، ✷ ⸒: Tiga Sosok Pergi [36] !

743 66 9
                                    

Ntah mood ngetik w yang meningkat atau karena gabut karena emang gada kegiatan  ̄へ ̄

Tapi gapapa deh,  dari pada book ini terbengkalai dan book lain juga dah banyak ngantri minta di publish ye,  jadinya w up dulu book ini pelan - pelan

Dan oh iya jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ya brosis,  ehew O(≧▽≦)O

.
.
.


   Jeno saat ini masih memacu mobil mewahnya dengan kecepatan diatas rata - rata , karena jalan raya saat ini sedang terjadi kemacetan akhirnya Jeno memilih memakai jalan pintas melewati pepohonan yang lumayan lebat,  dan penerangan yang cukup temaram.

Jessica dengan segala upaya menahan agar matanya tidak tertutup,  nafasnya ter engah - engah seperti orang yang habis melakukan lari berkilo - kilo.

" J-Jenh,  c-cepethh hiks " ujarnya pelan

Jeno yang saat ini panik terus menaikkan laju mobil nya.

" tenang hm?,  dan aku mohon jangan tutup mata kamu " ujarnya pelan,  mengabaikan rasa sakit di area dada yang makin kesini semakin sesak.

Akhirnya mereka berhasil melewati jalan pintas tersebut dan saat ini akan menyebrang ke arah jalan besar.

Tapi ntah datang dari mana sebuah truk berwarna hijau tiba - tiba datang dari arah timur dengan kecepatan diatas rata - rata.

Jessica yang semula bisa menahan rasa sakit di area perutnya seketika menegang dan melindungi perutnya dan memekik keras.

" JENO!!  " ujar Jessica dikala maniknya terkena lampu truk yang membuatnya silau.










Prang!!

Foto Jeno kecil di nakas kamar bunda Rembulan jatuh,  membuat nya segera beranjak untuk mengambil nya,  tapi baru saja ia akan menyentuhnya jemarinya terkena serpihan kaca membuat jemarinya berdarah.

" J-Jen... "

Ntah kenapa perasaan bunda Rembulan menjadi khawatir terhadap keadaan putra sulungnya itu.




.
.
.







Jeno yang merasa dalam bahaya langsung berteriak;

" LOMPAT SEKARANG!  " Teriaknya membuat Jessica yang sudah berurai air mata langsung membuka pintu mobil dan melompat sebisanya.

Brugh!!

Manik berair miliknya langsung saja menatap Jeno yang saat ini sudah melompat dan mendarat dengan sempurna walau di beberapa area tubuhnya ter dapat bercak darah.

Jeno dengan sekuat tenaga nenghampiri istrinya dengan merangkak,  karena rasa sakit yang ia rasakan sehingga tak dapat menggerakkan kedua kakinya.

Mobil mereka berdua melaju dengan cepat ke arah truk tersebut dan terjadilah kecelakaan disusul ledakan besar yang memekakkan telinga keduanya.

DUARRR!

DUARRR!

DUARRR!

FRIENDZONE | NOMIN GS [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang