Sudah sekian menit Mew duduk di atas kursi putar miliknya, menyandarkan punggungnya pada sandaran tinggi dan memusatkan pandangan setajam mata elang menerawang lurus. Dua siku yang ditekuk bertumpu pada pegangan kursi sementara kedua tangannya menaut diantara sela-sela jari. Mew meresapi segala situasi dalam renungnya. Edarkan pandangan ke sekeliling ruang kerja untuk beberapa detik lalu kembali menerawang jauh melihat langit biru tak berbatas.
"Phi, seharusnya hari ini kita bertemu investor dari China," suara Dew yang muncul dari balik pintu membuat fokus Mew seketika kembali.
Mew mendorong kursinya untuk lebih dekat ke arah meja kerja.
"Kenapa Sammy diam saja?!" Mata Mew sudah nyalang murka.
Dew menunjukkan ekspresi kesal pada suaminya, "Sammy masih di rumah sakit, Phi,"
Oh iya benar, bukan kah Mew baru saja memikirkan adik Sammy yang dia temui di rumah sakit semalam?
Setting otak Mew sudah cukup latah dengan kehadiran Sammy sebagai alarm dirinya untuk jadwal apapun.
"Oh," Mew mengangguk singkat. "Dew, bagaimana negosiasi mu dengan Ibu Sammy?"
"Tentang?"
"Adik Sammy, anak pemalas itu? Apa kata ibunya?"
"Aku tidak yakin dia bisa bekerja sebaik Sammy."
"Tapi bisa kan menerima telfon dari relasi, mengatur jadwal kita, dan menyiapkan materi yang kita perlukan?"
Dew menggeleng dengan raut menyerah. "Dia baru saja lulus SMA Phi. Tidak ada bakat sama sekali dalam hal itu. Kita hanya membutuhkan pengganti Sammy satu bulan, kalau anak itu yang bekerja disini waktu satu bulan hanya habis untuk dia belajar."
Mew beranjak dari duduknya dan menghampiri ke arah Dew berdiri, "Tidak Dew, aku melihatnya. Dia memiliki keterampilan setidaknya sedikit saja. Dia juga biasa mengetik pekerjaan Sammy. Aku rasa dia mampu."
"Benarkah?"
"Aku rasa begitu,"
"Lalu apa dia mau?"
"Dia menolaknya tapi setelah ini dia pasti akan menerimanya. Berani bertaruh?"
Dew tersenyum atas tantangan Mew, "Uhm. Anak nakal seperti itu pasti tetap menolaknya," jawab Dew. "Beri Dew hadiah ketika Dew yang menang."
"Oh, jangan terburu-buru Nyonya Dew. Tunggu saja," ujar Mew dengan tenang sambil kedua tangannya merengkuh bahu Dew dari belakang.
BRAKKKK
Dua orang yang sedang bersama di dalam kantor cukup dibuat terkejut dengan suara dari arah pintu.
Seorang pemuda dengan kaos putih polos dan celana sebatas lutut berdiri di ambang pintu yang dibuka dengan kasar. Raut wajahnya terlihat marah dan matanya menyorot tajam pada dua orang yang menatapnya bingung.
"Oh, anak ini. Ada apa?" Mew berperilaku seolah-olah semua hal baik-baik saja.
"Kamu ini benar iblis ya?!" Gulf hampir saja berteriak dengan seluruh tenaga miliknya.
Mew tersenyum sinis, "Apa lagi? Kemari, duduklah dan kita bicara baik-baik."
Mew menarik satu kursi mempersilahkan Gulf duduk, namun akting ramah tamah Mew yang semacam itu membuat Gulf semakin muak.
"Kalian memang tidak memiliki rasa kemanusiaan! Beruntung Phi ku tidak mati di tangan kalian karena bekerja di perusahaan seperti ini! Bisa-bisanya kalian menyurati Phi ku ketika Phi ku baru saja melewati operasinya?! Apa yang ada di otak kalian?! Apa kalian berpikir pekerja kalian adalah robot, begitu?! Apa kalian berpikir kehidupan pekerja hanya tentang mengabdi padamu begitu?!" Gulf mencecar penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH, MY BOSS!
FanficPemuda fresh graduate itu bernama Gulf, putra kedua dari sebuah keluarga sederhana pengusaha toko kelontong. Gulf memiliki seorang kakak perempuan bernama Sammy yang sudah bekerja cukup lama di sebuah perusahaan importir. Gulf yang enggan melanjutk...