Bab 21

7K 365 2
                                    



Happy reading guys.....






Setelah kejadian pembongkaran rahasia Ana, hari ini Ainin kembali bersekolah sepanjang koridor Ainin selalu mendapatkan sapaan serta pujian dari murid lain, ehh jangan lupakan permintaan maaf yang cuman di anggukin Ainin.

Ainin memasuki kelas di suguhkan dengan sahabatnya yang bergosip ria, karena melihat Ainin masuk kelas dengan antusiasnya mereka yang ad di kelas menyambut dengan meriah.

Sekolah berjalan seperti biasa sangat membosangkan seperti biasa tapi berbeda dengan Arnold dkk (-kenzo) yang setiap saat meminta maaf tapi di abaikan oleh Ainin.

"Hai Ainin" sapa Kenzo ketika melihat Ainin duduk disalah satu kursi kantin

"Apaan?" Tanya Ainin dengan memutar bola matanya malas. Gimana yah tuh si Kenzo katanya kutub tapi kok malah nyapa duluan.

"Duduk dekat gue sini cepetan" ajak Kenzo dengan menunjuk kursi di sebelahnya yang emang selalu kosong

"males ah" ucap Ainin yang memang malas untuk satu meja dengan Arnold dkk

"Sini aja cepetan" paksa Kenzo dengan tidak tau malunya ke kursi Ainin sambil menarik tangannya

"Ckck iya" putus Ainin dengan berdecak malas

Yang berada di kantin di buat melongo melihat interaksi keduanya apalagi seorang Kenzo yang notabenya pendiam dan jarang berinteraksi dengan perempuan dan sekarang dengan santainya memegang tangan Ainin, sunggu mengejutkan. Sedangkan Arnold dkk iri melihat interaksi keduanya, mereka juga penasaran kapan Kenzo dan Ainin akrab??.

Setelah kejadian yang di kantin membuat semua murid heboh sekarang waktunya pulang sekolah, Ainin yang memang malas pulang ke rumah dan tentunya malas meladeni keluarga Alexander memutuskan ke markasnya untuk mengeksekusi Ana.

SKIP RUANG BAWAH TANAH

Karena malihat Ana tertidur dengan tidak berperasaan nya Ainin menyiramnya dengan air es.

Byurr

"AKKHH"

"Lo sia-pa?" Tanya Ana dengan gemetaran

Yah memang Ana ngk tau karena di ruangan tersebut pencahayaannya sangat remang-remang.

"Ah hai jalang, Lo ngk kenal gue hemm?" Jawab Ainin dengan mengelus pipi Ana dengan belati kecilnya.

"Apa mau Lo hah" teriak Ana emosi ntah kemana raut ketakutannya

"Hemm apa yahh? Mungkin membunuhmu lebih bagus hahhaha" jawab Ainin dengan tawa yang sangat menggelegar dan menyeramkan bagi yang mendengarnya.

"Hiks lepasin gue, to-long hiks lepasin gue" mohon Ana dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Lepas yahh, hemm" ucap Ainin dengan pura-pura berfikir

"Oke gue lepas tapi..."jedanya tapi udah membuat Ana berbinar.

"Jangan seneng dulu dongg. maksud gue tuhh, gue lepas tapi kepala Lo harus kepisah dulu Ama badan lo, bagus kann" ucap Ainin dengan suara rendahnya

"Hikss jan-gan Ainin ak-u hiks min-ta maaf"ucap Ainin sambil berlutut di kaki Ainin.

"Ehh tapi gue males lihat muka Lo gimana dong? Sekarang aja yah gue enek lihat muka Lo" ucap Ainin dan...

Bleshhh

Kepala Ana menggelinding di dekat kaki Ainin. Ainin yang melihat itu segera menendang dan bergegas keluar membersihkan diri.






- - - -








Jangan lupa vote and comment:)

Cape juga yahh heheh

Transmigrasi "I'am Anin not Ainin" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang