Briefing baru saja berakhir, semua karyawan dan anak magang berpencar masuk ke bengkel masing-masing. Namun King tidak, dia tetap berdiri di sana untuk mengatakan sesuatu pada Adnan.
Dengan sikapnya yang biasa, tenang, dingin, dan tak terbaca. Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Tatapan King lebih tajam, bibirnya terkatup rapat, dan auranya terasa semakin tidak terjangkau. Bianca di ujung sana merasa penasaran dengan laki-laki yang semalam menghantui pikirannya.
"Pindahin gue ke bagian motor aja (bengkel B)" kata King dengan nada datar, tapi tegas.
Adnan, sebagai kepala tim mengerutkan keningnya "nggak mungkin bro. Inputan di bengkel A banyak, nggak ada yang megang. Kalo Galang lo kan tau sendiri ceroboh"
King tetap diam, tapi sorot matanya menunjukkan ketidakpuasan. Adnan melanjutkan dengan nada lebih lembut, "ada apa sih,?"
Percakapan itu berakhir tanpa perlawanan dari King. Dia hanya mengangguk singkat tanpa menjawab pertanyaan Adnan.
Bianca yang mengamati dari kejauhan benar-benar merasa malu karena tindakannya ternyata membuat orang lain risih.
Ketika King masuk ke bengkel A, Bianca tanpa sadar tersenyum kecil. Entah kenapa, meskipun pria itu selalu bersikap dingin, kehadirannya memberikan rasa nyaman di tengah suasana bengkel yang kadang penuh tekanan.
King meletakkan ponselnya di meja tanpa melihat ke arah Bianca, lalu langsung memeriksa peralatan yang ada di sana. Bianca yang sedang merapikan dokumen mencuri pandang, mencoba membaca ekspresi pria itu. Namun, seperti biasa, wajah King sulit ditebak.
"Kak Fira" panggil Bianca.
Fira yang masih mengikat rambutnya itu menatap Bianca dan menjawab "iya,?"
"Kamu tau nggak, cara minta maaf sama cowok anti gagal.?" Tanya Bianca dia juga melirik King.
"Jadi kamu berantem sama pacar kamu,?" Tanya Fira, tanpa mengalihkan pandangannya dari perkakas King terdiam menyimak pembicaraan Fira dan Bianca.
"Calon pacar sih kak" jawab Bianca masih sempat melirik King lagi.
"Oh jadi kamu udah mau ganti pacar,?" Tanya Fira.
"Nggak tau juga, liat aja nanti" kata Bianca mengambil 1 inputan untuk ia selesaikan.
"Sini aku kasih tau, cowok itu sukanya di manja kalo lagi ngambek." Kata Fira.
"Hah,??" Heran Bianca, Fira hanya mengangguk. "Kalo cowoknya lebih tua 3 tahun gimana,? Di manja juga,?" Tanya Bianca menatap Fira tak percaya.
"Mau tua mau muda ataupun mau seumuran, tetep aja maunya di manja. Di sayang-sayang." Kata Fira. "Di kasih pengertian selanjutnya cuddle hahahaha" kata Fira kemudian tertawa renyah.
King yang berada dekat 3 meter dari keduanya hanya berdehem kebingungan.
"Percaya deh, mau bentukan cowoknya kaya apapun tua muda kalo diajak cuddle pasti mau" kata Fira.
"Kamu gitu kah kak,?" Tanya Bianca, dan Fira mengangguk.
"Okelah makasih kak" kata Bianca kembali ke meja tempurnya sambil melihat King yang ternyata juga melihatnya.
"Ca aku ke toilet dulu ya. Mau pup" kata Fira 10 menit kemudian.
Bianca yang mulai sibuk dengan alat tempur berupa obeng dan televisi tidak terlalu memperhatikan Fira. Ia membongkar televisi besar itu dengan hati-hati. Sesekali ia mendengus kesal karena merasa kesulitan "ihh,,, kalo udah rusak ya buang aja. Beli yang baru ngerepotin orang aja. Mana aku nggak dapet gaji lagi" gerutunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa