43

22.6K 443 15
                                    

1 minggu telah berlalu. Hari Dies Natalis SMK Merdeka telah tiba dengan antusiasme yang membara. Seluruh sekolah dipenuhi dengan dekorasi berwarna-warni dan bunyi musik yang ceria. Siswa-siswi berkumpul di aula utama, siap menyaksikan beragam penampilan yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan.

Bianca berdiri di sisi panggung, memeriksa gitarnya sambil menatap sekeliling. Dia bisa merasakan ketegangan dan excitement dari para peserta lainnya. Suara penonton yang bercampur dengan hiruk-pikuk persiapan membuat suasana semakin meriah.

Acara dimulai dengan penampilan tari tradisional dari sekelompok siswa. Mereka mengenakan kostum yang penuh warna dan menari dengan penuh semangat. Gerakan mereka yang terampil dan sinkron membuat penonton bertepuk tangan riuh, memberi semangat kepada para penari.

Setelah tari tradisional, band sekolah tampil dengan energi yang tak kalah menakjubkan. Lagu-lagu pop dan rock dibawakan dengan penuh semangat, dan panggung menjadi hidup dengan sorakan penonton. Andre, menampilkan solo gitar yang memukau, sementara Lia, menyanyikan lagu-lagu dengan suara yang merdu dan penuh emosi.

Selanjutnya, paduan suara sekolah mengisi panggung dengan lagu-lagu klasik dan modern. Suara harmonis mereka menyebar ke seluruh ruangan, memberikan nuansa yang damai dan mengharukan. Penampilan mereka diakhiri dengan sebuah lagu spesial yang dipersembahkan untuk merayakan hari istimewa ini.

Drama musikal menjadi penutup acara. Para pemain, yang terdiri dari siswa-siswi berbakat, memerankan cerita yang penuh dengan drama, humor, dan romansa. Dengan kostum yang berkilauan dan skenario yang menarik, mereka berhasil membuat penonton terhanyut dalam cerita yang mereka bawakan.

Di tengah-tengah acara, Bianca bersiap untuk tampil. Dengan gitar di tangan, dia merasa campur aduk antara gugup dan bersemangat. Akhirnya, dia melangkah ke panggung dan memulai penampilannya.

Bianca berdiri di tengah panggung yang diterangi lampu sorot. Di sekelilingnya, suasana aula SMK Merdeka dipenuhi dengan antusiasme penonton yang bersemangat. Namun, ada sesuatu yang berbeda malam ini. Suara gitar yang mengalun lembut, mengisi ruangan dengan melodi yang menyedihkan.

Bianca memegang gitarnya dengan tangan yang sedikit bergetar, namun tatapannya tegas dan penuh fokus. Malam ini, dia akan membawakan lagu "Demi Waktu" dari Ungu, sebuah lagu yang penuh emosi dan makna bagi Bianca.

Saat Bianca mulai bernyanyi, suaranya mengalun lembut namun penuh perasaan. Setiap lirik yang dinyanyikannya terasa seperti dari lubuk hati yang terdalam.  "Maaf kan aku, menduakan cintamu, berat rasa hatiku tinggalkan dirinya"

Di tengah-tengah penampilannya, Bianca merasakan bagaimana setiap kata dan nada mulai menyentuh hati para penonton. Beberapa orang terlihat mulai meneteskan air mata, bahkan Bianca sendiri mulai membendung air matanya di sana, sementara yang lainnya hanya bisa terdiam, terbawa oleh suasana dan melodi yang penuh emosional.

"Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu, maafkanlah diriku sepenuh hatimu"

Ketika bagian refrein lagu datang, Bianca mengeluarkan seluruh emosi yang ia rasakan. Suara gitarnya yang lembut berpadu dengan vokalnya yang penuh rasa, menciptakan sebuah pengalaman yang sangat mengharukan meskipun keadaan hatinya berantakan. Lampu sorot yang memancar lembut membuat Bianca terlihat seakan-akan berada di dalam dunianya sendiri, dan penonton seolah ikut merasakannya.

"Seandainya bila ku bisa memilih"

Di tengah penampilannya, Bianca dapat melihat beberapa wajah di kerumunan yang sudah terlihat basah oleh air mata. Suasana menjadi semakin hening, hanya diisi oleh suara merdu dan melankolis dari Bianca yang memenuhi ruang aula. Setiap nada yang dinyanyikannya terasa seperti sebuah perasaan yang diungkapkan dengan sempurna.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang