🦋🧚♀️✨
"Selamat siang semua" Semua murid kelas IPS 2 langsung duduk ketempatnya masing-masing setelah tau siapa yang datang"Selamat siang juga pak" Jawab mereka serentak "Maaf hari ini saya tidak bisa mengajar kalian karena saya harus rapat dengan kepala sekolah. Sebagai gantinya tolong kerjakan buku paket halaman 113-115" perintah sang guru
"baik pak" Didalam hati mereka sebenarnya senang bukan main saat tau pelajaran terakhir jamkos
"Disini sekertaris kelasnya siapa?" Tanya guru itu lagi "Saya pak!" Acel pun mengangkat tangannya
"Tolong kerjasamanya ya, nanti kalo sudah semua bukunya tolong dikumpulkan dan ditaruh dimeja saya" Acel mengangguk paham "Iya pak" Dan guru itupun pergi dari kelas dan menutup pintu
Setelah keluarnya guru yang diketahui adalah guru ekonomi, keadaan kelas menjadi sangat berisik.
BRAKK
"LO PADA DENGER GA PAK RENO BILANG APA TADI?!!" Teriak Acel marah pada teman sekelasnya dan pelaku yang mengebrak meja adalah dia sendiri
Seketika penghuni kelas diam, Acel memang ramah pada teman sekelasnya tapi dia juga mau teman-temannya bisa lebih disiplin jika ada jamkos apalagi ini masih diberi tugas
Tak jarang Acel marah seperti itu, dan itu membuat sebagian teman sekelasnya sedikit takut jika melihat Acel sudah Marah
"Iya Acel iya, ampun. Gue diem nih" Itu Raskal, salah satu orang yang bersuara diantara keheningan itu "Tau situasi dong, lo pada masih dikasih tugas buat dikerjain. Jangan kaya bocah, berisik!" Marahnya pada semua orang dikelas
Setelah itu ia kembali duduk dan langsung mengerjakan tugas yang diberi Pak Reno tadi
Acel menghela nafasnya perlahan, ia juga tidak tau mengapa tiba-tiba ia marah-marah seperti itu. Sifatnya memang mudah marah dan tidak suka diganggu, tapi cuma untuk saat-saat tertentu
"Sabar Cel, orang sabar disayang Jian" Bisik Dara pelan pada Acel "Kalo begitu mah gua udah selalu sabar kali" Dara hanya terkekeh
"Cih, dasar bucin" Sinis Dara pada Acel "Emang" Sahut Acel dengan nada sombong "Kalo orang-orang mah bucinnya berdua sama pasangannya, lu mah bucin sendirian aja" Sindiran seperti itu memang sudah biasa Dara lontarkan pada Acel
Bukan bermaksud menyakiti Acel, tapi untuk menampar Acel yang sudah terlalu larut mencintai seseorang secara sepihak
Sayangnya semua kata-kata tamparan yang dilontarkan Dara tidak membuat Acel gentar, Acel tetap ngeyel untuk mencintai Jiannya walaupun hanya ia yang mencintai sendirian
Tiba-tiba ada yang datang sambil menggeret kursi dan duduk disisi meja Acel dan Dara, orang itu Adalah Saka "Acel kerjasama yuk" ucapnya lembut dan pelan agar tidak menganggu yang lain
"Yuk, lo yang ngerjain gue yang mindahin jawaban lo ke buku gue ya" Acel hanya menyengir tak berdosa "Ya bantuin gue mikir juga bocil" Saka yang gemas pada Acel pun mendaratkan ujung pulpennya dikepala Acel
Tenang aja pelan kok, mana mungkin seorang Saka yang soft bersikap kasar
Dua puluh menit sudah berjalan dan Acel yang benar-benar hanya memindahkan jawaban Saka kedalam bukunya
Tiba-tiba Jian dan Wildan datang "Eh gue nyontek juga dong" Acel tau itu suara Wildan makanya ia tidak usah bersusah payah untuk menengok lagi
"Minimal bantuin mikir jugalah, jangan tiba-tiba minta contekan. Dikira gue ama Saka ga cape nyari jawabannya" Itu Acel dengan kata-kata pedasnya
Wildan yang sudah tau sifat Acel pun tidak terlalu bawa perasaan atas perkataan Acel tadi. "Yaelah, Acel doangkan emang yang ngegas mulu" kali ini Acel tau, bahkan sangat tau itu suara siapa
Ia menghela nafasnya, itu Jian yang sedang berdiri disampingnya sambil memegang buku dan pulpen "Emang iya, kenapa? gasuka lo?" Masih dengan nada sinisnya Acel menjawab ucapan Jian "Suka Cel suka" Jawab Jian enteng
Itu salah satu contoh yang Acel bilang kalo sikap Jian itu suka tarik ulur. Mungkin itu hal biasa untuk Jian, tapi ngga untuk Acel. Bahkan perlakuan manis sekecil apapun akan selalu dianggap momen romantis yang membuat Acel semakin jatuh cinta pada Jian. Walaupun sebenarnya Jian berlaku seperti itu bukan kepadanya saja
Setelah Jian berkata seperti itu, tanpa Acel dan yang lain sadari bahwa diantara mereka ada yang memperhatikan raut wajah Acel disaat Jian bilang kata 'suka'
Disaat Curut Geng perlahan berkumpul dimeja Acel, ia pun beranjak dari duduknya "Heh, Cel lo mau kemana?" Saka menginterupsi Acel yang akan beranjak dari kursinya
"Gue mau ke Devan aja, dia orangnya adem ayem soalnya ngga kaya lo-lo pada, berisik" Setelah itu Acel duduk dikursi sebelah Devan, lebih tepatnya dikursi Raskal karena Devan teman sebangku Raskal
"Lo udah ngerjain Van?" tanyanya melirik buku Devan untuk melihat apakah Devan sudah mengerjakan atau belum "Ntar aja kalo si Raskal udah dapet jawabannya semua baru gua ngerjain" Acel melotot sedangkan Devan hanya tertawa kecil
"Ternyata lo emang sama aja ama mereka, cuma bedanya lo agak pendiem aja. Diem-diem membagongkan" Lalu mereka berdua tertawa
to be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
without epilog
Romanceini cerita tentang sebuah kisah tanpa prolog dan juga berakhir tanpa epilog. Kisah yang belum pernah dimulai namun harus berakhir tanpa kata selesai. "gue suka sama dia dari jaman SMP bahkan sampe sekarang" -Acel "gue lagi deketin anak sekolah sebel...