exam

354 55 0
                                    

Hari ini gue berangkat lebih pagi karena harus jemput Danesa di rumahnya, dia udah keluar rumah sakit beberapa hari lalu dan orangnya ngotot mau ikut ujian padahal udah diyakinin sama gue dan keluarganya yang lain bahwa gapapa kalau emang harus susulan.

Gue gak mampir karena ternyata pacar gue udah siap duduk di kursi depan rumahnya, ia sedikit berlari ke arah mobil gue dengan mulut yang gak berhenti teriak pamit ke orang tuanya, gue ketawa liat tingkah lucu Danesa.

Soal penyakitnya yang katanya kanker itu, keluarga pacar gue memutuskan buat ngerahasiain semuanya dulu dan nunggu sampai hasil MRI keluar, Danesa yang polos nyerempet bodoh itu juga iya iya aja tanpa mau tahu kebenaran penyakitnya.

"Good morning pacarku!" Danesa masuk ke seat di sebelah gue, sebelum pakai seatbelt ia menyempatkan diri buat ngecup pipi kiri gue.

"Good morning, udah sarapan?" Pacar gue mengangguk lucu, tolong tahan gue buat gak gigit dia sekarang juga.

"Udah minum obat? Bawa obatnya kan? Nanti ujian sampai jam berapa? Bareng aku kan pulangnya?" Tanpa sadar gue menghujani Danesa dengan berbagai pertanyaan, Danesa cuma merengut.

"Aku kira udah gak dibawelin lagi karena gak ada Mama, ternyata Kak Dam sama aja." Protesnya, gue terkekeh dan mengusap rambutnya pelan.

"Mau dijawab, gak?"

"Udah diminum tadi obatnya, iyaa aku bawa nih udah disiapin mama dalam tas, nanti aku cuma dua matkul jadi pulang jam satu kayanya, mau bareng dong nanti Kak Dam selesai jam berapa?"

"Sama kok, cuma nanti aku mau ketemu dosen sebentar. Kamu tunggu di kantin Ekonomi apa depan gerbang aja?"

Pacar gue menggeleng, "Aku langsung ke tempat Kak Dam aja."

"Gak boleh, kejauhan nanti kamu capek. Tunggu di kantin fakultasmu aja biar aku yang ke sana ya?" Danesa menghembuskan napas berat sebelum akhirnya mengangguk.

Gue pun kembali menyalakan mesin mobil setelah memastikan seatbelt yang melingkari tubuh pacar gue terpasang sempurna.


***


Sialnya janji gue buat anter jemput Danesa selama ujian gak bertahan lama, baru hari kedua dan gue udah diharuskan buat berangkat lebih pagi.

Gue gak mungkin membiarkan pacar gue ikutin jadwal gue yang luar biasa padatnya, bisa tambah parah sakitnya nanti.

Maka dengan terpaksa gue titipkan Danesa ke Jeria, dan pacar gue mungkin akan bertahan cukup lama jadi thirdwheel di antara dua sahabatnya.

Gue yang pada dasarnya adalah manusia yang suka banget sama belajar dan ditambah sekarang lagi musim ujian beneran bikin gue seolah lupa sama hal-hal di luar itu.

Udah berhari-hari gue habiskan tanpa menghubungi Danesa sama sekali, dan untungnya pacar gue jarang protes. Sesekali kami masih berkirim pesan cuma sekedar basa basi perihal jangan sampe telat makan dan gue yang ngingetin dia supaya gak lupa minum obat.

Ditambah letak gedung fakultas kami yang lumayan jauh jadi emang mustahil buat kita gak sengaja ketemu di kampus, seinget gue pacar gue cuma ada empat hari ujian sedangkan gue full sampai sabtu dan satu matkul wajib di senin depan.

Ini hari kamis yang artinya hari terakhir ujian pacar gue, gue dan Jeria sempet janjian supaya atur pertemuan gue sama Danesa, tapi sialnya ada satu dosen rese yang gak pernah mau punya asisten tapi selalu ngerepotin gue di situasi yang timing nya gak pas.

Kayak sekarang, dengan terpaksa gue batalin janji buat ketemu pacar gue dan ended up input nilai mahasiswa baru di ruangannya. Pekerjaan simple tapi dosen gue seolah bakal bisulan di muka kalau ngerjain ini sendirian.

Sorrow [Damdo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang