"Lo kenapa?" Tanya Lintang menatap tajam mata Gentar.
"Apaan si! gak jelas lo!" Kesal Gentar.
"Lo sakit?"
"nggak!" Bantah Gentar.
"Elzi! Lo keluar dulu sebentar!" Perintah Lintang kepada Elzi.
Perasaan Gentar tidak karuan. Ia yakin pasti Lintang memaksa dirinya untuk buka suara.
'BRAK'
Lintang membanting pintu UKS. Setelah pintu UKS tertutup ia menghampiri Gentar dengan tatapan tajam.
"Lo mau cerita atau mau gue aduin ke abang lo?" Ancam Lintang.
"Hari ini lo aneh banget tau gak!" Ucap Gentar mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oke kalo itu mau lo!" Ucap Lintang sambil mengeluarkan handphone dari dalam saku celananya.
'BRAK'
Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu UKS. Saat Lintang lengah, Gentar langsung merampas handphone yang ada di tangan Lintang.
Lintang menatap tajam ke arah Gentar dan kembali merampas handphonenya.
"Gen!" Panggil Hero.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Gentar.
Gentar memberi kode agar Lintang keluar. Lintang pun yang paham langsung berjalan keluar.
"Awas ya lo kalau bilang ke abang gue hidup lo gak akan tenang!" Bisik Gentar.
Lintang mendengar ancaman Gentar tanpa membalik badan, ia menyunggingkan senyum dan melanjutkan langkahnya.
Sebelum menghampiri Gentar, Hero menyempatkan untuk menutup pintu UKS terlebih dahulu. Takutnya ada Guru piket yang sedang lewat melihat mereka di dalam UKS, bisa-bisa berakhir dengan hukuman.
"Gue sadar Gen. Gue itu udah dewasa tapi masih bersikap kekanak-kanakan." Sesal Hero.
"Nah gitu dong! Baru namanya sahabat gue." Ucap Gentar sambil merangkul pundak Hero.
"Gimana? udah siap cerita?" Tanya Gentar hati-hati.
"..."
"Yaudah gak papa kalau belum siap. Gue tungguin sampai lo siap cerita." Ucap Gentar dengan memperlihatkan senyum manisnya.
Tanpa aba-aba Hero langsung mengacak rambut Gentar dengan gemas.
"Njir! bego! bangsat! lo ngapain si nyet!" Gentar membenarkan rambut yang di acak-acak oleh Hero.
"Lo tau gak?" Tanya Hero sekaligus membuat aba-aba untuk lari.
"Apa lagi?!"
"LO IMUT SEMPRUL!" Teriak Hero sambil berlari.
Seakan lupa dengan masalah tadi, Gentar malah berlari mengejar sahabatnya.
Sepasang mata itu melihat semuanya dengan kesal, tanpa berlama-lama Guntur langsung mengambil langkah besar menuju ke kelasnya.
"Buset gue di tinggal! GUN TUNGGUIN BEGO!" Teriak Reza.
Tidak sengaja Reza menginjak sesuatu yang keras, "Ini kan punya si Guntur. Lagian kenapa si tu anak tiba-tiba kabur kaya di kejar setan. Mau gak mau gue harus balikin ke kelasnya." Pasrah Reza.
Reza berjalan menuju kelas MIPA 1 untuk mengembalikan Bolpoint milik Guntur.
'Tok tok tok'
"1"
"2"
"3"
"DOOOOR!"
"ASTAGFIRULLAH!" Kaget Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO ERLANGGA
أدب المراهقينBerjuang di masa remaja bukanlah hal yang mudah, banyak yang harus di hadapi entah itu soal harta, keluarga, teman ataupun pasangan, semua itu sudah ada yang mengatur. Bahkan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya semuanya harus mengi...