chapter 9

11 3 0
                                    



🦋🧚‍♀️✨

"Cel, lo ga ikut rapat? bukannya hari ini penentuan anggota OSIS?" Tanya Raskal yang baru datang "Gue mengundurkan diri" Jawab Acel sambil meminum es jeruknya "Loh? emang ngapa?" Ersa pun ikut bertanya "Gapapa, males aja gue. Ribet"

Saat ini mereka sedang menghabiskan jam istirahat di kelas. Acel dan Dara sempat membeli makanan dan minuman di kantin lalu mereka bawa untuk makan di kelas saja, begitupun dengan Curut Geng yang sekarang ikut berkumpul di meja pojok belakang, tempat duduk Saka dan Ersa

"Yah padahal dikit lagi lo naik jabatan Cel, masa mundur" Sahut Jian yang sedang mabar di handphonenya tapi masih sempat mengikuti perbincangan itu

"Dibilang gue males ribet. Lagi juga gue ga diizinin sama nyokap, takut guenya capek" Mereka hanya menyimak interaksi antara Acel dan Jian

"Emang harus mundur ya Cel, kaya berjuang kalo ngga dihargain juga harus mundur" Celetuk Saka "Ah bucin banget anjing" Decak Wildan yang memang 'anti romantice'

"Halah cuma modal ketikan doang lo bilang berjuang" Timpal Raskal menyindir Saka "Ssttt, yang nice try mulu ngga diajak" Mereka semua tertawa

"Yang virtual jangan ketawa" Mereka semua diam mendengar ucapan Raskal "Emang siapa yang virtualan?" Tanya Acel melihat kearah temannya satu persatu "Tuh, si Devan Abimanyu" Tunjuk Raskal

"AHAHAHHA ANJING LEBIH PARAH" Wildan langsung ketawa ngakak "Heh ga boleh gitu" Ucap Dara membela Devan

"Iya ga boleh gitu, soalnya lo juga tersindir kan" Ikut acel mengompori "Eh ngga ya" Elak Dara

"Lagian apasi enaknya virtual. Cuma bisa screenshot chatan doang ngga bisa foto berdua" Timpal Jian yang menyudahi gamenya

"Yang lebih parahnya udah dibaperin pake ketikan tau-taunya dia ada yang lebih nyata buat digenggam tangannya" Sambung Ersa

"Tapi masih mending virtual daripada suka sama orang bertahun-tahun tapi cuma bisa mendem aja" Kini Acel yang merasa tersindir dengan ucapan Dara

"Anjay siapa tuh?" Sahut Acel pura-pura tidak tau "Ada dah, ntar kalo gue spill malah makin panjang" Diam-diam Acel menyubit paha Dara yang memang berada disampingnya

"Anjay keren juga tuh orang, siapa si? Lo ya Sak?" Mereka yang mendengar pertanyaan Jian hanya bisa menyumpah serapahi didalam hati

'Goblok! beneran goblok' Batin Saka
'bukan temen gue anjing' Batin Wildan
'Boleh gasi gue teriak kalo orang itu si Acel dan yang disukanya itu ya lo Jian babi' Batin Dara menggebu-gebu
'Hadahh sulit' Batin Ersa
'Ini gue ngapain dah disini?' Batin Devan yang gatau mau ngomong apa

"Bukanlah anjir, gue mah udah punya Irene Twice" Jawab Saka dengan wajah sombong "Red Velvet anjir bukan Twice" Koreksi Dara yang memang Kpop stan

"Emang ya? gue kira Irene dari Twice" Saka hanya tertawa kecil "Udah salah kenceng lagi" Timpal Acel

Tak lama bel pun berbunyi tanda istirahat telah selesai. Dan akhirnya mereka mengikuti pelajaran terakhir hingga selesai

Tapi saat mereka ingin pulang hujan turun cukup deras, memang sedari mereka masih belajar dikelas pun langit sudah mulai mendung dan gerimis pun sudah mulai rintik-rintik

"Aduh kenapa harus ujan sih, pala gue udah pusing banget" Keluh Acel yang sedang menunggu hujan daritadi, kebetulan ada bangku yang menyatu dengan tembok didepan kelas

"Ya namanya ujan gabisa diatur kapan dia harus turun Cel, lo tunggu didalem kelas aja sana" Sahut Raskal yang memang sedang menunggu hujan reda juga

"Lo kenapa ngga pulang? rumah lo kan deket dari sekolah" Tanya Wildan pada Raskal, bahkan itu bukan seperti pertanyaan melainkan perintah

"Ya kan ini ujan deres juga Wil, ya tetep basahlah gue nanti. Tega bener lo" Protes Raskal

Sementara Wildan dan Raskal yang berdebat, Acel terlihat sibuk membalas pesan di handphonenya "Heh matiin dulu hp lo, lagi ada petir juga" Tegur Dara pada Acel

"Iya bentar" Setelah itu Acel mematikan data seluler pada handphone dan menaruhnya didalam tas

"Lo chat siapa emang?" Tanya Dara "Janji ga kepo" Jawab Acel dengan wajah meledek Dara

"Anjir, serius. Kak Jeffran ya?" Tunjuk Dara menggoda Acel "Lagian lo sih segala kasih nomor gue ke Kak Jeffran"

Memang sedari tadi itu Acel sedang berbalas pesan dengan Jeffran yang kebetulan masih ada di sekolah karena habis mengurus beberapa hal yang bersangkutan dengan OSIS. Katanya sih sebagai senior alias mantan Waketos ia harus ngajarin Ketos, Waketos, dan anggota OSIS nya yang baru untuk beberapa hal

Kalo kalian tanya darimana Jeffran mendapat nomor handphone Acel, itu jawabannya dari Dara. Karena kebetulan Jeffran mengenal Dara yang memang Adik dari teman nongkrongnya

Dan untuk pertanyaan mengapa Jeffran baru kenal dan kontakan dengan Acel sekarang-sekarang ini, jawabannya ia baru mengetahui kalo Acel teman Dara dan ia pun dekat dengan Acel karena masalah OSIS kemarin. Maklum Acel kan jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan murid disana

"Oit, Bang Jeffran!" Sapa Wildan pada Jeffran yang sedang berjalan menghampiri mereka "Yoi, bro" Jeffran hanya menanggapi seadanya

"Mau nyari siapa lo kesini?" Tanya Wildan yang memang sedikit akrab dengan Jeffran, Karena kadang jika istirahat ia sering nongkrong diwarung belakang sekolah yang sama

"Gue nyari Acel, dia belom balik kan ya?" Jawabnya celingak-celinguk "Anjay, lo lagi deket ama si Acel bang?" Raskal pun ikut menimbrung sok akrab

"Pantesan kemaren pas gue lagi nyebat diwarung belakang lo nanya gue sekelas atau ngga sama yang namanya Acel" Ucap Wildan lagi "Wkwk, kaga" Jeffran hanya menyengir

"Jadi ada ga?" Tanyanya lagi memastikan

"Ada tuh didalem kelas, tadi sempet duduk disini si juga sebenernya tapi masuk lagi katanya pusing palanya" Jeffran melongok ke dalam kelas dan melihat Acel yang sedang menelengkupkan kepalanya diatas meja

"Yaudah, thanks gue mau masuk dulu" Wildan mengangguk dan Jeffran langsung masuk kedalam kelas

Sedari tadi obrolan Wildan dan Jeffran tidak luput dari pandangan Jian karena Jian juga sedang berada di dekat Wildan

"Acel, hei" Panggil Jeffran lembut sambil menepuk bahu Acel "EH- Loh? Kak Jeffran kok beneran kesini? padahal tadi aku bilang ngga usah" Acel kira Jeffran tidak akan menyusul kekelasnya

"Gapapa kali, ayo kamu bareng aku aja. Kebetulan aku lagi bawa mobil juga" Ajak Jeffran

"Tap-" belum satu kata tapi ucapan Acel sudah dipotong "Udah gausah tapi-tapian, katanya kamu pusing. Kalo nunggu ujan reda juga masih lama" Acel bingung dengan tawaran Jeffran

Di lain sisi ia juga tidak enak karena ia pun baru mengenal Jeffran minggu-minggu ini

"Gapapa nih? Rumah kakak sama aku ngga searah tau" Jeffran hanya terkekeh "Gapapa Acel, santai aja" Acel membeku saat Jeffran mengusak kepalanya

"Udah tuh Cel, lo sama Kak Jeffran aja" Dara akhirnya bersuara setelah menjadi nyamuk tiba-tiba

"Tuh gapapa kata Dara, lo juga mau ikut bareng Dar?" Tanya Jeffran pada Dara "Ngga usah kak, Abang gue lagi otw jemput pake mobil kok" Tolak Dara sopan

"Yaudah yuk" Jeffran menuntun Acel untuk bangun dari kursinya lalu berjalan keluar dengan tangannya masih menggandeng tangan Acel

"Wil, gue duluan ya" Pamitnya pada Wildan yang masih setia menunggu hujan diluar "Widih oke bang, mantep dah udah digandeng aja. Tiati ya bang" Jeffran hanya mengacungkan jempolnya

"ACEL!" Panggilan Wildan saat sudah sedikit jauh, Acel pun berhenti sebentar lalu menoleh kearah Wildan

"GOOD LUCK" Wildan mengedipkan matanya sebelah sambil mengacungkan dua jari jempolnya

Acel hanya tersenyum, dan tidak sengaja pandangannya bertemu dengan mata Jian yang juga melihatnya bersama Jeffran. Entah perasaannya saja atau memang benar, tapi ia melihat raut wajah Jian yang terlihat sendu melihat kearahnya


to be continue

without epilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang