، ✷ ⸒: untitle [28] !

878 78 5
                                    

Jihan saat ini duduk di salah satu kursi di balkon rumah seseorang yang menolongnya dari kejadian pemerkosaan  minggu lalu

Jihan asik melamun sebelum tepukan halus  di bahunya membuat nya kaget

Jihan menoleh,  lantas memandang dalam diam sosok yang menatapnya tersenyum itu ia hanya diam tanpa mau membalas senyuman sosok yang berada dihadapannya

Sosok itu mendekat ke arah jihan lalu mendudukkan dirinya di kursi samping jihan dan meletakkan secangkir coklat hangat yang asapnya masih mengepul banyak

" gw mau pulang.  "

Ucap Jihan memecah keheningan balkon tersebut

Sosok itu menoleh,  tersenyum tipis

Jemarinya ia bawa untuk mengelus surai jihan

" lo bisa pulang,  asal lu udah ngerasa baikan tapi kalo belum gausah gw gamau ambil resiko lu bunuh diri gara gara depresi " sosok tersebut menatap tajam manik Jihan yang mulai mengeluarkan bulir air mata

Jihan menghentakkan kasar jemarinya, ia menghapus air matanya kasar

Menatap nyalang sosok dihadapannya,  lalu mengacungkan telunjuk jarinya ke sosok tersebut

" gw muak sama lu hiks,  gw cuma mau pulang!!  " ujarnya kesal

Sosok itu menarik kasar pergelangan tangan jihan membuatnya menubruk dada bidang pria itu

Jihan sempat memberontak,  tapi karena kelelahan ia menangis dengan kedua jemarinya yang ia kalungkan di leher pria itu

" Ji mau pulang...  " ujar Jihan dengan suara yang lumayan serak

Akhirnya Jihan tertidur lagi,  karena terlalu banyak menangis.


.
.
.



   Di kamar, terlihat Jessica yang asik bermain game di handphone Jeno sedangkan si pemilik handphone mandi

Manik bulat nya dengan fokus memainkan sebuah video game di handphone calon suaminya

Ting!

Dahi Jessica mengernyit menatap pesan yang ada di handphone

Bunda Mertua :
Sampaikan maaf bunda kepada putri sulung bunda,  bunda mohon nak.

Jessica membaca kalimat pesan yang ia yakin bahwa bundanya sendiri lah yang mengetiknya

Beberapa chat juga yang ada di sana Jessica liat,  tak peduli jika sang kekasih marah lagian juga Jessica hanya membuka chat Ibunya dengan Jeno.

Air mata tak bisa Jessica bendung lagi, bundanya ternyata masih menerimanya?

Ia kira Jessica telah dibuang semenjak ia dinyatakan Hamil.

Jessica kira ia tak dianggap sebagai keluarga nasution lagi oleh keluarganya

Ia mengusap air mata yang luruh di pipinya,  tersenyum tipis disela sela tangisannya yang keluar

' Ternyata bunda masih sayang sama Nana '  - batin Jessica terharu

Ceklek! 

Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi dan telah menggunakan kaos hitam tanpa lengan dengan bawahan celana futsal itu berjalan cepat ke arah Jessica dengan raut wajah khawatir yang kentara

Mendudukkan diri di samping tubuh kekasihnya,  Jeno mengelus punggung jessica perlahan

" kenapa hei?  " ujarnya Jeno khawatir

FRIENDZONE | NOMIN GS [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang