24

423 162 18
                                    

"Pasha, ayo kita bercerai."

Gerakan tangan Pasha yang membalikkan halaman dokumen terhenti sejenak. Hanya beberapa detik denting kagetnya sebelum kembali datar.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aku sudah lelah dengan kamu yang membeda-bedakan Paul dan King. Belum lagi perlakuan keluargamu pada King. Seolah King anak haram."

Pasha berhenti membaca dokumen. "Aku tidak melakukan itu, Chalawan. Aku hanya membicarakan fakta."

"King itu juga anakmu, Pasha. Mereka kembar. Kenapa kamu tega bersikap diskriminatif? Apalagi mereka baru 4 tahun. Mereka masih kecil. Apa yang kamu harapkan dari anak-anak?"

"Aku tidak menginginkan anak yang tak berguna, Chalawan. Aku menginginkan anak yang bisa membanggakanku."

Chalawan kehabisan kata-kata. Mau sekeras dia membujuk, dia tetap tidak mengerti idealisme Pasha.

Pasha membereskan berkas-berkas yang berserakan di meja, melangkah ke arah Chalawan. "Kamu mau bercerai, kan? Aku akan mengurus surat-suratnya."

"Apa kamu benar-benar mencintaiku?"

Lagi, tangan Pasha yang hendak memutar gerendel pintu terhenti.

"Jangan mengatakan sesuatu yang sudah jelas." Malah kalimat tajam ini yang keluar dari bibirnya.

"Lalu kenapa kamu menikahiku?"

Pasha tidak menjawab, keluar dari ruangan itu. Blam! Pintu tertutup. Dia bersandar lemas di dinding.

"Maafkan aku... Aku melakukan ini karena aku mencintaimu..."

-

Klub detektif Madoka.

Jeremy membentangkan layar putih sementara Hellen mengatur pencahayaan infocus. Aiden membagikan selembaran kertas yang berhubungan dengan latar belakang Pasha. Terakhir Watson, menyeret papan kaca ke depan.

Sebelum mengendap masuk ke klub, mereka sudah memastikan kalau-kalau Stareisia tidak ada di sekolah. Mungkin mereka berada di mana lah atau sujud syukur mereka sudah pergi.

Diskusi pun dimulai.

"Pak Chalawan dan Pasha bercerai pada tahun 19XX. Mereka menyembunyikan perceraiannya sembari menunggu sidang hak asuh. Karena belum bisa membawa Krakal, Pak Chalawan kembali ke Berlin sendirian lalu menyibukkan diri dengan pembangunan rumah.

"Lalu tahun 20XX penculikan itu pun terjadi, kasus Kinderen. Saat Pak Chalawan hendak menjemput Paul dan Krakal untuk membicarakan masalah tersebut. Mau tak mau, beliau dan Pasha melupakan soal perceraian lalu memfokuskan pencarian anak mereka.

"Masih dalam tahun sama, bulan keenam. Pak Chalawan dan Pasha mengajak mereka berdua ke taman bermain Pockleland, New York, dalam rangka liburan pasca penculikan. Lalu kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya."

Yang membawa presentasi adalah Aiden. Gadis itu seperti biasa bisa menyimpulkannya dengan sistematis.

"Casiel Mudrak, kaki tangan Pasha dan orang yang merekrut Jerena. Dia menculik Heineri karena membutuhkan sesuatu darinya merujuk Heineri pernah mengoperasi Pasha."

Jeremy mengelus dagu. "Heineri seorang mantan dokter bedah, tentu saja Casiel memerlukan kemampuannya. Maksudku, dalang di belakang Casiel."

Tapi siapa sebenarnya 'dalang' ini? Kejahatannya berjalan mulus apalagi cara membunuhnya begitu halus.

"Dan, kita harus segera menemukan Heineri secepatnya. Kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padanya."

"Tidak, Bari benar. Jika mereka membutuhkan kemampuan operasi Heineri, maka mereka takkan melukainya. Kecuali jika Heineri menolak. Lagi pula kita masih belum tahu GPS musuh."

[END] King Krakal - "Please Find My Brother"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang