory gue masih normal." Ucap Gentar pede dengan mulut yang masih penuh dengan makanan, terkesan imut di mata orang yang melihatnya.

"Hmmm terserah lo." Ucap Lintang dingin dan langsung pergi untuk memesan makanan.

"Buset Gen, Gak abang lo gak sahabatnya sama-sama dingin. Curiga mereka berdua gak bakalan punya pasangan. Mana ada yang mau kalau sifatnya kaya gitu." Jelas Hero panjang lebar.

"Heh lo kira gue cewe jadi-jadian."

"Eh njir gue lupa ada pawangnya si Lintang di sini." Ucap Hero dengan wajah so polosnya.

"Mangkanya lo jangan tomboy-tomboy, kalo kaya gini lo cocoknya jadi cowo, gaya kaya preman gitu pengen di sebut cewe ngimpi lo." Ejek Gentar.

"Mulut lo lemes bener Gen, udah kaya emak emak di pasar." Jawab Elzi tidak suka.

"Terserah gue lah, mulut mulut gue bukan mulut lo." Jawab Gentar tidak mau kalah.

"Kenapa lo berdua jadi pada ribut si, udah udah gue mau lanjut makan jangan ada yang berisik."

"DIEM!!" Sentak mereka berdua.

'Gue lagi yang kena, sabar-sabar. Orang sabar banyak makan'. Batin Hero.

Di dalam ruangan Lab.Kimia dua orang remaja sedang fokus berlatih soal untuk olimpiade dengan di dampingi oleh pak Cahyo Guru pembimbing kimia.

"Maaf pak ini yang nomor lima saya belum pernah belajar. Cara menyelesaikannya gimana ya." Tanya Reza.

"Iya pak di kelas saya juga belum disampaikan materinya." Ucap Guntur.

"Baik akan saya jelaskan, sekarang kalian perhatikan saya." Ucap pak Cahyo.

Dengan perlahan pak Cahyo menjelaskan materi yang belum mereka pahami. Karena mereka memang anak-anak yang cerdas sekali penjelasan pak Cahyo langsung mereka pahami.

Setelah selesai mengisi semua soal yang di berikan pak Cahyo. Mereka berdua langsung mengumpulkan kertas jawaban yang sudah di isi untuk di periksa.

"Baik nanti akan saya cek, kalian bisa istirahat dulu di sini sampai bel pulang. Absensi kalian tenang saja sudah saya beritahu kepada wali kelas kalian masing-masing. Saya pamit dulu Assalamualaikum." Pamit pak Cahyo.

"Waalaikumsalam pak." Jawab Guntur dan Reza serentak.

Guntur langsung menumpukan kepalanya di atas meja. Sejak tadi kepalanya sangat sakit di tambah harus mengisi soal, mungkin dengan memejamkan matanya sebentar sakit di kepalanya akan hilang.

TWO ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang