، ✷ ⸒: Ini Mimpi Kan? [20] !

853 80 0
                                    

Jessica berjalan cepat meninggalkan sang ibu yang mengernyit heran di teras rumah,  dan semua itu tak luput dari pandangan Michelle dan ayah Yusuf yang menggendong Mihera

" tumben si teteh langsung nyamber aja ke kamar " tanya si anak tengah keheranan

" mungkin dia capek Chell " ujar ayah Yusuf tenang,  walau ia tahu pasti ada masalah yang menimpa sang sulung nya

Biasanya jika Jessica pulang dari kediaman keluarga Jagraka itu,  ia dengan semangat 45 akan menceritakan tentang kesehariannya yang berada di rumah keluarga tersebut

Tapi tidak biasanya ia pulang dengan wajah murung dan berjalan  ke arah kamarnya dengan langkah cepat seakan tak ingin berbicara dengan keluarganya

.
.
.

     Sesampainya Jessica di kamarnya,  ia pun mengunci kamarnya merebahkan diri di kasur empuk miliknya

Mengambil boneka ryan berukuran sedang,  Jessica peluk boneka tersebut sembari  menatap langit langit kamarnya yang berisi gantungan  bintang kecil dan bulan

" huh,  Nana cuma takut " ujarnya pelan

Jessica hanya takut,  takut dengan segala hal yang bahkan belum tentu terjadi .


.
.
.

      Malam hari di keluarga Nasution,  terlihat disana si sulung yang sibuk membantu sang ibu di dapur sedangkan sang anak tengah bermain bersama si bungsu yang diawasi pergerakannya oleh sang ayah

Ayah Yusuf memperhatikan si sulung yang sedari tadi terdiam,  padahal biasanya ia sama berisiknya dengan sang adik

" Nana?  Kenapa nak?  " tanya sang ayah

Jessica menatap sang ayah,  ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan

Ayah Yusuf tahu jika si sulung menyembunyikan sesuatu dari nya,  ayah hanya berdoa semoga bukan bencana besar.

.
.
.




   Sebulan kemudian...

Semua berjalan seperti biasanya,  tanpa adanya masalah Jessica dan Jeno juga masih berhubungan sebagai pacar bukan friendzone.

Ntah Jessi harus bahagia atau bingung,  tapi sadar ia hanya melakukannya sekali  dengan jeno tak mungkin ia langsung mengandung

Ia Jessica berharap demikian,  dan ia juga menjadi maniak makan makanan yang serba instan seperti mie atau makanan cepat saji dan ia tak ingin meminum susu

Tidak seperti Jessica yang kita kenal,  hal ini juga yang membuat orang rumah khawatir apalagi bunda Wina sebagai sang ibu terus terusan menegur sang putri karena selalu memakan makanan yang kurang bergizi dan pola makannya yang kurang teratur

Ya,  Jessica pikir dengan begitu itu bisa membuat benih Jeno yang bersarang di rahimnya tak hidup apalagi berbentuk

Sampai hari itu tiba,  hari yang membuat hubungan sebuah teman yang baru memadu asramanya merangkap sebagai orang tua di usia mereka yang masihlah sangat labil dan perlu bimbingan.

Di pagi hari minggu itu terlihat sosok gadis yang bersandar lemas sembari mengatur nafas dan mengelus perut nya yang terasa nyeri di dinding depan wastafel di kamar mandinya

Jessica,  yang masih memakai piyama hijau bermotif kartun pororo tersebut meringis pelan saat dirasa ia akan memuntahkan sesuatu dari tubuhnya

Jessica perlahan bangkit dan dengan kepala yang berkunang kunang ia berjalan mendekati wastafel dan memuntahkan isi perutnya, walau hanya lendir putih yang keluar

Jessica hanya menatap nanar muntahannya,  ia lalu menghidupkan keran wastafel untuk menyiram muntahannya tadi

Jessica termenung sebentar,  lalu ia pun beranjak mengambil handuk dan mulai mandi .

.
.
.



    Jessica turun perlahan ke arah meja makan yang sudah ada ayah Yusuf,  Michelle serta sang ibu yang menyiapkan bekal makan siang nya dibantu oleh mbak Jiya dan mbak Lilis yang bermain bersama Mihera di kursi dorong baby

Ayah Yusuf menatap lekat  si sulung  , lalu berkata

" Nana?  Gaenak badan kamu?  " tanya ayah Yusuf

Jessica mengangguk " iya yah,  mual terus ugh " ujar Jessica sembari mendudukkan dirinya di samping Michelle yang menatap nya heran

Bunda Wina menatap si sulung heran,  ia lalu menghampiri putrinya dan meletakkan punggung tangannya di dahi si sulung

Bunda Wina mengernyit,  ia menatap Jessica yang saat ini menatapnya dengan mata sayu

Bunda Wina mengambil tempat untuk duduk di samping Jessica,  ia sikap sweater baby blue milik jessi lantas mengelus perlahan perut milik jessica

Jessica menyender di bahu sang ibu saat perutnya di elus elus dengan pelan

Bunda wina mengernyit,  saat jemarinya merasakan perut si sulung keras seperti seseorang mengandung.




Tunggu? 

Mengandung?! 

Manik lembut bunda wina berubah tajam ia bangkit dan menarik kasar lengan anak sulung

Semua itu tak luput dari pandangan ayah Yusuf,  Michelle,  mbak lilis,  mbak jiya yang terkejut dan mihera yang menatap mereka berdua polos

.
.
.


     Bunda Wina menarik kasar lengan Jessica membuat Jessica meringis berusaha melepaskan , ayolah perutnya terasa sangat sangat kram tapi kenapa ibunya menariknya kasar seperti marah dan menatap nya tajam seolah ia melakukan sebuah kesalahan besar

" hiks,  b-bunda l-lepash " ujar Jessica berusaha melepaskan cengkraman kuat sang ibu di lengan tangannya

Jessica kalah,  ia menangis membiarkan air matanya mengalir deras menuruni pipi gembulnya yang memerah,  sakit di perutnya  juga ketakutannya akan sikap ibunya seolah olah ia melakukan kesalahan

Langkah kaki cepat itu mengarah ke kamar Jessica , bunda Wina membuka pintu kamar si sulung lalu menyeret Jessica dan membawanya kedepan kamar mandi

Bunda Wina keluar tanpa mengatakan apapun lalu  kembali lagi dengan sebuah..







Testpack?

Jessica terlihat kebingungan menatap benda yang ada di tangan sang ibu

Bunda Wina menyerahkan testpack tersebut kepada jessica lalu berkata,

" pake.  liat caranya di bungkus gausah manja kalo udah kasi ke bunda.  " ujarnya

Jessica hanya menatap takut mimik wajah sang ibu

Ia takut,  ia takut mimpi buruk yang ia takutkan benar benar terjadi

Jessica sungguh takut.

CHAPTER 20, FINAL!

FRIENDZONE | NOMIN GS [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang