Jessica berjalan cepat meninggalkan sang ibu yang mengernyit heran di teras rumah, dan semua itu tak luput dari pandangan Michelle dan ayah Yusuf yang menggendong Mihera
" tumben si teteh langsung nyamber aja ke kamar " tanya si anak tengah keheranan
" mungkin dia capek Chell " ujar ayah Yusuf tenang, walau ia tahu pasti ada masalah yang menimpa sang sulung nya
Biasanya jika Jessica pulang dari kediaman keluarga Jagraka itu, ia dengan semangat 45 akan menceritakan tentang kesehariannya yang berada di rumah keluarga tersebut
Tapi tidak biasanya ia pulang dengan wajah murung dan berjalan ke arah kamarnya dengan langkah cepat seakan tak ingin berbicara dengan keluarganya
.
.
.Sesampainya Jessica di kamarnya, ia pun mengunci kamarnya merebahkan diri di kasur empuk miliknya
Mengambil boneka ryan berukuran sedang, Jessica peluk boneka tersebut sembari menatap langit langit kamarnya yang berisi gantungan bintang kecil dan bulan
" huh, Nana cuma takut " ujarnya pelan
Jessica hanya takut, takut dengan segala hal yang bahkan belum tentu terjadi .
.
.
.Malam hari di keluarga Nasution, terlihat disana si sulung yang sibuk membantu sang ibu di dapur sedangkan sang anak tengah bermain bersama si bungsu yang diawasi pergerakannya oleh sang ayah
Ayah Yusuf memperhatikan si sulung yang sedari tadi terdiam, padahal biasanya ia sama berisiknya dengan sang adik
" Nana? Kenapa nak? " tanya sang ayah
Jessica menatap sang ayah, ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan
Ayah Yusuf tahu jika si sulung menyembunyikan sesuatu dari nya, ayah hanya berdoa semoga bukan bencana besar.
.
.
.
Sebulan kemudian...
Semua berjalan seperti biasanya, tanpa adanya masalah Jessica dan Jeno juga masih berhubungan sebagai pacar bukan friendzone.
Ntah Jessi harus bahagia atau bingung, tapi sadar ia hanya melakukannya sekali dengan jeno tak mungkin ia langsung mengandung
Ia Jessica berharap demikian, dan ia juga menjadi maniak makan makanan yang serba instan seperti mie atau makanan cepat saji dan ia tak ingin meminum susu
Tidak seperti Jessica yang kita kenal, hal ini juga yang membuat orang rumah khawatir apalagi bunda Wina sebagai sang ibu terus terusan menegur sang putri karena selalu memakan makanan yang kurang bergizi dan pola makannya yang kurang teratur
Ya, Jessica pikir dengan begitu itu bisa membuat benih Jeno yang bersarang di rahimnya tak hidup apalagi berbentuk
Sampai hari itu tiba, hari yang membuat hubungan sebuah teman yang baru memadu asramanya merangkap sebagai orang tua di usia mereka yang masihlah sangat labil dan perlu bimbingan.
Di pagi hari minggu itu terlihat sosok gadis yang bersandar lemas sembari mengatur nafas dan mengelus perut nya yang terasa nyeri di dinding depan wastafel di kamar mandinya
Jessica, yang masih memakai piyama hijau bermotif kartun pororo tersebut meringis pelan saat dirasa ia akan memuntahkan sesuatu dari tubuhnya
Jessica perlahan bangkit dan dengan kepala yang berkunang kunang ia berjalan mendekati wastafel dan memuntahkan isi perutnya, walau hanya lendir putih yang keluar
Jessica hanya menatap nanar muntahannya, ia lalu menghidupkan keran wastafel untuk menyiram muntahannya tadi
Jessica termenung sebentar, lalu ia pun beranjak mengambil handuk dan mulai mandi .
.
.
.Jessica turun perlahan ke arah meja makan yang sudah ada ayah Yusuf, Michelle serta sang ibu yang menyiapkan bekal makan siang nya dibantu oleh mbak Jiya dan mbak Lilis yang bermain bersama Mihera di kursi dorong baby
Ayah Yusuf menatap lekat si sulung , lalu berkata
" Nana? Gaenak badan kamu? " tanya ayah Yusuf
Jessica mengangguk " iya yah, mual terus ugh " ujar Jessica sembari mendudukkan dirinya di samping Michelle yang menatap nya heran
Bunda Wina menatap si sulung heran, ia lalu menghampiri putrinya dan meletakkan punggung tangannya di dahi si sulung
Bunda Wina mengernyit, ia menatap Jessica yang saat ini menatapnya dengan mata sayu
Bunda Wina mengambil tempat untuk duduk di samping Jessica, ia sikap sweater baby blue milik jessi lantas mengelus perlahan perut milik jessica
Jessica menyender di bahu sang ibu saat perutnya di elus elus dengan pelan
Bunda wina mengernyit, saat jemarinya merasakan perut si sulung keras seperti seseorang mengandung.
Tunggu?
Mengandung?!
Manik lembut bunda wina berubah tajam ia bangkit dan menarik kasar lengan anak sulung
Semua itu tak luput dari pandangan ayah Yusuf, Michelle, mbak lilis, mbak jiya yang terkejut dan mihera yang menatap mereka berdua polos
.
.
.Bunda Wina menarik kasar lengan Jessica membuat Jessica meringis berusaha melepaskan , ayolah perutnya terasa sangat sangat kram tapi kenapa ibunya menariknya kasar seperti marah dan menatap nya tajam seolah ia melakukan sebuah kesalahan besar
" hiks, b-bunda l-lepash " ujar Jessica berusaha melepaskan cengkraman kuat sang ibu di lengan tangannya
Jessica kalah, ia menangis membiarkan air matanya mengalir deras menuruni pipi gembulnya yang memerah, sakit di perutnya juga ketakutannya akan sikap ibunya seolah olah ia melakukan kesalahan
Langkah kaki cepat itu mengarah ke kamar Jessica , bunda Wina membuka pintu kamar si sulung lalu menyeret Jessica dan membawanya kedepan kamar mandi
Bunda Wina keluar tanpa mengatakan apapun lalu kembali lagi dengan sebuah..
Testpack?
Jessica terlihat kebingungan menatap benda yang ada di tangan sang ibu
Bunda Wina menyerahkan testpack tersebut kepada jessica lalu berkata,
" pake. liat caranya di bungkus gausah manja kalo udah kasi ke bunda. " ujarnya
Jessica hanya menatap takut mimik wajah sang ibu
Ia takut, ia takut mimpi buruk yang ia takutkan benar benar terjadi
Jessica sungguh takut.
CHAPTER 20, FINAL!
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE | NOMIN GS [√]
Fanfic[ END ] 〘 Lee Jeno ✘ Na Jaemin 〙 Lika - liku mengenai percintaan Aldara Jessica Nasution, gadis manis yang terjebak pada hubungan ' Friendzone ' dengan Letnan Jaenoazzam Jagraka. Laki - laki yang sudah memiliki hubungan dengan sepupu Jessica sen...