Lembar Masalalu

6 0 0
                                    

Ada banyak hal yang tersembunyi dari sosok Felix Tasher bukan saja karena tidak jelas siapa ibunya tapi juga lantaran alasan bagaimana perusahaan Tasher Grup bisa berada dalam kekuasaannya. Pria satu itu terlalu misterius untuk bisa diketahui apalagi entah bagaimana para mafia sekelas Yakuza sekalipun tidak pernah mau berurusan dengannya. Dimata kebanyakan orang dia hanya tampak seperti politis yang akrab dengan intrik politik dan kekuasaan tapi dimata beberapa orang dia adalah bajingan berseragam politik. Bagaimana tidak, dibalik karier politiknya ia juga seorang kriminal yang sering melakukan banyak kejahatan untuk meraih dan mempertahankan kekuasaannya.
Namun pria yang katanya punya sisi kejih itu adalah sosok yang dulu pernah berlutut bahkan mengemis cinta kepada seorang Aida Hirawan, aktris muda berbakat dan sumber patah hati terbesarnya. Tidak ada yang tahu apa sebab pernikahannya dengan Aida berakhir karena tak pernah ada perselingkuhan atau pihak ketiga. Mereka berpisah begitu saja dengan Aida sebagai penggugat dan setelahnya tidak pernah lagi tercium cerita tentang kisah cinta Felix dengan bintang top asal Indonesia itu.
Hari ini setelah sekian lama nama Aida yang tak pernah lagi memasuki hidupnya untuk pertama kalinya ia kembali mendengar nama itu saat seseorang mengiriminya pesan singkat dan mengaku sebagai putri kandung Aida. Felix sempat ragu sampai salah seorang anak buahnya membenarkan isi pesan singkat itu dan memang Aida memiliki seorang putri yang sampai beberapa hari lalu bahkan ia ketahui kebenarannya.
Felix ingin bertemu langsung gadis itu dan melihat seperti apa wajah putri Aida yang ia pikir hanya senang mencicipi tubuh para pria dengan mempermainkan sebuah pernikahan. Felix akan mencari tahu sendiri apa yang diinginkan gadis itu dengan mendatangi mantan suami ibundanya yang pernah menjadi gelandangan cinta.
"Tuan, tamu anda sudah datang" seorang pelayan menegur Felix yang sedang duduk termenung di halaman belakang.
"Dengan siapa dia datang?"
"Sepertinya dia membawa teman tapi saya tidak melihat temannya ikut turun"
"Teman?"
"Benar tuan, saya sempat melihat seorang laki-laki di atas yarch yang mengantarnya"
"Baiklah, minta dia menunggu sebentar"
"Baik tuan" kata pelayan itu sembari berlalu pergi sementara Felix berdiri dari sofanya dan melangkah menuju ruang tamu tempat gadis itu menunggunya. Langkah Felix seketika terhenti saat melihat paras gadis dan warna rambut gadis yang sedang duduk di ruang tamunya itu. Ia jelas tak asing dengan gadis di hadapannya ini, seorang sutradara muda yang sedang menjalin kerjasama dengan salah satu anak perusahaan keluarganya, Tasher Studio. Hanya saja Felix belum pernah bertemu muka dengannya hanya pernah sekali melihatnya saat ia sedang berkunjung ke Tasher Studio beberapa bulan lalu.
"Kau..." Felix seakan kehilangan kata-kata karena ia bahkan tak mengira jika gadis manis yang sempat dilihatnya beberapa bulan lalu adalah putri dari mendiang Aida. Gadis itu bahkan tidak mirip dengan Aida kecuali warna matanya yang kehijauan.
"Saya Akila Hirawan putri Aida Hirawan" kata gadis itu mengulurkan tangannya pada Felix yang menjabat tangannya sebagai balasan. Felix seketika teringat pada pertemuan pertamanya dengan Aida bertahun-tahun lalu dan senyum gadis itu sangat mirip dengan Aida, senyum yang mampu membuat detak jantungnya berdenyut lebih kencang dari biasanya.
"Apa yang membawamu kemari? Aku dan Aida sudah selesai"
"Mungkin"
"Maksudmu?"
"Jika kita tak terikat hubungan darah mungkin anda dan ibu saya benar-benar selesai" kata Akila yang seketika membuat Felix terkejut. Ia dan Aida selama pernikahan tidak sekalipun pernah memiliki seorang anak apalagi pernikahan mereka bahkan tidak menyentuh satu tahun. Felix sendiri juga baru mengetahui tentang putri Aida yang usianya jelas tak bisa dihitung dengan usia pernikahannya. Ia dan Aida menikah dua puluh tujuh tahun lalu dan setelah bercerai tidak pernah ada hubungan sama sekali hingga tidak masuk akal jika gadis ini yang bahkan baru berusia 23 tahun adalah putrinya dengan Aida. Hanya saja sulit dipungkiri kalau mereka memiliki warna rambut yang sama.
"Jadi itu alasanmu mencariku?" tanya Felix.
"Benar"
"Nikmati dulu tehmu, aku akan mengambil sesuatu yang kurasa kau akan sangat tertarik" kata Felix saat melihat pelayan datang membawa dua cangkir minuman hangat.

***

Akila tak tahu apa ia sudah benar mencari keberadaan ayah kandungnya dengan mendatangi Felix atau ini hanyalah jalan buntu. Keluarga besar ibundanya bahkan ayah tirinya pun tak tahu apa-apa soal pernikahan ibundanya dengan beberapa pria sebelum dengan ayah tirinya. Namun Akila masih berharap semoga kedatangannya mencari Felix akan memberinya jalan keluar atau setidaknya petunjuk.
"Ini foto pernikahan kami dan itu terjadi 27 tahun lalu" kata Felix yang akhirnya muncul dengan membawa album foto lamanya. Di dalam album itu juga terselip sebuah Koran lama yang memuat berita pernikahan ibundanya yang jika dihitung berdasarkan tahun sudah terjadi sekitar 27 tahun lalu. Sulit mengatakan ucapan Felix dusta jika ada bukti surat kabar lawas yang sulit ia pungkiri kebenarannya.
"Apa anda tahu siapa seseorang yang menikahi ibuku..."
"Aku tidak tahu tapi mungkin kau bisa bertanya pada seseorang"
"Siapa?"
"Dia mantan pelayan ibumu"
"Mantan pelayan ibuku?"
"Cornel namanya, dia juga tinggal di Istanbul hanya saja wanita itu sering bepergian jadi aku tidak tahu kapan dia akan kembali"
Felix sebenarnya tak mau tahu urusan yang berkaitan dengan mantan istrinya itu tapi melihat Akila yang tampaknya sedang benar-benar ingin mencari ayah kandungnya membuat Felix merasa ingin sedikit membantunya. Ia ragu apakah benar memberitahunya tempat tinggal Cornel adalah cara untuk membantunya atau itu hanya akan membuatnya dalam masalah mengingat siapa Cornel dan bagaimana hidup perempuan satu itu.
"Berikan aku alamatnya"
"Dia seorang wanita penghibur, kau masih ingin mencarinya"
"Aku ingin menemukan ayahku bukan terlibat dalam urusannya"
"Joe, kemari" panggil Felix pada salah seorang pengawal yang baru saja lewat di dekat ruangannya. Dengan patuh pria itu menghampiri Felix.
"Iya tuan"
"Antarkan nona ini ke tempat Cornel"
"Cornel?"

***

Bila aku mampu mengubah waktu
Aku juga ingin mengubah kelahiranku
Menganti semua takdirku
Hingga semua berjalan atas keinginanku

Namun Tuhan diatas kuasaku
Ia tak tunduk padaku atau keinginanku
Ia memiliki kehendaknya sendiri untuk menulis nasibku
Bahkan meski itu tampak seperti menyakitiku

Sekarang aku harus bagaimana?
Haruskah berlari menghindari kenyataan yang membuatku terluka
Atau menerima semuanya meski menyakitkan
Seakan aku hidup tanpa pilihan

Bingkai Cinta Di Laut MarmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang