Beberapa waktu sebelumnya.
"Uhuk! Uhuk! Ma!" Samy yang sedang mengunyah roti gandum tersedak ketika mendapati ponselnya berdering dengan foto garang Pa memenuhi layar.
"Apa?! Makan dengan pelan, Ma tidak akan memintanya!" Omel Ma sambil berjalan ke arah Samy yang masih bersantai di atas ranjang. Ma mengambil segelas air minum di atas meja nakas lalu memberikan pada Samy.
Samy minum air dari gelas dengan memburu. Setelah semuanya normal Samy melihat ke ponselnya lagi.
"Pa menelfon, aku terkejut hehe," cengir Samy. "Apa pa akan pergi perang?" Gumam Samy.
"Jaga mulutmu!" Satu pukulan mendarat di kepala Samy dari Ma membuat Samy meringis.
"Kha, Pa," jawab Samy.
"Suamiku!" Seru Ma khas ibu-ibu heboh di luar sana.
["Anak ku, benar kamu sedang sakit? Karena ulah bos mu yang kejam?"] Seloroh Pa di ujung telepon. Otomatis dahi Samy mengernyit.
"Pa pasti menelfon Gulf dulu ya?" Selidik Samy dengan ekspresi cemberut.
["Benar, hehe. Jadi kenapa kamu sakit? Pekerjaan mu sangat berat? Kamu sebaiknya segera mengajukan surat resign ke perusahaan semacam itu."]
"Ish, Pa. Samy sangat sehat, tahu! Samy sudah pulih seratus persen beberapa menit setelah operasi dan sekarang Samy sedang bersantai. Bos Mew menjamin semua yang Samy butuhkan saat sakit."
["Ao? Tapi kata Gulf-"]
"Pa tahu tidak, setelah lulus Gulf menolak kuliah!" Adu Samy.
"Bangun siang!" Imbuh Ma.
"Pergi bermain game sampai pagi?" Sahut Samy.
"Menggoda Bibi bibi yang belanja di toko kita!" Suara Ma lebih keras lagi.
"Ao? Benarkah Ma?" Tanya Samy terkejut. Ma mengedipkan mata memberi isyarat pada Samy.
"Benar. Menggoda Bibi Ten!" Samy semakin bersemangat.
["Astaga?!! Bukankah usia Ten sudah limapuluh tahun lebih?"]
"Benar. Jadi biarkan saja Gulf bekerja menggantikan Samy, Pa. Kalau Pa tidak berhasil membawa Gulf sekolah militer biar Samy saja yang membuat Gulf menghadapi dunia kerja yang sebenarnya. Bagaimana menurut Pa?"
Pa tertawa tergelak. ["Kalian selalu memiliki cara mengerjai anak bungsuku. Ah sudahlah, aku percaya pada kalian. Semoga ini bagus untuk Gulf."]
"Tapi Pa harus membantu kami membujuk Gulf okay Pa? Dia banyak mengeluh, tahu?"
["Ao? Apa yang akan Pa katakan? Pa berjanji akan memberi Gulf kabar baik."]
"Ini kabar baik untuk kami hehehehe," jawab Samy dengan tawa iblisnya.
["Ah, semua orang membuatku pusing. Biarkan aku menelfon Gulf dulu."]
"Su su na, Pa!" Ucap Samy dan Ma bersamaan ketika panggilan telepon Pa berakhir.
"Bagaimana pekerjaan adikmu hari ini?" Tanya Ma penasaran.
"Dia belum menelpon ku, Ma. Aku rasa semuanya berjalan baik."
"Lalu kenapa Khun Dew mencari Gulf sepanjang malam? Apa dia diam-diam menyukai Gulf?"
"Hisssh. Menyukai apa?! Gulf itu mengacau, Ma."
RING RING
Ponsel di atas meja nakas milik Samy kembali berdering.
"Apa pa menelpon lagi?" Gumam Ma sambil melihat pada layar ponsel Samy. "Ao, ini bosmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OH, MY BOSS!
FanfictionPemuda fresh graduate itu bernama Gulf, putra kedua dari sebuah keluarga sederhana pengusaha toko kelontong. Gulf memiliki seorang kakak perempuan bernama Sammy yang sudah bekerja cukup lama di sebuah perusahaan importir. Gulf yang enggan melanjutk...